-17-

12.8K 812 8
                                    

Selamat membaca 💕
.
.
.

Acha tidak mau pulang. Ia ingin pulang bersama Daddynya. Alhasil mereka menunggu Kezra sampai selesai dengan pekerjaannya.

Lihatlah, kedua gadis itu tertidur di sofa. Acha yang tidur dipangkuan Zee dan Zee dengan kepala menunduk.

Jam sebelas malam Kezra memasuki ruangannya. Pandangannya jatuh pada dua orang yang tertidur pulas di sofa. Kezra menghampiri mereka lalu bersimpuh di antara keduanya.

Ia membetulkan posisi kepala Zee menjadi menengadah ke atas. Memindahkan Acha kepangkuannya lalu menaruh kembali kepala Zee dipundaknya. Kezra masih ingin menikmati momen ini. Berekspektasi kalau mereka adalah keluarga kecil yang bahagia. Seandainya Celine masih hidup, Kezra pasti akan bahagia bersama anak dan istrinya itu.

Tidak...tidak, Kezra segera menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia berpikiran seperti ini. Pasti karena ia kelelahan.

Kezra juga memejamkan matanya ia ingin beristirahat sebentar sebelum nanti ia harus mengendarai mobilnya.

Zee terbangun karena ia sadar saat ini ia masih di rumah sakit. Namun ia belum sadar kalau Kezra tertidur di sebelahnya. Zee menguap setelahnya melirik ke samping, ia terlonjak kaget. Nyaris saja jantungnya melompat keluar.

"Om bangun!" Zee menepuk lengan Kezra berharap pria itu segera bangun.

Kezra membuka matanya perlahan. Tidurnya terusik karena gadis itu.

"Om pulang yuk." Kezra menatap datar gadis itu. Ia mencoba berdiri, agak susah karena ia menggendong Acha.

"Tolong bantu saya berdiri." ucap Kezra. Zee mengangguk lalu mengulurkan tangannya. Kezra menggenggam tangan Zee lalu mencoba bangkit berdiri.

"Kamu bawa barang-barang Acha ya." Zee mengangguk. "Hari ini saya sangat lelah. Saya bisa minta tolong kamu nyetir mobil?" Pinta Kezra. Zee menatap Kezra dengan senyuman.

"Oke." jawab Zee sembari mengacungkan jempolnya. Kezra memberi kunci mobilnya pada Zee.

Zee menyalakan mesin lalu melajukan mobil itu. Entah mengapa sejak tadi perasaan Kezra seperti tidak enak. Seperti ada yang mengganjal dihatinya.

"Tadi saya sudah ijin besok saya tidak bekerja." Ucap Kezra memulai percakapan.

"Kenapa? Om sakit?" Tanya Zee tanpa menoleh. Karena ia harus tetap fokus pada jalanan. Tapi ia menaruh telapak tangannya di dahi Kezra memastikan apa pria itu demam.

"Sepertinya begitu. Saya kurang enak badan." Jawab Kezra.

"Sakit apa? Dokter bisa sakit juga ya."

"Heh, semua orang bisa sakit termasuk dokter."

"Bagus. Om bisa istirahat seharian besok."

Setelah sampai dipekarangan rumah Kezra, Kezra turun untuk membukakan gerbang. Zee memarkirkan mobil itu di garasi lalu segera turun untuk menutup gerbang yang ditinggal Kezra begitu saja.

"Eh, itu mobil Anthony ngapain disini?" Bingung Zee saat melihat ada satu mobil lagi di garasi. Ia hanya mendelik lalu mengejar Kezra.

"Main tinggal aja." Kesal Zee.

"Siapa suruh kamu lama!"

"Yee, bagus saya mau nyetirin ya"

"Pamrih kamu?"

"Enggak tuh." Kezra hanya mengangkat bahunya acuh lalu menekan bel.

"Any body here?" Teriak Zee. Kezra spontan menutup telinganya karena suara Zee yang melengking.

DUREN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang