-43-

12.8K 786 21
                                    

Selamat membaca 💕
.
.
.

Acha membuka pintu kamar Zee. Ia mengamati ruangan penuh boneka seukuran manusia dewasa. Acha mengambil satu boneka itu untuk ia peluk.


"Kak Zee, kok kakak tega ninggalin Acha sendiri? Kak Zee juga gak bilang apa-apa sama Acha kalau kakak pergi. Apa kakak marah saat Acha mau ketemu Mommy Jesika, Acha juga gak bilang ke kakak? Maaf ya kak, Acha lupa waktu itu."

"Apa kakak juga lupa ya ngasih tau Acha kalau kak Zee bakal pergi?"

"Kak, Acha gak tahu harus main sama siapa lagi. Kak Zee paling tau Acha, tapi kak Zee malah ninggalin Acha."

"Acha marah sama kakak. Tapi Acha gak bisa marah lama-lama sama kakak. Kata oma kakak disana belajar, Acha juga disini belajar. Semoga kita sama-sama pintar dan bisa ketemu lagi. Acha sayang kakak."

.

Disinilah Zee berada, kamar mandi. Saat didalam kelas, Zee terus melamun sampai dosen yang mengajar menyuruh Zee cuci muka dan menyegarkan pikirannya.

Zee menatap dirinya di cermin kamar mandi.

"Kok gue malah kepikiran Acha, ya?"

"Kira-kira ngapain anak itu sekarang?"

Zee tersenyum kala mengingat Acha. Wajah lugu dan polos anak itu, Zee mendadak merindukannya.

"Duh Cha, kok tiba-tiba kakak kangen Acha sih. Tapi tenang, kita bakal ketemu lagi kok."

Zee yang merasa sudah enakan, kembali lagi ke kelas mengikuti pelajaran seperti biasa.

"Lah, udah kelar kelasnya?" Tanya Zee pada Felicia yang sedang memasukkan buku dan laptopnya ke dalam tas.

"He'em. Lo ngapain aja di kamar mandi, lama bener dah." Jawab Felicia.

"Ya begitulah."

"Cafe yok." Ajak Felicia.

"Emang lo gak belajar? Lo kan mesti dapet predikat cumlaude."

"Iya sih, tapi otak gue lelah nih, butuh liat cogan keknya."

"Wah, lo suka liat-liat cogan juga?" Tanya Zee antusias.

"Iyalah, gini-gini gue juga suka stalking cowok-cowok ganteng asal lo tau aja. Lo suka cogan juga?"

"Sedikit bosan sih, temen gue cogan semua soalnya." Sombong Zee, keempat curut kesayangan Zee pada ganteng-ganteng. Cuma jangan di depan orangnya dibilang, entar aura sok keren mereka keluar.

"Wah, boleh kenalin gue dong."

"Boleh." Zee membuka hapenya, menunjukkan foto-foto keempat temannya itu.

"Yang cungkring tuh namanya Ogi. Saat ini sibuk ngurus Restoran keluarganya."

"Sebelahnya yang badannya berisi, enak buat peluk namanya Gerald. Saat ini kuliah jurusan teknik pertambangan."

"Yang kulitnya agak kecoklatan namanya Jesse. Saat ini sibuk pendidikan Tentaranya."

"Yang terakhir namanya Viktor. Saat ini dia sibuk kuliah hukumnya. Dia juga ambis, tapi gak seambis lo."

DUREN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang