Selamat membaca 💕
.
.
.
"Eh, pagi Om." Sapa Zee saat ia dan Kezra tak sengaja berpapasan di tangga menuju lantai bawah.Kezra melirik sekilas lalu mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Zee yang sudah mengerucutkan bibirnya kesal.
"Cuekin aja terus. Entar suka bucinin gue deh tu." Batin gadis itu.
Ia juga melanjutkan langkahnya. Sampai di dapur, ia mendapati Bi Ami yang sedang sibuk bergutat dengan alat-alat dapur membuat sarapan.
"Masak apa Bi?" Tanya Zee. Ami terkejut spontan memukul kepala Zee menggunakan sendok penggorengan yang sedang dipegangnya.
"Aduh." Zee mengadu kesakitan lalu memijit bekas pendaratan sendok penggorengan itu.
"Maaf Non. Saya kaget." Ujarnya merasa bersalah.
"Gak papa kok."
"Maafin saya ya Non."
"Sans aja Bibi." Sahut Zee agar wanita paruh baya itu berhenti merasa bersalah. "Entar sembuh sendiri." Lanjutnya.
"Non biasanya bangun cepat ya?" Tanya Ami.
"Enggak juga kok. Tadi saya cium aroma wangi banget makanya saya bangun."
"Bisa aja non."
"Saya gak bilang lho kalau sumbernya dari dapur." Ami terlihat malu namun sedetik kemudian tersenyum.
"Becanda Bi. Masakan Bibi wangi banget. Pasti rasanya enak." Imbuhnya sembari mengacungkan dua jempolnya.
Zee beralih mengambil gelas lalu mengisinya dengan air dingin lalu meneguknya cepat hingga tandas.
Matanya menangkap sosok Kezra yang baru keluar dari kamar mandi bawah. Duda itu kan punya kamar mandi di kamar, mungkin bermasalah kali ya, lagian ini rumah dia juga. Bebas lah mau make kamar mandi yang mana.
"Om!" Panggil Zee. Merasa namanya dipanggil, Kezra berhenti lalu menghadap Zee yang sepertinya akan menghampirinya. Benar saja sekarang gadis itu sudah berada tepat di depan Kezra. Kezra meneliti pakaian yang Zee gunakan. Beraninya gadis itu berpakaian seperti itu dirumahnya. Kalau hanya dia mungkin tak apa. Masalahnya ada lelaki lain juga disana.
"Tumben kamu pake baju kek gitu." Ujar Kezra.
Zee sontak meneliti pakaiannya sendiri. Apa yang salah? Ia hanya menggunakan daster bertali tipis selutut. Tidak nyeplak hanya terbuka sedikit dibagian dada.
"Sejak kapan om perhatiin pakaian saya?" Tanya Zee. Secara ini kali pertama pria itu mengomentari soal pakaian yang dia kenakan.
"Sejak hari ini. Kalau kamu ngotot make, kamu pake pas tidur. Kalau sudah keluar kamar, sebaiknya langsung kamu ganti."
"Kenapa? om kegoda ya?" Zee menaik-turunkan alisnya lalu tersenyum jahil.
Zee mendekat semakin dekat dengan Kezra. Tak lupa senyum menggoda yang dibuat-buat. Percayalah, soal hal menggoda seperti ini, Zee sudah ahli. Ia banyak belajar dari teman-temannya. Tapi ia terlalu takut untuk mencobanya. Tapi sekarang Zee pengen coba, lihat reaksi Kezra bagaimana. Secara pria itu terlihat dingin, Zee penasaran menggoda mahluk es itu.
Zee menggigit bibir bawahnya sensual lalu mengedipkan sebelah matanya. Kezra bergidik ngeri tak paham akan apa yang Zee lakukan saat ini. Ia perlahan mundur namun Zee tetap maju. Mencoba mengikis jarak yang ada.
"Yakin gak kegoda?"
"Heh. Saya malah ngeri kamu seperti ini. Udah sana jauh-jauh dari saya!!"
Zee mengendus leher Kezra membuat sang empu menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN KU
HumorJudul Awal : My Cold Neighbor Kezra Medrofa, pria yang biasa dipanggil Kezra. Dia seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kezra dan putrinya Acha memilih pindah ke salah satu kota di Sumatera ka...