Selamat membaca 💕
.
.
.Kemaren, Zee dikabari Tantenya bahwa malam ini ia harus ikut acara keluarga di rumah kakeknya, wajib katanya. Zee sudah menolak, namun Reyna, tantenya itu terus memaksanya datang. Ia tak suka kakak Mamanya itu, karena selalu ikut campur urusannya. Sama aja dengan anaknya Martha, duh emang ya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Eh, tapi Sharon beda sendiri. Adik Martha itu sedikit pendiam dan lebih menyayangi Zee ketimbang kakaknya sendiri, Martha. Mungkin dominan sifat Bapaknya kali yang Sharon ambil.
Jangan lupakan soal Bibi Claudia. Kakak tertua Mamanya ini selalu saja berkata sesuka hati. Duh, keluarga dari Mamanya memang selalu buat Zee pusing.
Zee sudah mendapat ijin dari Kezra karena dia akan membawa Acha. Sekali lagi Zee membenahi penampilannya dan Acha di cermin besar yang ada di kamarnya. Ia memakai gaun yang Kanaya berikan bulan lalu. Kebetulan banget, Kanaya baru nyampe siang tadi.
"Sial, kenapa kakek harus adain acara beginian sih. Kan gue harus ketemu sama emak anak itu."
"Udah siap kamu?" Tanya Kanaya dari ambang pintu. Zee mengangguk. Kanaya menghampiri Zee lalu memberi Zee sebuah kotak.
"Pake. Ini kakek kasih khusus buat kamu. Kalung peninggalan nenekmu." Zee menerima kotak itu lalu membukanya.
"Wah, bagus banget. Gak salah kakek kasih aku?" Kanaya menggeleng. "Entar ada yang sirik lagi aku make ini."
"Pake cepetan. Habis itu kita berangkat." Setelah berucap demikian, Kanaya mengajak Acha keluar duluan.
Sekali lagi Zee mematut penampilannya di cermin. Sempurna versi dia. Zee melangkah keluar dan mengunci semua pintu.
"Udah?" Tanya Kanaya.
"Udah Ma!" Mereka memasuki mobil Kanaya.
🌻🌻🌻
Hampa. Itu yang Kezra rasakan saat ini. Saat pulang, biasanya dirinya akan disambut Zee atau Acha, tapi hari ini, tak ada yang menyambut kedatangannya. Bahkan Anthony saja belum pulang sepertinya.
Anthony benar-benar memanfaatkan liburannya.
Ia tak langsung bersih-bersih, membuka sepatu rasanya juga sangat malas. Sejak kehadiran gadis itu, Kezra merasa hidupnya berubah. Seperti menemukan sesuatu yang baru yang telah lama hilang darinya.
Kezra merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap tajam langit-langit kamarnya. Kembali ia mengingat perjodohan konyol yang dilakukan Mamanya setahun yang lalu dengan putri teman Mamanya itu.
Bahkan Kezra belum bertemu dengannya. Tapi kenapa Mamanya sangat ngotot menjodohkannya. Yang menjalaninya nanti kan dirinya, bukan Mamanya. Kezra meremas rambutnya frustasi.
🌻🌻🌻
"Wah, putri raja baru dateng nih." Kalimat pertama yang Zee dengar saat memasuki rumah kakeknya. Zee memandang Tantenya itu.
"Iya nih. Putri raja ini baru bisa dateng hari ini, kan sibuk." Jawab Zee lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah.
"Ingat, yang mau kamu temuin itu Kakek, bukan yang lain. Jadi kalau ada yang julidin, kamu acuh saja." Zee ingat perkataan Mamanya saat di mobil tadi.
"Kakek!" Panggil Zee lalu memeluk erat kakeknya itu. Tak bisa dipungkiri kalau ia juga sangat merindukan ayah Mamanya itu.
"Cucu kesayangan Kakek. Kenapa baru dateng sekarang? Kamu gak suka jenguk Kakek? Kamu gak kangen sama Kakek? Padahal Kakek kangen banget lho sama cucu kakek yang satu ini." Maheswara memeluk cucunya erat, menyalurkan segala kerinduannya beberapa bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN KU
HumorJudul Awal : My Cold Neighbor Kezra Medrofa, pria yang biasa dipanggil Kezra. Dia seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kezra dan putrinya Acha memilih pindah ke salah satu kota di Sumatera ka...