Selamat membaca 💕
.
.
.43800 jam berlalu begitu cepat. Yozela Mahesa Hendrikson, gadis 23 tahun yang dipanggil Zee itu berlari dengan cepat keluar aula tempat diselenggarakannya acara wisudanya.
Dia juga Felicia lulus dengan predikat cumlaude.
Saat ini, gadis yang dibalut kebaya dengan rok batik itu menyusuri setiap lorong hingga akhirnya sampai di luar aula yang besar itu.
Dari kejauhan dia sudah bisa melihat Kezra, pria yang saat ini sudah berumur 45 tahun dengan Acha disampingnya.
Zee benar-benar merindukan kedua orang itu. Pasalnya Kezra tidak pernah datang lagi ke Jakarta sekedar mengunjungi orangtuanya di sana. Jadi, Zee tidak pernah melihat pria itu. Apalagi Zee tidak pulang setiap ada kesempatan baik itu libur semester. Karena ia selalu disibukkan dengan makalah dan skripsinya.
Bahkan lewat aplikasi pesan atau media sosial lain juga mereka tidak pernah saling kabar, karena di tahun ketiga Zee kuliah, ponselnya hilang saat pertama kali menggunakan angkutan umum.
Zee berjalan agak cepat begitu juga Kezra yang menggenggam tangan Acha yang memegang sebuah buket berukuran kecil. Hingga jarak kian menipis.
Zee senang Kezra dan Acha datang saat acara wisudanya. Ia bahkan menangis bahagia sekarang.
"Acha," Panggil Zee.
"Happy graduation Mama." Ucap Acha seraya memberi buket kecil pada Zee.
Zee sedikit tersentak saat Acha memanggilnya dengan sebutan Mama. Tapi biarlah, ia menerima buket itu lalu memeluk Acha.
"Thanks, Cha." Jawab Zee.
"Acha udah besar ya sekarang. Ah, sayang banget kakak gak liat pertumbuhan kamu, Cha." Sesal Zee.
"No kakak! Now your my mommy. Right?" Ucap Acha seraya melihat Kezra, meminta penjelasan kalau yang ia katakan benar adanya.
Zee diam. "Why you say that, Cha?" Tanya Zee.
Belum sempat Acha menjawab, Kezra sudah lebih dulu menggapai tangan Zee. Pria itu mengambil buket dan memberinya lagi pada Acha.
Pria dewasa itu mengambil sesuatu dari saku jas yang ia kenakan lalu berjongkok dihadapan Zee.
Zee menutup mulutnya tak percaya. "Apa nih?" Tanya Zee.
"Will you marry me?" Tanya Kezra seraya menyodorkan sebuah kotak beludru berisi sebuah cincin bermata berlian.
"Hah?"
"Jadi Mama Acha ya?" Seru Acha.
Zee masih tak percaya. Dari arah belakang datang keluarganya juga keluarga Kezra. Bukannya menjawab pertanyaan Kezra, ia malah mendekat pada Kanaya.
"Mah," Kata Zee. "Ini yang Mama bilang kejutan?" Tanya Zee lagi.
Kanaya mengangguk. "Udah direncanain?" Tanya Zee lagi.
"Iya. Makanya kamu harus mau. Kasian lho dia nunggu kamu bertahun-tahun juga. Sana ah."
Zee menghampiri Kezra yang masih setia berjongkok. "Kalau saya gak mau?"
"Zee!" Peringat Kanaya.
"Ahh Mama, Zee kan kaget."
Kezra menarik paksa tangan Zee lalu menematkan cincin berlian itu di jari manis Zee.
"Kelamaan nunggu jawaban kamu." Ujar Kezra lalu berdiri.
"Om gak bisa gitu dong. Om maksa saya tau!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN KU
HumorJudul Awal : My Cold Neighbor Kezra Medrofa, pria yang biasa dipanggil Kezra. Dia seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kezra dan putrinya Acha memilih pindah ke salah satu kota di Sumatera ka...