Selamat membaca 💕
.
.
.Naomi yang tengah menata makan malam menoleh ke arah kedua anak manusia yang berjalan beriringan dengan tangan yang saling mengait satu sama lain.
"Ihh, udah jadi mantu mama aja kamu Zee. Cocok banget bersanding sama anak Mama." Ujar Naomi menghentikan sebentar aktivitas nya menata makan malam.
"Ah Tante jangan godain saya dulu." Balas Zee.
Naomi terkekeh. "Mama gak godain kamu. Mama serius pengen kamu jadi mantu mama."
"Udah Mah, kasian tuh mukanya sampe merah gitu." Celetuk Kezra yang sedari tadi diam.
"Apaan sih om. Mana ada ya." Ucap Zee tak terima. Ia juga menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
Kezra yang melihat itu meraup tangan Zee lalu menggenggamnya lagi. Kezra merasa kosong saat tak menggenggam tangan Zee.
Tak menghiraukan Zee yang menatapnya tajam, Kezra berjalan santai menuju meja makan yang spontan membuat Zee juga ikutan berjalan.
Kezra menarik satu kursi untuknya lalu untuk Zee menggunakan tangan kiri sementara tangan kanannya masih menggenggam tangan Zee erat.
"Om," Panggil Zee.
Kezra menoleh.
"Lepas dulu ah. Kek mau nyebrang aja."
Kezra menggeleng. "Engga!"
Zee mencebikkan bibirnya kesal.
"Acha mana Mah?" Tanya Kezra.
"Anak sendiri kok gak tau dimana." Cibir Zee.
"Saya sedari tadi kan jagain kamu." Sahut Kezra.
"Acha masih di kamar. Sebentar Mama panggilin dulu." Ucap Naomi. "Eh, tapi Zee kamu kasih makan duluan aja. Entar Mama nyusul sama Acha. Sayang, kamu makan duluan aja ya." Imbuhnya.
"Kenapa gak bareng aja, Tan?"
"Udah kamu duluan aja, Mama panggilin Acha dulu. Dari tadi dia merengek pengen ketemu kamu."
Zee mengangguk. "Gapapa kan, Tan?"
"Kamu ini. Kamu kan sakit ya gak papa lah. Makan yang banyak ya jangan lupa minum obatnya." Pesan Naomi. Lagi Zee hanya bisa mengangguk.
Setelahnya Naomi beranjak dari sana.
Kini tinggal Kezra dan Zee diruangan itu. "Duduk sini." Ucap Kezra.
Zee duduk. Kezra melepas genggamannya sebentar untuk mengambilkan nasi buat Zee. Lalu kembali menggenggam tangan Zee sembari memperhatikan Zee yang juga menatapnya.
"Gimana saya makannya sih om. Lepas dulu lah, saya gak bakal kemana-mana tau." Sungut Zee.
"Sini saya suapin kamu." Kezra mengambil alih sendok yang Zee pegang.
"Aaa. Ayo buka mulutnya."
"Ih, saya kan bukan anak kecil yang mesti disuapin segala."
"Bagi saya kamu masih anak kecil, sama kaya Acha."
Zee mencebik. "Anak kecil kok mau dinikahin?"
"Kenapa? You my little wife."
Zee menghela nafasnya lelah. "Sekarepmu mas."
Mata elang Kezra berbinar. "Tuh kamu bisa ngucapinnya. Ulang dong." Pinta Kezra.
"Gak ah. Suapin saya lagi, saya laper. Aaa!" Menghiraukan Kezra, Zee melebarkan mulutnya menanti Kezra menyuapkan sesendok nasi di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN KU
HumorJudul Awal : My Cold Neighbor Kezra Medrofa, pria yang biasa dipanggil Kezra. Dia seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kezra dan putrinya Acha memilih pindah ke salah satu kota di Sumatera ka...