Selamat membaca 💕
.
.
.Sudah seminggu berlalu. Ada banyak peristiwa yang terjadi dalam satu minggu itu. Acha sudah diperbolehkan pulang yang artinya, Zee harus minggat dari sana.
Bagaimanapun, Acha masih perlu pengawasan dan perawatan walau sudah keluar dari Rumah Sakit. Oleh karena itu, Jesika tak dapat menolak lagi ajakan untuk dia tinggal di rumah itu. Karena bukan hanya Naomi yang memaksanya, Kezra juga.
Acha masih banyak diam, seperti kebingungan melihat orang-orang di sekitarnya. Tatapannya masih sama, kosong.
Sekarang Jesika dan Kezra sudah kembali bekerja. Alhasil Naomi dan Bi Ami yang akan mengurus Acha. Sementara Anthony sudah kembali, karena libur kampus telah usai.
Sebenarnya Zee sengaja meninggalkan beberapa barang-barangnya di rumah itu, agar ia bisa kesana dengan alasan mengambil barangnya yang ketinggalan. Tapi Kezra, pria itu tak bisa diakali. Dia sendiri yang memeriksa kamar Acha memastikan tak ada barang Zee yang tertinggal. Ada beberapa emang yang tertinggal seperti baju dan boneka beruang seukuran Kezra. Namun, Kezra sendiri yang mengantarnya ke rumah Zee.
Zee mendelik sebal karena pria itu tak bisa diajak kompromi.
Keinginan Zee untuk membeli mobil baru kesampaian juga. Meski Kanaya tak mengijinkan, tapi Zee tetap nekat. Perihal ia akan membagi-bagi sembako memang saat ini belum Zee lakukan. Ia akan melakukannya kalau Acha sudah agak baikan, tanpa sepengetahuan Kezra tentunya.
"Zee pamit ya. Ogi nelpon mulu dari tadi." Pamit Zee lalu mencium punggung tangan Kanaya.
"Hati-hati kamu bawa mobilnya." Ucap Kanaya.
"Iya Mama." Sahut Zee sedikit ngegas.
Zee mengambil kunci dan tas selempangnya, lalu meluncurkan mobilnya ke Restoran Ogi.
Benar saja, saat Zee sampai disana, keempat temannya sudah duduk manis menunggunya.
"Gue telat ya?" Ucap Zee membuat keempat pria itu menoleh padanya.
"Engga kok Zee. Lo ngga telat." Ucap Viktor. Zee membalasnya dengan cengingiran. Karena maksud Viktor adalah Zee memang betul-betul telat.
"Hari ini gue mau traktir lo pada. Emm, syukuran mobil baru gue." Ucap Zee.
"Wah, udah punya mobil sendiri. Berarti gak perlu jasa supir pribadi lagi kan?" Ucap Gerald. Sewaktu sekolah dulu, Gerald memang selalu setia mengantar dan menjemput Zee sekolah. Kalau mau nongkrong, Gerald juga yang menjemput. Cuman ngantarnya suka gantian.
"Hehe. Eh, gimana mau gak gue traktir?"
"Maulah. Gimana kalo ke Resto sebelum terowongan aja. Kan udah lama kita gak makan disana." Usul Jesse.
"Jangan deh, yang deket Grand Mall ajalah." Celetuk Viktor.
"Eh, sialan lo pada yah. Udah jelas-jelas sekarang lagi di Resto gue." Kesal Ogi.
"Oh iya yah. Gue traktir makan sepuasnya di Resto Ogi aja. Pasti dikasih diskon, lebih hemat, hehe." Timpal Zee.
"Sialan lo, Gi." Ucap Viktor kecewa. Sementara Ogi tertawa kemenangan.
"Sajiin makanan spesial lo, Gi." Pinta Jesse.
"Bentar. " Ogi pun pergi ke dapurnya.
"Gimana kuliah lo?" Tanya Zee pada Viktor.
"Em, sejauh ini gue lancar-lancar aja sih. Belum ada hambatannya." Sahut Viktor.
"Terus kapan lo pergi?" Tanya Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN KU
HumorJudul Awal : My Cold Neighbor Kezra Medrofa, pria yang biasa dipanggil Kezra. Dia seorang duda beranak satu yang berprofesi sebagai dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Kezra dan putrinya Acha memilih pindah ke salah satu kota di Sumatera ka...