-
-
-Rauna dengan cepat menuruni anak tangga rumahnya. Semalam, dirinya lembur mengerjakan tugas rangkuman dari dosen killer di kampusnya. Alhasil, dirinya kini bangun kesiangan.
"Rauna, tunggu!" Suara bariton mencegat dirinya. Rauna berbalik badan, ia mengangkat sebelah alisnya seperti mengisyaratkan "ada apa?"
"Kamu tidak mau sarapan dulu, Nak?" tanya Samuel, ayah tirinya.
"Tidak, terimakasih aku sudah terlambat."
Samuel berjalan ke arahnya, ia memberikan beberapa lembar uang merah untuk Rauna.
"Ini, makan di kampus sana. Hati-hati ya."
Rauna mengangguk.
Samuel tersenyum singkat saat Rauna telah berlari meninggalkan dirinya. Jane Anastasia, putri kandung Samuel melihat kejadian tadi. Ia memutar bola matanya malas.
"Dasar tukang drama!" dumelnya.
Samuel berbalik, ia menangkap Jane yang tengah bergerutu kecil. Ia tersenyum hangat melihat putri kandungnya.
"Sudah bangun, Jane?" tanya Samuel.
"Iya Pa."
Jane dan Samuel berjalan ke arah meja makan. Mereka berdua sarapan pagi dengan roti tawar selai coklat dan susu putih. Seperti biasa, jika sedang makan maka hanya ada keheningan.
"Pa," panggil Jane.
"Iya, Nak?"
"Kan aku udah berkali-kali bilang, jangan terlalu sayang sama anak itu! Dia makin lama makin ngelunjak!" tegas Jane.
Samuel hanya diam. Memang benar apa kata Jane, Rauna sama sekali tidak mempedulikan dirinya. Karena bagi Rauna, Samuel adalah penghancur rumah tangga orang tuanya.
"Tapi bagaimanapun, Papa harus menebus semua kesalahan Papa, Nak."
Jane berdecak. Lagi dan lagi, Papanya itu selalu mengungkit kesalahan masa lalu.
"Ck, terserah lah."
Jane melanjutkan sarapannya. Sedangkan Samuel, ia sudah selesai menyantap sarapannya dan hendak berdiri dari meja makan.
"Papa mau kemana?" tanya Jane.
Samuel hanya tersenyum singkat. "Papa mau ke kantor. Kamu mau ikut?"
Jane menggeleng pelan. "Jane ada kelas nanti siang, Pa."
Samuel hanya mengangguk.
---
Rauna sekarang tengah berada di kelas. Entah keberuntungan datang dari mana, dosen nya sekarang tidak bisa masuk kelas karena keperluan mendadak.
"Una! Ntar gue ke rumah lo ya, ada orang nggak di rumah?" tanya Fuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Ka-ting ku!
Non-Fiction"Aku mohon Rauna, menikahlah denganku! Setidaknya, pikirkan keadaan bayi kita!" mohon Vendra. Mendengar permohonan Vendra, hati Rauna sedikit tersentuh. Ia menimang kembali tawaran Vendra untuk menikahi dirinya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Ra...