-
-
-Seperti yang di ucapkan Fuyu tadi pagi, kini dirinya, Rauna dan juga Dagna tengah berada di kamar Rauna. Ruangan yang bertema pastel membuat mereka makin betah berlama-lama di dalam kamar.
"Gue pesan MC'D mau nggak?" tawar Dagna.
Fuyu dan Rauna mengangguk bersemangat.
Dagna tersenyum, ia sangat suka melihat kedua sahabatnya ini saat ditawarkan makanan, apalagi junk food mereka langsung semangat 45.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka asik bercerita mengenai hal apapun. Sejak jaman SMA, mereka memiliki selera yang sama mulai dari humor, makanan, warna, boyband, hingga genre film. Tak bisa dipungkiri itulah yang membuat hubungan mereka menjadi awet dan tahan lama.
"Eh iya btw, ntar malem BTS konser online loh! Lu berdua kagak mau nonton?" tanya Dagna.
Fuyu tersenyum licik.
"Hoho, nggak usah lo kasi tau gue udah siap siaga!! Nih liat!" Fuyu mengambil ranselnya dan memperlihatkan isi ranselnya. Rupanya, ada 2 buah ligh stick berbetuk lampu taman didalamnya.
"Omo omo! Lo sigap banget sih sist! Jadi sayang deh!" Dagna memeluk Fuyu dengan erat.
Rauna hanya tertawa pelan melihat tingkah laku kedua sahabatnya ini. Jika sudah seperti ini, ia hanya bisa diam dan memperhatikan keduanya karena ia sangat suka melihat kedua sahabatnya saat berkelahi.
"Eh tapi Rauna, gue cuma bawa 2 karena emang punya nya 2 doang. Lo punya kan? Belum rusak kan?" tanya Fuyu.
Rauna mengangguk.
"Iya ada kok, tuh!" Rauna menunjuk lemari kaca yang berada di sudut ruangan. Lemari itu berisi merchandise boyband kesukaannya, BTS.
"Sip deh kalau gitchuu," ucap Fuyu senang.
Dagna memperhatikan sekitar. Ia berdiri dan berjalan ke arah pintu, membuka pintu kamar lalu melirik ke kanan dan ke kiri. Di rasa aman, ia menutup kembali pintu kamar dan berjalan ke arah dua sahabatnya.
"Eh iya, gue kok nggak lihat si Jane ya? Dia kemana?" tanya Dagna.
"Jane?"
Rauna berfikir sejenak.
"Ah, dia lagi nyiapin birthday party di Cafe XX."
"Dia ulang tahun?" tanya Fuyu.
Rauna mengangguk.
"Lo nggak di ajak, Na?"
"Diajak kok."
Fuyu bernafas lega. Ia pikir Jane tak mengundang adik tirinya. Walaupun mereka saudara tiri dan kurang akrab, tapi Jane masih sedikit peduli dengan Rauna begitu juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Ka-ting ku!
Non-Fiction"Aku mohon Rauna, menikahlah denganku! Setidaknya, pikirkan keadaan bayi kita!" mohon Vendra. Mendengar permohonan Vendra, hati Rauna sedikit tersentuh. Ia menimang kembali tawaran Vendra untuk menikahi dirinya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Ra...