-
-
-Ayo vote sm komen nya wak, biar senang hatikuu wkwk
Matahari sudah tak menampakkan dirinya lagi, bergantian dengan cahaya bulan yang menyinari gelapnya malam hari. Tak ada satu bintang yang terlihat, hanya ada awan gelap yang menyelimuti langit malam.
Rauna kini tengah berbaring di ranjang kamar Rumah Sakit. Ya, kejadian tadi sore membuat Rauna pingsan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
Semua orang khawatir dengan kondisi Rauna saat ini, padahal hari-hari sebelumnya Rauna terlihat biasa saja. Namun hari ini, ia justru pingsan dan harus rawat inap di Rumah Sakit.
Sebelum Rauna pingsan tadi sore, Dagna masih santai-santai saat membeli bubur ayam di Kantin Kampus. Tak lupa, ia juga membeli susu dan air putih untuk Rauna. Namun, saat dirinya hendak balik menuju ke tempat Rauna, Rafa datang dengan nafas tersengal-sengal dan juga wajah yang terlihat sangat khawatir.
"R-rauna pingsan!" ucap Rafa dengan nafas yang memburu.
Terkejut dengan perkataan Rafa, Dagna langsung membuang semua makanan yang baru saja ia beli. Setelah itu, tanpa ba-bi-bu Rafa langsung menarik tangan Dagna untuk berlari ke tempat Rauna berada.
Jika diingat-ingat lagi, Dagna menyesal telah membuang bubur ayam khas buatan Mbak Inem. Inem bukan sembarang Inem, walaupun namanya seperti ibu-ibu dari kampung, tapi Inem satu ini badannya seperti gitar Spanyol dan yang paling utama adalah wajah nya yang cantik seperti biduan dangdut. Terkadang banyak mahasiswa yang menggoda mbak Inem, padahal umur mbak Inem sudah memasuki kepala tiga.
Bubur Ayam di kampus rasanya sangat lezat, entah apa yang mbak Inem tambahkan dalam masakannya. Dagna sempat berpikir jika didalamnya ada celana mbak Inem sebagai micin seperti yang ada di YouTube yang sering ia tonton, Astaghfirullah Dagna.
Sedari tadi, Dagna sudah berulang kali menghubungi keluarga Rauna untuk datang ke Rumah Sakit. Namun, satupun tak ada yang menjawab panggilan darinya. Dagna sendiri pun heran dengan keluarga Rauna, mereka sama sekali tak mempedulikan Rauna padahal Rauna adalah anak mereka.
Setelah berjam-jam tak ada jawaban dari keluarga Rauna, akhirnya Dagna mencoba menghubungi kakak kandung Rauna yang berada di Jepang. Perasaan Dagna saat ini sedikit bimbang dan gelisah, sebenarnya ia dilarang oleh Rauna untuk menghubungi kakaknya itu. Rauna bilang, kakaknya itu sedang meraih cita-citanya sebagai Professor di salah satu Universitas ternama di Jepang. Kakak Rauna pun berada dalam ikatan kontrak, dimana ia tak bisa meninggalkan negara Jepang terkecuali dalam keadaan mendesak. Itupun hanya dalam jangka waktu lima hari saja.
Panggilan pertama dan kedua tidak di angkat, Dagna masih berusaha menghubungi kakak Rauna. Dan saat panggilan kelima, akhirnya sambungan terhubung.
"H-halo?"
"...."
"Ini saya Dagna, sahabatnya Rauna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Ka-ting ku!
Non-Fiction"Aku mohon Rauna, menikahlah denganku! Setidaknya, pikirkan keadaan bayi kita!" mohon Vendra. Mendengar permohonan Vendra, hati Rauna sedikit tersentuh. Ia menimang kembali tawaran Vendra untuk menikahi dirinya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Ra...