10

5.8K 440 56
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Saat ini, keadaan ruang inap Rauna terasa sangat horor. Di depan Rauna yang tengah berbaring di ranjang Rumah Sakit, berdiri wanita paruh baya dengan penampilan ala-ala ibu gaul luar Negeri. Wanita tersebut adalah Eva Catherine, mama Rauna.

Semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut, sangat takut dengan keberadaan Mama Rauna saat ini. Persetan dengan perdebatan di antara Dagna dan Vendra, yang paling penting saat ini adalah bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Eva.

"Benar-benar tidak tahu malu! Aku sangat malu mempunyai putri seperti dirimu, Rauna! Enyah dari pandanganku, kamu telah mempermalukan keluarga!" hardik Eva.

Rauna hanya menundukkan kepalanya dan berusaha menahan tangisannya. Ia sangat malu untuk menatap kedua mata Mamanya. Fuyu beralih ke ranjang Rauna dan memeluk sahabatnya itu, tangisnya pecah saat berada di dalam pelukan Fuyu.

Eva langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan kamar Rauna. Sebelum menutup pintu, Eva sempat bergumam kecil dan menatap sinis pada Vendra dan kedua sahabatnya.

Dagna pun ikut menyusul kepergian Eva, ia buru-buru pergi meninggalkan kamar Rauna.

"Puy, hiks ... Maafin gue hiks ... hiks," racau Rauna yang masih nyaman berada di pelukan Fuyu.

Fuyu menggelengkan kepalanya dan mengelus punggung sahabatnya dengan pelan. "Nggak, nggak usah minta maaf. Una nggak salah kok," ucapnya.

Vendra, Rafa dan Raka hanya duduk dan terdiam melihat Rauna yang menangis sesenggukan di pelukan Fuyu. Mereka membiarkan Rauna menangis, karena mereka tahu betul Rauna pasti sangat terpukul.

Satu jam lamanya Rauna menangis, akhirnya gadis itu tertidur di pelukan Fuyu. Dengan bantuan Vendra, Fuyu membaringkan Rauna di ranjang dan menyelimuti sahabatnya itu.

"Maaf, Kak. Bisa bicara di depan?" tanya Fuyu pada Vendra.

Vendra menatap kedua sahabatnya, saat mendapat anggukan dari Rafa dan Raka, Vendra pun menyetujui permintaan Fuyu.

"Jagain Rauna bentar ya," perintah Vendra pada Rafa dan Raka. Mereka berdua pun mengiyakan perintah Vendra.

- - -

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Burung-burung pun bersiul dengan indah secara bersamaan. Hawa sejuk pagi ini terasa segar saat dihirup. Gadis cantik yang tengah tertidur di ranjang Rumah Sakit itupun mulai membuka matanya secara perlahan.

Di sampingnya, terdapat lelaki tampan yang tengah duduk dan setia menatap Rauna yang tengah tertidur lelap. Walaupun hanya memakai kaos kebesaran dan celana kedodoran, tak membuat pria itu terlihat jelek dan kusam. Justru semakin tampan dan terlihat segar saat dipandang dengan mata telanjang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayi Ka-ting ku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang