14

4.2K 385 52
                                    

halo halo, baru buka wp masih ujian wak maafin yaa T_T yuk yuk komennya kencengin, biar author seneng :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halo halo, baru buka wp masih ujian wak maafin yaa T_T yuk yuk komennya kencengin, biar author seneng :")

-
-
-

Saat ini Vendra dan Rauna berada di warung baso Aci pinggir jalan. Sebenarnya Vendra tak ingin berada disini, namun Rauna bersikeras untuk makan baso Aci langganannya.

Walaupun tempatnya terlihat bersih, namun tetap saja Vendra harus berhati-hati apalagi Rauna kini sedang hamil muda. Vendra pun terpaksa menuruti keinginan Rauna, karena ulah Raka yang membuat ibu hamil ini merajuk kesal dan tak ingin dibujuk siapapun, kecuali dengan Mang Agus penjual baso Aci langganan Rauna.

Flashback on.

Di mobil hitam milik Vendra, kini dipenuhi dengan tangisan Rauna. Entah mengapa, sejak dini hari tadi mood Rauna berubah-ubah tak jelas. Sebentar menangis, lalu sebentar tertawa.

Fuyu pun sudah berusaha sekuat tenaga untuk membujuk Rauna, namun nihil. Ibu hamil ini sangatlah susah untuk dibujuk. Bahkan disogok dengan nasi Padang lima bungkus pun ia tak mau dan menolaknya secara mentah-mentah.

Dagna juga sudah membujuk Rauna dengan segala cara, bahkan ia menawarkan diri untuk menjadi bahan percobaan make up. Namun, tetap saja hasilnya nihil.

"Na, jangan ngambek terus dong, ntar gue nikahin Abang lo ya kalau lo nangis terus!" ancam Dagna dengan nada galak.

"Nikahin aja bang Eric, emang dia mau ama waria kek lo!" pekik Rauna kesal.

Setelah itu, Rauna memalingkan wajahnya dan tak ingin melihat wajah kedua temannya.

"Astaghfirullah ibu hamil, mood nya udah kayak roller coaster aja! Eh, Puy! Lo jangan hamil dulu, kalau kalian berdua hamil mati gue ngadepin mood ibu hamil!" omel Dagna.

"Ogah, yakali gue hamil. Palingan lo yang duluan hamil!"

"Your eyes! Gue hamil sama siapa?!" ucap Dagna kesal.

Fuyu tak menggubris ucapan Dagna, ia hanya tertawa sebagai jawaban. Namun tak berselang lama, tawa Fuyu pun terhenti saat melihat Vendra yang datang dengan nafas tersengal-sengal.

"Eh pawangnya datang," bisik Dagna pada Fuyu.

"Rauna ada dimana?"

Secara bersamaan, kedua sahabat itu memutar kepala mereka kesamping dan menunjuk pintu mobil Vendra yang terbuka lebar.

Bayi Ka-ting ku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang