empat bulanan

2.3K 164 8
                                    

Minggu menyongsong bulan tanpa terasa kini kehamilan Andin telah memasuki empat bulan. Semua tampak begitu bahagia begitu juga dengan Reyna yang secara perlahan mulai menerima kehadiran sang adik di perut mamanya.
Al dan Andin pun berusaha untuk tidak mengurangi perhatian mereka kepada gadis kecilnya, begitu juga nanti saat si kecil hadir ke dunia.

Di usia kandungan empat bulan seharusnya sudah mulai diketahui jenis kelaminnya. Namun sepertinya adik dari Reyna ini masih malu-malu.

Flashback on

Hari ini jadwal Andin cek kandungan, Al sudah tidak sabar untuk melihat calon anak mereka di layar USG.
Waktu sebentar lagi menunjukkan pukul 7. Namun ia melihat Andin masih tertidur pulas di sampingnya setelah tadi sholat subuh.

"Hey tuan putri, bangun.." ucap Al sambil mengusap pipi Andin.
"Hmm," sahut Andin yang kemudian memeluk Al mencari kenyamanan.
"Hey bangun.. udah siang ini katanya mau cek up?" "Ayo mandi, ke buru siang nih,"
"Hmm.. kamu duluan sana," sahut Andin dengan setengah kesadarannya.

Ya, memang semenjak hamil, Andin menjadi pemalas, bahkan saat Al berangkat ke kantor ia masih terbuai di alam mimpi, tidak seperti biasanya ia bahkan bangun lebih awal dari yang lain untuk menyiapkan sarapan.
Namun semua dapat memaklumi kondisi tersebut.

"Ayo hey... Ndin, Andin" panggil Al yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Iya mas, aku udah bangun, cuma nungguin kamu tuh," sahut Andin yang mulai bersiap-siap untuk mandi.

Setelah Al bersiap dengan setelan kantornya ia menuju meja makan.
"Pagi ma,"
"Pagi Al,"
"Pagi sayang,"
"Pagi papa," sahut Reyna.
"Andin belum bangun?"
"Udah, lagi mandi dia, pagi ini mau cek kandungan,"

"Pagi semuanya," sapa andin yang baru saja dari kamar.
"Pagi sayangku," sapanya pada Reyna.
"Pagi ma," balas Reyna.
"Pagi Ndin," balas mama Rosa.
"Mau ke dokter ya?"
"Iya ma, udah jadwalnya," sahut Andin.
"Oh ya, untuk acara empat bulanan nanti kalian udah punya rencana?"
Andin melirik Al
"Udah ma, rencananya sih mau ngadain di panti asuhan, udah lama kan gak kesana"
"Ide bagus tuh, mama setuju itu," sahut mama Rosa.

Setelah selesai sarapan merekapun pamit dengan mama Rosa. Dan mengantarkan Reyna terlebih dahulu.
"Ma, pa aku sekolah dulu ya,"
"Iya sayang, belajar yang pinter ya,"

Al dan Andin sampai di rumah sakit.

"Ada yang di keluhkan Bu," tanya dokter.
"Sering lemas dok apalagi kalau pagi,"
"Baik,"sahut dokter sambil mencatat. "Nafsu makan?"
"Alhamdulillah normal, malah sering laper,"
"Baiklah, kita USG ya bu,"
"Ini beratnya normal, semuanya normal, mau liat jenis kelaminnya?
"Alhamdulillah, boleh dok," sahut Al
"Wah sepertinya dedeknya malu nih dilihat papanya," kata dokter.
"Usia kandungan sekarang masuk 16 Minggu, kalau tidak ada keluhan saya resepkan vitamin sama suplemen tambah darah, dan konsumsi makanan yang mengandung zat besi ya ibu, seperti bayam, kacang merah,"
"Baik terimakasih dok,"

Flashback off

Hari ini adalah hari yang mereka tunggu-tunggu selain acara tasyakuran empat bulanan, hal yang spesial adalah mereka bisa berbagi dengan anak-anak panti asuhan, terutama Reyna yang begitu antusias bertemu dengan teman-teman yang kurang beruntung.

Sedari kecil Andin dan Al sudah mengajarkan Reyna berbagi dan mencintai sesama tanpa harus membeda-bedakan.

"Asik aku bisa main" sorak Reyna dengan riang.
"Duh senangnya cucu Oma ini,"
"Iya dong Oma, Aku bisa main sama temen-temen banyak,"
"Dah yuk masuk mobil,"
"Ndin kamu jangan capek-capek,"
"Enggak kok ma, ini cuma dikit,"
"Kamu itu, kalau dibilangin selalu gitu, oh ya, Oma sama opanya Reyna udah berangkat?"
"Ini baru mau aku telpon,"

Di telpon
"Assalamualaikum pa, udah berangkat?"
"Waalaikumsalam Ndin, ini baru nungguin Elsa sama Nino, sebentar lagi, papa mau bawa mobil sendiri aja gak boleh sama mama kamu," sahut pak Surya di seberang.
"Ya gak boleh lah, orang nanti sampai malam, kalau berangkat sendiri lebih baik aku suruh mas Al jemput,"
"Hahaha,, udah tenang aja sayang, papa gak nyetir sendiri, ya udah kalo gitu sampai ketemu di sana, hati-hati, assalamualaikum,"
"Iya pa, waalaikumsalam, papa mama juga hati-hati,"
***
"Papa gimana?"
"Papa udah dijemput elsa sama Nino, katanya mau berangkat sendiri, ya gak akan aku bolehinlah, mama juga gak ngebolehin, mending bareng kita, parno tau gak mas, kalau papa nyetir malem-malem"
"Udah,  yang penting kan udah aman, jangan tegang, dedeknya ikut tegang nanti," kata Al sambil mengelus perut Andin.

Mereka sampai di panti disambut riang oleh anak-anak panti.

"Om Al sama Tante Andin," mereka berhamburan menyalami Al, Andin dan mama Rosa.
"Reyna.. kita main yuk,"
"Ayuk.. ma, pa aku main sama mereka dulu ya,"
"Iya sayang, hati-hati ya" sahut Andin.
"Selamat datang pak Al,Bu Andin, Bu Rosa, mari silahkan," sambut pengurus panti.
"Iya terimakasih sambutannya," kata Andin sambil menangkupkan tangan di dada.
Tak lama kemudian pak Surya datang disusul Angga Michi dan Rendi. Acarapun di mulai.

"Anak-anak kalian tadi sudah cium tangan sama om Aldebaran dan tante Andin belum?" Tanya Bu panti.
"Sudah buk" jawab mereka serentak.
"Sudah kok Bu, mereka kan pintar-pintar," puji Andin.
"Kalian tau gak sih Om Al sama Tante Andin mau ngapain kesini?" Pancing Bu panti.
"Tasyakuran.." sahut mereka serentak.
"Mau ngasih makanan sama mainan," sahut salah satu dari mereka dengan polosnya.
Lantas semua tertawa mendengarnya.
"Bukan itu Rafa, jangan itu yang di ingat," kata bu panti.
"Pak Al sama Bu Andin, kesini mau tasyakuran sekaligus minta tolong kalian untuk didoakan, karena Bu Andin sedang mengandung calon dedeknya Reyna, yang tadi main sama kalian itu lho,"
"Iya, tau,"
"Kalian mau gak mendoakan? Biar Bu Andin sehat dedeknya juga sehat,"
"Amiiinn," sahut seluruh keluarga.
"Mauu..." Jawab mereka dengan semangat.
"Alhamdulillah," sahut Bu panti.

Acara dilanjutkan makan bersama, semua tampak begitu meriah dan berbaur tanpa sekat. Begitu juga dengan Reyna yang tampak antusias.

Setelah selesai, merekapun berbincang-bincang dan Reyna tampak asyik bermain monopoli  yang Al beli tadi, bersama anak panti.

"Aku beli Amerika,"
"Aku beli Singapura,"
"Nah Reyna masuk penjara,"
"Aku beli hotel,"
Mereka heboh tampak asyik bermain.
Tiba-tiba cairan keluar dari hidung Reyna.
"Reyna kamu kenapa?" Tanya salah satu anak, dan merekapun menoleh ke arah Reyna. Al dan Andin pun demikian, mendengar nama anak mereka disebut, mereka bergegas lari menuju Reyna bahkan Andin lupa bahwa dirinya sedang mengandung.

"Ya Allah sayang," Andin panik, melihat darah yang begitu banyak.



Halo guys... Gimana? gimana?

Inget ya di sini Reyna anak Al dan Andin (kandung) dia gak pernah di panti asuhan..

Beda cerita ya guys 😁.... Versi haluku😁😊 semoga suka 🤗🤗

Kalau kalian mau saran tambahin konflik boleh😉

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang