Perjuangan

2.2K 147 10
                                    

Al keluar dari rumah sakit, menyisir jalan kota yang penuh sesak. Meski malam kian larut namun kota ini seolah tak pernah beristirahat.
Al mendatangi beberapa mall demi memenuhi ngidam sang istri, tetapi nihil stok buah tersebut kosong karena memang saat ini belum musim dan jikapun ada dibeberapa pusat perbelanjaan belum berani memasukkan barang tersebut karena tidak memenuhi target pasar.

Namun Al tak menyerah ia berusaha mencari. Walau remuk redam raganya karena memang ia belum sempat beristirahat sama sekali.

"Kemana lagi harus nyari nih, mana belum musim lagi, Andin juga aneh-aneh aja ngidamnya," gumamnya.

Tiba-tiba handphone-nya berdering.
"Halo mas? Kok lama banget?"
"Iya Ndin, ini mas lagi nyari dari tadi muter-muter belum nemu,"
"Yah.. padahal pengen banget, 😥"
"Iya, sabar ya,"
"Mas cari lagi, kamu tidur dulu aja udah malem,"
Sebenarnya Andin merasa kasihan dengan suaminya itu, pasti dia lelah.
"Halo mas, udah gak jadi aja deh udah malem juga ini,"
"Beneran gak jadi?"
"Iya, udah kamu balik ke rumah sakit aja,"
Al tak tega melihat Andin, ia merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi ngidam sang istri. Namun bagaimana lagi, toh ia sudah berusaha.

Tiba-tiba ia melihat sebuah mobil berisi penuh sayuran dan matanya melihat buah durian tersorot lampu jalanan.

"Pak.. pak bisa berhenti sebentar," teriaknya.
Namun mobil itu malah melaju semakin kencang.
Al menambah kecepatannya hingga bagian depan mobilnya menyentuh bagian belakang pick up itu.
"Mas.. hati-hati dong kita udah ngasih jalan segitu lebarnya masih aja ditabrak!" Tegur sopir itu.
"Maaf, maaf pak, nanti saya ganti biaya perbaikan mobilnya, tapi saya butuh durian yang ada di mobil bapak, saya mau beli pak,"
"Wah ini gak dijual mas, yang dijual sayurannya" sahut bapak itu.
"Saya mohon pak, dari tadi saya sudah muter nyari gak dapet, buat istri saya pak, istri saya lagi ngidam, berapapun saya bayar deh,"
"Waduh ini juga saya nyari dari daerah Jawa barat buat istri, mas"
"Ya sudah, 2-2 deh pak,"
"Waduh gimana ya, pak tolong, bapak beli berapa saya bayar dua kali lipat deh,"
"Ya sudah deh mas, sama-sama membahagiakan istri"
Akhirnya perjuangannya membuahkan hasil.

Akhirnya Al kembali ke rumah sakit membawa hasil perburuannya. Handphone Al kembali berdering ternyata sang istrilah yang mencemaskannya.

"Halo mas, kamu dimana? Lama banget, kalau gak ada gak usah deh," ujar Andin dengan nada khawatir.
"Iya,. Ini sebentar lagi sampai rumah sakit, kamu kok belum tidur?"
"Ya kali aku bisa tidur, orang suami aku aja belum balik,"
"Iya ini udah mau sampai,"
"Ya udah hati-hati,"
Lima belas menit kemudian Al sampai di rumah sakit karena malam sudah matang kondisi jalanan pun tak seramai saat ia berangkat.
Al memasuki kamar Reyna, terlihat Andin, Reyna dan mama Sarah telah tertidur pulas. Al membersihkan diri sebelum beranjak tidur. Setelah itu iapun mendekati ranjang Reyna dan Andin dan mencium kening mereka satu persatu.
"Padahal baru berapa menit yang lalu, katanya gak bisa tidur dasar bumil," gumam Al.

***

Keesokan harinya Andin terbangun ia melihat Al masih tertidur pulas.
"Maafin aku ya, pasti kamu kecapean" gumam Andin merasa bersalah.
"Ndin kamu udah bangun," tegur mama Sarah yang baru keluar dari kamar mandi.
"Iya ma, ma mas Al kemarin datang jam berapa?"
"Mama juga gak tau,"
"Kamu kenapa nangis? Perut kamu sakit?"
"Enggak ma, aku cuma ngerasa bersalah aja sama mas Al, gara-gara ngidam aku mas Al sampai tengah malam nyari,"
"Namanya juga ibu hamil Ndin, Al sampai kayak gitu itu artinya dia cinta dan sayang banget sama kamu,"
Iya ma, aku jadi terharu,"
"Udah sana kamu mandi,"

Beberapa menit yang lalu Andin sudah selesai mandi, saat ini mama Sarah sedang memandikan Reyna, tiba-tiba dikejutkan dengan darah yang keluar dari hidung Reyna.
"Ya ampun sayang, kamu mimisan lagi"
Mama Sarah segera membalut tubuh Reyna dengan handuk dan menggendong cucunya itu keluar. Andin yang melihat hal itu kembali panik.
Beberapa saat kemudian dokter memeriksa kondisi Reyna.

"Pak, Bu, setelah ini bisa kita bicara sebentar?"
"Baik dok," sahut Al.
"Mas, aku ikut," diangguki Al
"Mama jangan tinggalin aku," kata Reyna,
"Sayang, kamu disini sebentar sama oma ya,"
"Gak mau, mama disini aja,"
"Ya udah kamu disini aja, biar aku yang bicara sama dokter,"
"Ya udah mama disini, kamu jangan nangis,"
"Makan dulu ya?"

Reyna menggeleng. "Gak mau, aku mau pulang,"
"Makan dulu biar Reyna cepat sembuh terus kita pulang deh,"
"Aku udah sembuh kok ma, aku gak papa,"
"Iya nanti tanya dokter dulu ya, sekarang Reyna makan dulu,"
"Ma, aku gak mau makan bubur, gak enak, aku mau makan nasi,"
"Ya udah Oma beli nasi dulu ya, tapi makan itu dulu sedikit," sahut mama Sarah.
"Iya sayang, tuh mau dibeliin Oma, tapi makan ini dulu, ayo tiga suap aja,"
Reyna menggeleng.
Sementara itu Al diruang dokter.
"Pak, mohon maaf sekali karena ini harus saya sampaikan, mengenai kondisi ananda Reyna, saat ini tidak baik pak, kanker itu lama kelamaan akan semakin menyebar seiring dengan bertambahnya stadium, jika sudah begitu maka dengan mudah semua organ dapat terkena,"
Al nampak syok.
"Lalu apa yang harus kita lakukan dok?"
"Saat ini yang harus kita lakukanadalah kemo pak, untuk penghambat pertumbuhan sel kanker, namun tentu hal itu tidak bisa menyembuhkan dan efek kemo sangat besar bagi pasien,"
Al bimbang, ia tau bagaimana efek samping kemoterapi karena ia sering membaca artikel tentang hal itu.
"Dok, apa tidak ada cara lain? Transplantasi tulang belakang bukannya bisa?"
"Memang bisa pak tetapi kita harus melakukan tes untuk memastikan apakah pendonor cocok atau tidak, karena meskipun orang tua sekalipun belum tentu bisa menjadi pendonor, tapi kalau saudara kandung kemungkinannya lebih besar,"
"Baik dok, saya akan diskusikan dengan istri dan keluarga saya dulu,"

Al gelisah memikirkan hal ini, jika hasilnya tidak cocok maka ia harus menunggu anak keduanya lahir tapi apakah ia tega membiarkan kedua buah hatinya menderita? Dan apakah sel kanker itu bisa dibiarkan lebih lama lagi atau nyawa Reyna akan terancam?
Membayangkannya saja hatinya perih. Nak kenapa harus kamu sayang? Bisiknya dalam hati.

Hola... Man-teman apa kabarnya 😅 semoga baik ya..
Terimakasih udah setia 😘😘 maaf ya lama.
Gimana pendapat kalian?


Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang