Hamil?

3.5K 184 5
                                    

"Tuh, Reyna mama kenapa tu, coba kamu lihat sana," kemudian Reyna berlari menuju mamanya.
"Mama, mama kenapa?"tanyanya sambil mengetuk pintu kamar mandi. Di susul Al dibelakang Reyna.
"Ndin kamu kenapa?" Tanya Al cemas karena istrinya tidak seperti biasanya.
"Aku gak papa mas," teriak Andin dari dalam.
"Pa, mama kenapa?" Tanya Reyna.
"Papa juga gak tau sayang,"
Tiga menit kemudian Andin keluar dari kamar mandi, dengan wajah sedikit pucat
"Kamu kenapa? Kita ke rumah sakit ya?"
"Udah, aku gak papa kok, paling cuma kecapean aja," kata Andin berusaha menenangkan suaminya.
"Gak papa gimana, orang pucat gitu,"

"gak papa mas, aku cuma kecapean aja"
"Makanya kalau dikasih waktu libur tu istirahat, bukan malah ngerjain yang lain," kata Al kesal.
"Kamu sendiri apa?" Andin tak mau kalah. "Libur, tapi dari pagi di ruang kerja,"
"Mama, papa kok jadi berantem sih?" Reyna buka suara.
"Mama papa gak berantem kok sayang," kata Andin.
"Iya nak, kita gak berantem kok, kamu tolong bilang Miss Kiki atau Ncus suruh bikin minum buat mama," suruh Al.
"Oke pah,"
Reyna keluar dari kamar untuk mencari Kiki.

"Miss Kiki, tolong buatin minum buat mama,"
"Iya sayang, Miss Kiki buatin dulu ya, udah kamu ke sana dulu,"

Mirna yang baru masuk dapur bertanya ke Reyna.
"Eh, Rena, Rena, mama kenapa?" Mirna sangat penasaran.

"Aku juga gak tau cuss.. tadi waktu papa tanya mama bilang gak papa," "jangan-jangan Andin hamil,"
"Wah.. semoga aja ya mbak mir, rumah ini udah rindu suara tangis bayi," timpal Kiki kegirangan.

Reyna kembali masuk ke kamar untuk menemani sang mama.
"Mama jangan sakit, aku gak mau mama sakit," kata Reyna sambil mendekatkan wajahnya ke arah sang mama.
"Enggak kok sayang, mama gak papa, nanti juga sembuh,"
Suara pintu diketuk terdengar dari luar.
"Permisi mbak Andin, ini Kiki buatin jahe hangat buat mbak Andin, biar enakkan,"
"Makasih ya Ki," timpal Andin.
"Sama-sama mbak Andin, semoga cepat sembuh,"
" Kalau gitu Kiki permisi dulu,"

"Sayang, gimana? Udah enakkan?" Tanya Al yang baru keluar dari kamar mandi.
"Hmm.. ya udah agak mendingan sih,"
"Beneran gak mau ke rumah sakit aja?"
"Iya gak usah, nanti juga sembuh,"

                            ***
Kini hari telah berganti senja, Reyna yang tampak riang bersepeda bersama sang papa.
Mobil Michi tampak memasuki gerbang.
"Hai Reyna.. wah udah jago main sepedanya," puji Michi.
Lalu Reyna mendekati Omanya.
"Lho gak jadi ke rumah opa?" Tanya mama Rosa.
"Gak jadi Oma, mama sakit,"
"Sakit apa?"
Tadi mama muntah Oma,"
"Lho kok? Udah ke dokter?"
"Aku anter ke dokter gak mau," timpal Al.
"Semoga Andin gak kenapa-napa ya Tante," harap Michi
"Ya udah kalo gitu kita pamit dulu ya Tante, Al," pamit Michi.
"Gak mampir dulu?"
"Kapan-kapan aja Ros, udah sore juga," timpal mama Michi.
"Ya udah kalau gitu makasih banyak ya" ucap mama Rosa.
"Kita permisi dulu ya Tante,Al salam buat Andin, Reyna Tante pulang dulu ya,"
"Iya, hati-hati Tante Michi" sahut Reyna dengan tersenyum.
"Aduh pinternya," puji mama Michi.
"Salim dulu sama oma," suruh mama Rosa.
Sementara itu, di kamar Andin mencoba menggunakan testpek.
"Bismillah," ucap Andin berharap-harap cemas.
Setelah mencoba, ternyata lagi-lagi ia kecewa dengan hasilnya.
"Apa karena sore kali ya," gumam Andin. Lalu ia meletakkan tespek di meja rias. Dan keluar untuk mencari anak kesayangannya itu.
Didepan pintu kamar Andin bertemu mama Rosa.
"Lho mama udah pulang?"
"Iya baru aja dianter sama Michi, oh ya kamu dapet salam dari Michi,"
"Iya, waalaikumsalam,"
"Gimana keadaan mu Ndin? Kata Reyna kamu muntah-muntah,"
"Iya gak papa ma, cuma kecapean aja"
"Hmm.. jangan capek-capek makanya, yang udah mama mau bersih-bersih dulu,"
"Iya ma,"
Dari kejauhan Reyna tampak berlari mendekati dirinya.
"Mama," teriak Reyna sambil memeluk mamanya.
"Sayang, udah mandi belum ini tadi?"
"Udah dong ma, sama Ncus..."
"Oh.. iya udah cantik, udah wangi ya,"
Lalu Reyna dan Andin berjalan menuju halaman belakang.
Sementara Al memasuki kamar bersiap untuk mandi. Namun ada yang menarik perhatiannya, ia mengambil sebuah benda. Dan kebahagiaan pun memuncak.
Al mandi terlebih dahulu sebelum memastikan kepada sang istri.
Setelah selesai mandi Al segera mencari Andin ia sungguh tak sabar memastikan.
"Sayang," panggil Al tak ada sahutan.
"Ndin," masih saja tak ada sahutan
Akhirnya ia memutuskan ke taman belakang.
"Sayang,"
"Iya pa," sahut Reyna yang sedang asyik bermain bersama Andin.
"Papa panggil mama nak," timpal Al salah tingkah sendiri. Sementara Andin hanya tersenyum melihat tingkah suaminya itu.
"Ndin kamu hamil?" Tanya Al.
"Hmm enggak, tadi aku emang cek tapi negatif,"
"Ini," Al menunjukkan.
"Itu apa pah? Kok aku gak pernah liat,"
"Hmm... Ini punya mama sayang," Al bingung mau jawab apa.
"Sayang udah sore masuk yuk"
Akhirnya mereka masuk.
Dan Al masih terpaku sambil senyum-senyum sendiri.

"Jangan seneng dulu.. belum tentu," tegur Andin.
"Besok pagi baru akurat,"
"Kamu juga udah tau gak akurat kenapa tes sekarang?" Sahut Al
"Iseng aja," timpal Andin.

**

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang