Rafendran Ahsan Alfahri

2.5K 170 10
                                    

Al terus menggenggam erat tangan istrinya.ia sungguh tak tega melihat Andin kesakitan luar biasa. Dokter mengatakan Andin baru pembukaan empat.
Al membujuk Andin agar mau operasi namun Andin menolak.
"Ndin kamu yakin gak mau cesar aja? Aku gak tega liat kamu kayak gini," tawar Al sambil menggenggam tangan Andin dan satu tangannya mengusap kepala sang istri.
"Enggak mas, aku kuat kok, aku juga udah persiapan semuanya," sahut Andin.
Memang sejak usia kandungan lima bulan ia sudah persiapan untuk melahirkan normal seperti melakukan senam hamil, yoga, bahkan berenang. Meskipun awalnya ditentang oleh Al tetapi berkat saran dari dokter dan nasehat dari sang mama akhirnya Al mengijinkan. Suaminya itu memang sangat overprotektif sejak mengetahui Andin hamil.
"Mas sakit.." Andin merintih sambil meremas jemari sang suami.
"Nak, hai anak pintar, keluarnya pelan-pelan ya sayang, jangan buat mama sakit," ucap Al sambil mengelus perut buncitnya istri tercintanya.
"Sayang, udah gak sabar pengen ketemu papa mama ya?"
Sakit Andin sedikit mereda namun lima belas menit kemudian sakitnya timbul kali ini lebih sakit. Setelah menunggu kurang lebih enam jam akhirnya Andin berhasil melahirkan seorang bayi tampan mirip seperti Aldebaran. Rasa syukur berkali-kali dipanjatkan oleh kedua insan itu tidak lupa terimakasih Al kepada sang istri dengan mencium seluruh wajah istrinya itu bertubi-tubi.
Kini malaikat kecil mereka telah hadir menambah warna baru dalam kehidupan mereka, melupakan sejenak kesedihan yang sempat menerpa.
"Makasih sayang, kamu udah memberikan dua malaikat kecil untuk ku, aku sayang banget sama kamu,"
"Sama-sama mas, kamu dari tadi bilang makasih terus,"
Saat ini mereka sedang diselimuti kebahagiaan hingga mereka lupa bila sempat menerpa kesedihan.
Al segera menghubungi sang mama dan mertuanya.

"Ini buk bayinya sudah di bersihkan, ini buk silahkan di susui,"
"Terimakasih ya sus,"
sama-sama ibu, saya permisi dulu, mari pak,"
Al hanya tersenyum sambil mengangguk ia mendekati istri dan anaknya. Bayi itu tampak kelaparan sehingga menyesap puting sang ibu dengan lahap.

"Uh.. pinter sekali anak mama," ujar Andin sambil mengelus pipi sang bayi.
"Pinter banget sih anak papa ini, sehat-sehat ya nak,"
Tak lama kemudian pak Surya dan Bu Sarah datang dengan antusias menyambut cucu keduanya.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam ma, pa," ucap Al dan Andin bersamaan.
"Halo cucu Oma, ganteng sekali," sapa Bu Sarah.
"Terimakasih Oma," balas Andin sambil menirukan suara anak kecil.
"Namanya siapa ini anak ganteng,"

"Rafendran Ahsan Alfahri, Oma,"

"Bagus sekali namanya Al, artinya apa" sahut pak Surya.
"Terimakasih pah, artinya laki-laki yang baik hati welas asih dan penolong yang memiliki kemuliaan dan kehormatan,"

"Wah bagus sekali namanya, semoga kelak sesuai dengan namanya,"
"Amiiinn," ucap Al, Andin dan Bu Sarah.
"Oma belum kesini ya sayang?" Tanya Bu Sarah.
"Belum Oma, masih nganterin kakak Reyna sekolah," jawab Andin.
***
Sementara di sekolah Reyna sedang bermain bersama teman-temannya. Anak itu nampak riang bermain dan dengan antusias menceritakan adiknya sudah lahir, ia sangat tidak sabar bertemu sang adik.

"Asik dong reyna kamu punya Dede bayi,"
"Iya"
"Selamat ya Reyna kamu udah jadi kakak,"
"Terimakasih temen-temen, kita main lagi yuk,"
Merekapun bermain hingga jam pelajaran berikutnya dimulai.
Reyna merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Namun bocah kecil itu mengabaikannya karena terlalu asyik bermain.
Hingga kelas dimulai kembali Reyna merasakan kelelahan dan semangatnya pun tidak seperti biasanya.
"Reyna kamu kenapa sayang?" Tanya sang guru yang melihat Reyna tidak seaktif biasanya.
"Gak papa Miss, i'am ok," jawab Reyna.
"Kalau kamu sakit kamu pulang saja ya? Miss panggilkan Oma," bujuk Miss Erina.
"I'am ok Miss, i'am fine," jawab Reyna sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu, kita lanjutkan ya, sekarang kita akan menghafalkan nama hewan dalam bahasa Inggris sambil bernyanyi, are you ready guys?"

"Ready Miss," jawab mereka serentak.
Reyna hanya mengikuti tanpa tenaga, ia merasa tenaganya telah habis.
Usai bernyanyi Miss Erina mengadakan tebak-tebakan hewan, riuh kelas mewarnai hari ini. Canda dan tawa terdengar memenuhi ruangan. Tapi sepertinya tidak dengan putri kecil Alfahri itu ia sedang tak tertarik dengan games yang diadakan atau lebih tepatnya ia tak memiliki tenaga lebih seperti teman-temannya.
"Reyna, kamu capek ya, kok Miss lihat tidak seperti biasanya," tanya Miss Erina sambil mengusap dahi muridnya itu.
"Ya ampun Reyna kamu panas sekali, sebentar Miss panggilkan Oma," Reyna hanya terdiam lesu.
"Reyna kamu sakit ya," tanya Titania
Reyna hanya diam, ia merasakan lelah.
Tak lama kemudian Miss Erina kembali dengan Oma Rosa lalu mengajaknya pulang. Namun saat reyna mengangkat kepalanya darah segar mengalir dari hidung Reyna. Sontak semua orang panik dan teman-teman Reyna kaget sekaligus ketakutan melihat itu.
Sang Oma segera menggendong Reyna keluar kelas dan segera pulang. Meski sang cucu sering mimisan namun Bu Rosa tetap saja panik, berbeda dengan Reyna yang tampak biasa saja tidak sepanik dan ketakutan seperti beberapa bulan lalu. Sang mama pernah bilang jika darah yang keluar dari hidungnya adalah darah kotor dan Allah akan menggantinya dengan darah yang lebih baik maka dari itu ia selalu tersenyum jika darahnya keluar.

Andin yang sedang memangku bayinya tiba-tiba perasaannya tak tenang, entah kenapa ia mencemaskan putri pertamanya padahal akhir-akhir ini kondisi kesehatan Reyna sudah mulai membaik.

"Halo ma, Reyna sudah pulang sekolah?"
"Halo Ndin iya ini sudah pulang, tapi maaf mama gak jadi ke rumah sakit sekarang, karena Reyna ketiduran, biar dia istirahat dirumah dulu," jawab mama Rosa, ia terpaksa berbohong.
"Tapi reyna baik-baik aja kan ma?"
"Iya, baik-baik aja, udah kamu tenang aja,"
Walaupun mertuanya bilang baik-baik saja namun entah kenapa hatinya tetap tidak tenang.
Andin memandangi bayi yang ada digendongnya, mendekapnya dengan penuh cinta.
"Sayang, minum yang banyak ya, biar sehat," ucapnya.


Gimana temen-temen menurut kalian? Mungkin agak berantakan ya alurnya?

Jangan lupa ⭐⭐ ya

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang