Sayup-sayup suara adzan mulai terdengar membangunkan seorang wanita cantik yang terlelap memeluk buah hatinya. Pertama kali membuka mata ia tersenyum bahagia melihat pemandangan dihadapannya. Bayi kecil yang begitu nyenyak dalam tidurnya, gadisnya yang setia memeluk erat tubuh sang ayah. Syukur tiada henti ia panjatkan kepada sang pencipta. hingga kini masih diberi kesempatan untuk menikmati kebersamaan ini dan tak lupa dalam doa siang malamnya ia berharap ini bukan sekedar mimpi indahnya.
Andin tersenyum memandang makhluk-makhluk yang sangat ia cintai. Tak lama pria tampan membuka mata.
"Kenapa pagi-pagi udah senyum-senyum?""Kenapa? Gak boleh emang?"
"Ya boleh aja, malah aku suka pagi-pagi udah disambut senyuman bidadari cantik,"
"Astaga.. suamiku sekarang udah pinter gombal," kata Andin pura-pura kaget.
"Aku gak gombal, emang kenyataan,"
"Aku mau wudhu dulu," Andin beranjak ke kamar mandi sementara Al memandangi wajah kedua buah hatinya perasaannya pun tak jauh berbeda dengan Andin. Tuhan memang begitu baik memberikan semua ini padanya.
"Kakak, bangun yuk, ikut sholat subuh gak?" Ucap Aldebaran pelan sambil mengusap lembut putrinya.
"Hmm" reyna hanya mengerang.
"Sholat subuh dulu yuk,"
Andin sudah selesai berwudhu.Reyna berusaha membuka matanya walau sangat berat.
"Ayo sayang, sholat sama mama sama papa"Al sudah keluar dari kamar mandi.
"Wudhu dulu, pelan-pelan dibuka matanya, awas nanti jatuh," peringat Al yang melihat Reyna masih terkantuk-kantuk."Hmm... Iya"
Mereka pun sholat selama sepuluh menit. Karena masih ngantuk Reyna membaringkan tubuhnya di pangkuan sang mama. Andin pun mengusap depan sayang.
"Bobok lagi diatas nak,"
"Emm.. enggak, gini aja," sahut Reyna dengan manja.
"Kesempatan ya kak, mumpung adik belum bangun," timpal sang papa.
Reyna memiringkan tubuhnya memeluk pinggang Andin sambil menghirup aroma sang mama.
Baru sepuluh menit bermanja dengan mama tercinta adiknya mulai merengek dan terbangun.
Melihat mamanya diambil alih oleh sang kakak bayi itu merengek.
"Mama.." celotehnya.
"Ah.. kamu sama papa dulu dek," ucap reyna setengah kesal. Pasalnya kini ia jarang memiliki waktu bersama Andin.
"Ma... ma...ma.." rengeknya dan mulai menangis. Reyna pun terbangun dari berbaringnya.
"Hahaha..ya udah kita sepedaan aja yuk kak," ucap Al gemas melihat tingkah kedua anaknya.
"Nanti pa, masih ngantuk," ucap reyna sambil menaiki tempat tidur.
"Adik mau apa? Minum?" Tanya Andin.
Selesai mengisi energi bayi itu duduk dan mulai menjailin kakaknya yang kembali tertidur."Adik... Sakit..." Kata Reyna.
Namun Ahsan terus saja menarik rambut kakaknya terkadang memukul wajahnya."Adik gak boleh gitu, sakit dong kakaknya, no.. no.. no.." ucap Al.
"No... No... No..." Bayi itu malah menirukan sang ayah.
Andin baru saja keluar dari kamar mandi.
"Mama bikin mam dulu buat kamu ya," ucap Andin sambil mengikat rambutnya.
"Am... Am.. am.."
"Iya mam... Nanti ya,"
Plak...
Reyna pun kaget
"Hey.. adik.. gak boleh gitu sama kakaknya kok," ucap Andin yang kaget.
Reyna pun menangis.
"Mama, sakit,""Tuh kakaknya sakit, minta maaf dulu,"
"Dah sini yuk, kakak sama mama,"
"Hay jagoan papa, gak boleh gitu sama kakaknya ya," Al pun menggendong Ahsan menuju halaman.
Saat pagi hari suami istri itu sibuk dengan kegiatan masing-masing, mereka juga saling membagi tugas. Al bermain dengan Ahsan sementara Andin didapur bersama Kiki Mirna dan mama Rosa. Lalu menyiapkan pakaian kerja Al.
"Kenapa cantiknya Oma pagi-pagi udah nangis?"
Reyna masih cemberut.
"Dipukul sama adiknya ma," sahut Andin.
"Oh sayang, mana yang sakit? Gak papa ya, adik kan belum ngerti, mungkin adik gemes sama kakak," ucap mama Rosa."Iya, kakaknya kan gemoy," sahut Mirna. "Eh gemoy udah siang, mandi yuk," Reyna nurut dan beranjak dari duduknya namun dengan wajah yang masih ditekuk.
"Eh udah dong, jangan cembetut lagi, jelek ah," 20 menit kemudian Reyna sudah cantik dengan seragam sekolahnya dan rambut diikat dua.
"Aduh cantik banget, gemoy banget"
Ahsan datang digendong Andin. Didepan pintu ia berteriak.
"Moy..." Dengan suara khas bayi. Sontak Andin dan Mirna tertawa.
Saat di ruang makan Reyna menceritakan tingkah adiknya dan semua tertawa mendengarnya tak terkecuali Kiki dan Mirna. Sementara yang di tertawakan sibuk dengan sendok yang dipukul-pukul ke baby car nya.
"Oh iya, ma, pa, Minggu depan ada acara di sekolah, mama papa dateng ya, sama oma juga,"
"Oh iya acara wisuda kamu ya sayang? Duh gak nyangka anak mama udah mau SD aja,"
"Iya dong ma, dateng ya, papa gak juga," katanya sambil menekankan pada sang papa.
"Iya nak, papa pasti datang,"
Reyna pun berangkat sekolah diantar Al.
"Anak-anak yang ikut koreo kemarin ditunggu jam sembilan diaula ya," terang Miss Olive.
"Iya Miss.." jawab mereka serentak.
"Miss... Aku mau baca puisi boleh?" Tanya Reyna sambil mengacungkan jari.
"Oh Reyna mau baca puisi? Tapi bukannya Reyna ikut dance?""Iya Miss tapi aku mau baca puisi juga,"
"Wah hebat banget Reyna boleh dong, Miss jadi gak sabar,"
"Hehehe makasih Miss,"
Saat jam pulang sekolah tiba Reyna menghampiri Mirna.
"Encus..."
"Wah gemoy udah pulang, sini tasnya, berat banget isinya apa ini?"
"Iya cus, tadi aku buat hasta karya sama Miss Olive,"
"Wah makin pinter aja si gemoy, ya udah yuk pulang,""Eh cus.. jangan pulang dulu kita ke taman dulu yuk, aku... Minta.. tolong tulisin.."
"Kenapa harus ditaman? Gak dirumah aja?"
"Hmm... nanti kalau dirumah ketahuan mama, kan aku mau buat surprise buat mama papa,"
"Oh gitu.. tapi reyna telpon mama dulu biar mama gak khawatir, kok gemoy ku belum pulang kemana ya, gitu nanti,"
"Hahaha,"
Reyna mengabari Andin kalau ia main ke taman bersama Mirna.
"Wah puisinya gemoy bagus banget, mama papa pasti suka nih,"
"Hahaha, makasih cus.."Hayo... Kira-kira pada penasaran gak puisinya si gemoy gimana... 😁😁 Stay tune ya...
Menurut kalian cerita ini gimana? Bagus gak? Kalau bagus rekomen ke temen-temen kalian pecinta ikatan cinta 😉
Berani gak...??😁 Xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
FanfictionBagi setiap orang tua kebahagiaan anak adalah segalanya, walau ditengah kering kerontang tapi senyum malaikat kecil bagai setetes embun penyejuk hati. Tapi bagaimana jika semua itu berjangka waktu, yang setiap waktu bisa hilang dan menyisakan hal-ha...