(Lagi?)

1.5K 145 44
                                        

Minggu pagi keluarga Alfahri masih berkutat di alam mimpi, bersantai menikmati hari. Nyonya Alfahri tentunya bangun lebih dulu dari yang lain. Pemandangan indah dihadapannya tentu tak boleh terlewatkan karena baginya ini adalah harta termewah di dunia. Memandangi wajah imam dunia dan insya Allah akhiratnya. Juga kedua buah hatinya. Baginya semua ini sudah lebih dari cukup. Harta kekayaan bagi perempuan cantik itu, adalah bonus.

Ia pun menciumi anak-anaknya, Tak lama suami tercintanya membuka matanya.

"Lho aku enggak?"
"Apa?"
"Itu, masak yang buat enggak?"
"Kamu mau?" Godanya.
"Ya iyalah, kan seniornya, masak kalah?"
"Oke sebentar," andinpun beranjak.
"Lho kok malah pergi"
Andin kembali dari kamar mandi dan sengaja membasuh muka Al dengan air.
Al yang kesal lantas memeluk andin dari belakang. Aksi mereka bak anak SMA yang tengah dimabuk asmara. Begitulah suami istri itu saling jahil satu sama lain. Apalagi jika hanya berdua, seolah mereka lupa bahwa sudah memiliki dua anak.
Karena kegaduhan orang tuanya si sulung pun terbangun.
"Mama, papa ngapain sih?"
"Eh nak, ee.. nggak, papa kamu tu nakal," sahut Andin salah tingkah.
"Kok jadi papa? Mama tuh jahil," timpal Al.
Reyna memutar mata jengah melihat kedua orangtuanya. Ia tak peduli dan kembali menjatuhkan kepalanya di atas bantal.
"Udah sana, aku mau ke dapur, pagi pagi udah aneh-aneh aja," tukas Andin.
"Yang aneh-aneh itu siapa, kamu aja yang pagi-pagi pikiran udah kemana-mana," sahut Al.
"Udah ah, aku mau masak, keburu anak kamu bangun gak bisa ngapa-ngapain aku,"
Al pun memilih menyusul kedua anaknya kembali, tapi Al tak tinggal diam ia beralih menjahili putri sulungnya.
"Papa," teriak Reyna kesal.
"Hahaha, abis papa gemes sama kamu,"
"Pa.. pa.. pa.." celoteh bayi berusia sembilan bulan itu.
"Apa nak, bangun yuk,"
"Kak, bangun kak, ayo kita jalan-jalan,"
"Ye.. ye.. ye..." Seru Ahsan.
"Ayo kita susul mama, dek," ajaknya sambil menggendong sang putra.
"Reyna" panggil al, penuh penekanan. "Kamu gak bangun awas ya, papa gelitikin sampai ngompol,"
"Na.. na.. na.." pangeran kecil itu menirukan sang papa.
Al menggendong Ahsan keluar kamar.
"Pagi.. cucu oma,"
"Na.. na.. na.." adunya pada sang oma.
Ahsan sudah beralih ke gendongan sang oma.
"Oh, kakak Reyna? Kakak Reyna belum bangun?" Tanggap sang oma. Terang saja bu Rosa gemas pada putra Aldebaran itu.
"Masih bau iler oma," sahut Andin. Bayi itu memang sangat menggemaskan.

Sementara itu di kamar Al dan Andin, reyna tampak mulai bangkit dari tempat tidur, tetapi ia merasakan cairan kental keluar dari tubuhnya. Ia segera bangkit dan berlari ke kamar mandi.
Al pun masuk ke kamar berniat membangunkan putri sulungnya.

"Nak.. ayo bangun, sudah siang sayang," panggil Al yang baru saja masuk dan belum menyadari reyna sudah bangun.

Di kamar mandi reyna segera membersihkan sisa darah dari hidungnya. Ia bingung, bukannya sakitnya sudah sembuh? Namun ia berusaha membersihkan hidungnya agar orang tuanya tidak khawatir.

Al tanpa sengaja melihat bercak darah di bed covernya. Ia masih mengira bahwa itu bekas tamu Andin.

"Sayang, sekarang kita mandi yuk," ucap Andin yang baru saja masuk sambil menggendong Ahsan.

Setelah merasa bersih Reyna keluar dari kamar mandi.

"Ma, pa, aku mandi di kamar aku ya"

"Lho gak mandi disini aja bareng adik?" Tanya Andin.

"Gak ma," Reyna langsung keluar dari kamar.

"Gemoy.. belum mandi? Katanya mau pergi sama mama papa?" Tanya Mirna.
"Ini mau mandi cuss.."
"Ya udah, encus mandiin yuk,"
"Aku mandi sendiri aja cus, kan udah gede,"
"Ya udah, mandi sendiri ya, cus ambilin baju,"
"Oke cus" sambil mengacungkan jempol.

Al masih heran dengan bekas darah tersebut, pasalnya tadi sang istri masih sholat subuh dengannya.

"Ma, kamu lagi datang bulan ya?" Tanyanya pada Andin yang baru saja keluar kamar mandi bersama Ahsan.

"Ha? Enggak, kan dua hari yang lalu aku udah selesai," ia heran dengan pertanyaan sang suami.

"Kenapa sih pa?"
"Lha itu apa?" Tanya Al sambil menunjuk bekas darah.

"Enggak, masa baru kemarin udah keluar lagi, aneh kamu"

"Terus itu apa?"
"Ya gak tau, kamu kali ada yang luka,"
"Sini sayang, minum dulu," kata Andin pada Ahsan.
Di sisi lain andinpun ikut heran dengan bekas darah itu. Sambil menyusui ia mengecek seluruh tubuh Ahsan. Tetapi semua baik-baik saja.

"Ndin," panggil Al dengan nada tegang.
"Jangan-jangan?" Pikiran Andin langsung konek. Al langsung berlari ke kamar mandi. Namun semua bersih tanpa bekas darah.

"Bersih, Reyna cuma buang air aja,"
Seketika perasaan suami istri itu lega.

Sementara Reyna masih berusaha membersihkan sisa darah di hidungnya.
"Reyna... Kenapa kok lama? Kok mengeluarkan ingus dari hidung gitu?" Tanya Mirna.

"Gak papa cus.. kemasukan air gak sengaja," teriak Reyna dari kamar mandi.

"Cepetan, nanti masuk angin," teriak Mirna.
"Iya.. ini udah.."
Reyna pun keluar dari kamar mandi.

"Kok sampai merah gitu hidungnya,"

"Kakak, sayang," panggil Andin
"Tadi mandi sendiri lho ma," timpal Mirna.

"Emang kok anak mama ini pinter banget,"
"Tapi ini kenapa hidungnya sampai merah gitu?"

"Gak papa ma," jawab Reyna sambil tersenyum.

Hai... Semua maaf lama gak nongol 🙈 lagi buntu😂

Apa kabar kalian?

Makasih yang masih mau baca  🙏🙏🙏
Maaf banget banyak kekurangan 🥺🙏

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang