Al, Andin dan mama Rosa membawa Reyna ke rumah sakit, Reyna yang sejak tadi panas dan menggigil terus di bekap dengan erat oleh Omanya.
"Mama, dingin..."
"Iya sayang, sebentar lagi kita sampai ya," Andin begitu khawatir dengan kondisi sang anak yang pucat pasi, ia merasakan ketakutan yang luar biasa karena Reyna tidak pernah seperti ini sebelumnya.Mobil Al menembus pekat dan dinginnya malam. Kekhawatiran menyelimuti keluarga Alfahri. Setelah menempuh perjalanan yang terasa panjang akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Dan Al segera menggendong putri kesayangannya itu.
Al menidurkan Reyna diatas brankar rumah sakit.
"Pa..."panggil Reyna dengan nada lirih sambil menggenggam jemari sang papa.
"Iya sayang, papa mama disini ya Reyna tenang aja ya," kata Al dengan suara lembut.
Darah segar mengalir dari hidung Reyna menambah frekuensi kepanikan semua orang. Reyna pun menangis ketakutan. Lalu brankar memasuki UGD. Melihat kondisi Reyna seperti ini sebenarnya Al pun rapuh namun ia berusaha tegar untuk menopang wanita-wanita kesayangannya juga satu lagi nyawa di perut sang istri."Mas aku takut Reyna kenapa-napa mas,"
"Ssstt.. hay... Jangan mikir macem-macem ya, kita berdoa yang terbaik, inget kamu jangan stres ada dede bayi disini,"
"Tapi aku takut mas, gak biasanya Reyna seperti ini, ini panasnya udah melebihi kalau dia panas biasa,"
Al terus memeluk sang istri memberikan ketenangan.
"Tenang ya Ndin, kita berdoa semoga Reyna baik-baik aja, pikirkan juga kondisi kamu ya," ucap mama Rosa.Lima belas menit berlalu, seorang dokter keluar dari UGD.
"Pak, bu, ananda Reyna akan dipindahkan ke kamar rawat," kata dokter.
"Bagaimana kondisi anak saya dok?"
"Untuk saat ini kami belum bisa memastikan pak bu, kita tunggu hasil Lab keluar ya pak, bu, kalau begitu saya permisi dulu," ujar dokter.Tiba-tiba Andin merasakan kram perut.
"Aduh.. duh.." rintih Andin sambil memegang perutnya.
"Kenapa?" Tanya Al kaget.
"Gak papa cuma kram aja,"
"Bisa jalan? Atau pinjem kursi roda?"
"Jalan aja, bisa kok," jawab Andin yakin.
Al dan Andin pun sampai di kamar rawat Reyna.
"Bobo ya sayang, masih malem ini, udah gak panas lagi kan?" Ujar mama Rosa.
"Kenapa kita gak pulang aja Oma? Reyna mau pulang, gak mau disini Oma, mama sama papa mana?"
" Mama papa lagi bicara sama dokter, nanti juga kesini temenin Reyna ya. Bobo Oma temenin ya,"
"Mau sama mama," ujar Reyna
Disaat yang sama Al dan Andin memasuki ruangan.
"Hay sayang, kok gak bobo?"
"Mama... Ayo kita pulang aja," rengek Reyna dengan nada manjanya.
"Ini masih gelap sayang, nanti ya, bobo yuk, mama temenin," bujuk Andin.
"Peluk mama," ujar Reyna
"Iya," Andin menaiki brankar Reyna dan memeluknya.
"Eh.. ma, ada yang gerak," ujar Reyna antusias.
"Iya sayang, dedenya gerak,"
"Papa, dede bayi gerak," ucap Reyna sambil mengusap perut mamanya.
"Eh kok gak gerak lagi?"
"Dedeknya bobo sayang, Reyna bobo juga," ujar Andin.Malam masih begitu pekat. Buaian mimpi kembali memanggil merekapun terlelap menjemput bunga tidur.
***
"Pak Hasil Lab sudah keluar hari ini, bapak dan ibu diminta menemui dokter di ruangan," kata suster.
"Baik terimakasih sus," jawab Andin.
"Nak, kamu sama oma dulu ya, mama sama papa mau ketemu dokter sebentar," pamit Al
"Iya, jangan lama-lama ya ma,"
"Iya sayang, sebentar kok,"Andin dan Al menuju ruang dokter, kecemasan menyelimuti keduanya, meski mereka belum dapat memastikan apa yang akan disampaikan oleh dokter. Namun mereka merasa ada sesuatu yang serius sehingga harus tes lab.
Andin mengetuk pintu.
" Permisi,"
"Iya pak Al, Bu Andin, silahkan masuk,"
"Jadi gimana hasilnya dok?" Tanya Al tanpa basa-basi.
"Iya, jadi begini pak, bu, maaf sebelumnya jika saya harus memberikan kabar yang tidak mengenakkan ini, tapi saya harus menyampaikan bahwa ananda Reyna terkena kanker darah stadium dua atau lebih dikenal leukemia,"Deg...
Hening sesaat, atmosfer ketegangan menyelimuti ruangan.
"Enggak.. gak mungkin, dokter pasti salah, hasilnya pasti salah, anak saya sehat, dia cuma sakit biasa," Andin begitu emosional. Dan Al memeluk untuk memberikan ketenangan.
"Sayang, tenang, hay.. kontrol emosi kamu,"
"Enggak mas, ini gak mungkin, Reyna baik-baik aja mas, pasti ini ada kesalahan, atau hasilnya ke tuker,"
"Kita berdoa semoga Reyna baik-baik saja ya," ucap Al sambil mencium kening Andin.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Al pun tidak terima dengan semua ini, namun ia berusaha tegar untuk Andin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
FanfictionBagi setiap orang tua kebahagiaan anak adalah segalanya, walau ditengah kering kerontang tapi senyum malaikat kecil bagai setetes embun penyejuk hati. Tapi bagaimana jika semua itu berjangka waktu, yang setiap waktu bisa hilang dan menyisakan hal-ha...