Cemburu

2.1K 188 16
                                    

Tak terasa dua Minggu sudah usia anak kedua Aldebaran dan Andin. Selama itu juga kehidupan di pondok pelita semakin berwarna dengan gema tangis bayi kecil pelengkap keluarga itu.

Saat ini Aldebaran tengah berada di halaman sambil memangku putranya, sinar mentari pagi menyusup disela-sela ranting pepohonan. Sejak sang putra lahir aktivitas seperti ini menjadi rutinitasnya setiap pagi. Aldebaran memang sosok suami dan ayah yang siaga, bahkan dia rela begadang demi sang putra.

"Kamu gak pakai diapers ya nak?" Sang bayi hanya menendang-nendang kaki ke udara.

"Oh tadi di lepas sama mama?, Oke kita ganti dulu ya, habis itu nungguin mama terus mandi," anaknya itu menyimak perkataan sang ayah seolah tau.

"Anak papa ganteng sekali sih, jadi anak yang sholeh ya nak, yang pintar," kata Al sambil mencium sang bayi.
Mama Rosa menghampiri ayah dan anak tersebut.

"Helo cucu Oma, lagi berjemur sama papa ya,"
"Aduh gaya banget cucu Oma pakai kacamata," canda mama Rosa.

"Iya dong Oma, biar gak silau, aku keren kan Oma," sahut Al menirukan suara anak kecil.

"Keren banget, gemes..." Sang bayi hanya menggeliat di pangkuan Al.

"Sayang, mandi yuk," ucap Andin yang baru saja mendekat.

"Tuh.. mama tuh.."

"Mandi dulu biar wangi, aku mandi dulu ya Oma, bial makin ganteng,"

Andin segera membawa bayinya masuk, untuk memandikan, ia memang sudah piawai mengurus bayi meski sudah lama tidak memegang bayi, ia dan Al juga sepakat untuk tidak memakai baby sitter untuk anak keduanya ini, hanya Mirna yang sesekali membantu dan tentunya kedua mamanya.

Setelah selesai memandikan ia segera membawa sang anak ke kamar.

"Nah sekarang udah wangi, tambah ganteng aja nih anak sholehnya mama," ucap Andin,
Sang bayi mulai merengek kehausan.

"Iya sayang, sebentar, pakai baju dulu ya, iya tau mama, adik haus ya,"

Akhirnya setelah disusui bayi itu kembali terlelap, kini saatnya Andin mengecek Reyna, meskipun semua sudah beres ditangan Mirna tapi Andin tetap berusaha membagi perhatiannya kepada Reyna.

"Anak papa, jagoannya papa, papa berangkat dulu ya nak, kamu yang baik di rumah ya, jangan rewel," ucap Al sambil mencium bayinya.

Sementara Andin sedang melihat Reyna didandani oleh Mirna.

"Sayang, udah siap?"

"Udah ma, tapi belum sisiran,"

"Gemoy, cus siapin bekal dulu ya, cus sampai lupa,"

"Sini mama yang sisirin"

"Oke ma, udah cus, aku sama mama aja,"

"Ya udah, bentar ya, cus ambil makanan dulu," sahut Mirna.

"Ini mau dikucir gak rambutnya?" Tanya Andin.

"Iya ma, kalau di kucir mama aku cantik," Andin tertawa mendengarnya.
"Kamu memang sudah cantik sayang,"

"Adik bobok ma?"

"Iya, tadi habis mandi terus bobok lagi,"

"Adik bobok terus ya ma," Andin tertawa.
"Kan masih kecil kak, nanti kalau udah besar bisa main sama kakak,"

"Udah, selesai, duh cantiknya anak mama,"

"Iya dong ma,"

"Tas kamu mana?"

"Udah dibawa encus..."

***

Sore hari di pondok pelita.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang