Sejak sang fajar terbit Andin sudah berkutat di dapur bersama Kiki dan Mirna. Walaupun dirumah megah itu sudah ada asisten rumah tangga namun tetap saja ia berkegiatan layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Ia tetap memasak, menyiapkan pakaian kerja suami juga anak-anaknya. Itulah yang semakin membuat Al bangga dan bersyukur memiliki Andin, dimatanya Andin adalah sosok yang sempurna.
Al menggendong sang putra menuju dapur.
"Eh anak mama udah bangun," sapa Andin.
"Ma..ma..." Rengek Ahsan sambil mengarahkan tangannya ke Andin."Iya, sebentar, mama cuci tangan dulu,"
"Ma..."
"Iya sayang, yuk,"
"Hey ganteng, cerewet banget sih sekarang," Goda Mirna sambil menoel pipi gembil Ahsan. Sontak saja bayi itu memasang wajah kesal sambil mengucek matanya.
Andin hanya tertawa melihat sang anak.
"Uluh.. uluh.. anak mama masih ngantuk ya, kita bangunin kakak yuk," Andin menggendong Ahsan menuju kamar Reyna.Sesampainya di kamar Reyna anak itu masih tertidur pulas dengan seluruh badan tertutup selimut menyisakan wajahnya.
"Kakak bangun yuk.. udah pagi.. yuk sayang,"
"Gimana nak, bangun kak, gitu" ucapnya mengajari Ahsan."Na.. na.. na.." oceh Ahsan.
Reyna pun bangun berusaha menghilangkan kantuknya."Na,.."
" Iya..""Mandi yuk, siap-siap,"
"Mama Papa nanti dateng kan?""Iya.. dateng,"
"Papa gak sibuk kan?"
"Enggak, mama udah bilang kemarin,"
"Eh gemoy... Udah bangun, yuk mandi, nanti telat lagi," ucap Mirna.
Mirna sudah menyiapkan pakaian Reyna.
"Mandi sama encus ya, mama mau mandiin adek,"
Ahsan tampak kegirangan digendongan mamanya, hingga memukul-mukul wajah sang mama."Aduh.. sakit dong mama digituin,"
Setelah semua selesai sarapan pagi menjadi rutinitas setiap hari sekaligus mempererat hubungan satu sama lain.
"Papa nanti jangan telat lho, masa setiap datang ke sekolah telat terus," protes Reyna.
"Iya kak, papa janji gak telat,"
"Ya udah papa berangkat dulu ya, biar nanti bisa cepat ke sekolah kamu, kakak sama mama ya," pamit Al sambil mencium kening Reyna juga Ahsan.Sesampainya di sekolah Reyna dan teman-temannya melakukan gladi bersih sekali lagi sebelum acara dimulai, Reyna juga latihan membaca puisi dibimbing Miss Olive.
"Mama mau liat," ucap Andin sambil menghampiri Reyna.
" Nanti aja ma, nanti juga mama tau, itu mamanya yang lain aja pada disini," cegah Reyna.
Sementara Mirna tampak menahan tawa karena ia tau maksud Reyna.Setelah setengah jam melakukan gladi, acara pun dimulai Al dan mama Rosa baru saja memasuki aula.
"Udah mulai acaranya?" Tanya Al.
"Baru aja, untung kamu tepat waktu,"
"Selamat datang bapak ibu sekalian dihari yang berbahagia ini kita akan melepas putra putri kita dari taman kanak-kanak ini. Untuk acara selanjutnya...."
Setelah sambutan selesai dilanjutkan dengan satu tarian.
Acara inti
Tarian Reyna dan teman-temannya.
Al dan Andin sangat bangga kepada Reyna kebahagiaan mereka tak terkira. Namun mereka tidak tahu ternyata masih ada kejutan yang telah dipersiapkan sang putri.
-
-
-
-
"Mari kita sambut persembahan spesial dari Reyna Putri Alfahri,"Reyna maju ke depan dengan senyum percaya diri. Sontak saja Al dan Andin kaget apa yang akan dilakukan Reyna pasalnya Reyna tidak bercerita tentang hal ini.
"Halo semuanya, hehe, aku ada kejutan spesial untuk mama sama papa, mereka gak tau kalo aku tampil lagi hari ini,"
Reyna mulai membaca. Sementara Al,Andin dan semua yang hadir takjub dengan Reyna.
Mama..
Kaulah pelita untukku
Menerangi ku dengan kasih dan cintamu.
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Menghangatkan aku dari dinginnya angin yang berhembus
Memelukku saat aku menangis
Mencintaiku walau terkadang aku nakalPapa..
Kasihmu selalu ku rasa disetiap dekapan mu
Cintamu mengalir dalam darahku
Walau aku menjengkelkan kau tak pernah marah padaku
Aku sayang mama dan papa
Aku juga sayang Oma, dedek Ahsan walau nakal, aku juga sayang encus Mirna
Aku sayang semuanya.Andin menitihkan air mata, terharu sekaligus bahagia juga bangga kepada Reyna.
Reyna turun panggung menghampiri mama papanya. Andin langsung memeluk erat Reyna sambil menciumi dengan pipi yang dibasahi air mata.
"Mama kok nangis? Aku bikin mama nangis ya?"
"Mama jangan nangis" sambil mengusap air mata sang mama.
"Enggak sayang, mama nangis bahagia, anak mama pinter banget," ucapnya disela tangis.
"Kita beri tepuk tangan yang meriah untuk Reyna Putri Alfahri, hebat banget ya," ucap Miss Erina.
Acara pun selesai dan semua anak membawa bingkisan hadiah atas kelulusan mereka.
"Anak papa pinter banget sih, siapa yang ngajarin?" Tanya Al sambil menggendong Reyna.
"Miss Olive pah, tapi yang tulis encus,"
"Reyna kan udah pinter, papa ada hadiah juga lho buat Reyna, kira-kira Reyna mau hadiahnya apa?"
"Emmm" gumam Reyna tampak berfikir.
Hai temen-temen gimana-gimana komen dong jangan next next aja 😁
👇⭐⭐ Jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
FanficBagi setiap orang tua kebahagiaan anak adalah segalanya, walau ditengah kering kerontang tapi senyum malaikat kecil bagai setetes embun penyejuk hati. Tapi bagaimana jika semua itu berjangka waktu, yang setiap waktu bisa hilang dan menyisakan hal-ha...