Keesokan harinya Andin mencoba peruntungan kembali.
"Beneran gak ya," gumamnya
Setelah melihat hasilnya ternyata kali ini lebih meyakinkan lagi. Buru-buru ia membangun suami tercintanya.
"Mas, mas, mas bangun,"
"Hmm,"sahut Al dengan nada malas.
"Bangun dulu ih," Andin sedikit kesal
"Ya kenapa?"
"Lihat nih," Andin menunjukkan hasilnya pada suaminya.
Al membuka mata dengan kesadaran yang belum sepenuhnya.
"Apa sih?"
"Ih kamu ma," Andin kesal
Lalu Al meraih benda yang di pegang Andin.
"Oh, ini, iya nanti ke dokter ya," sahut Al yang tampak biasa saja.
"Ih, kok gitu sih tanggapannya, emang kamu gak seneng? Gak kaget?" Andin memasang wajah cemberut namun lucu.
" Ya kan kemarin udah tau hasilnya," jawab Al.
"Kan kemarin belum yakin mas,"
"Ya udah nanti ke dokter ya," kata Al. Andin hanya menggangguk dengan lesu.
"Ya udah aku mandi dulu ya," Al melangkah menuju kamar mandi, sementara Andin memilih menuju dapur.
"Pagi ma," sapanya kepada mama Rosa.
"Pagi Ndin, Al belum bangun?"
"Udah ma, baru mandi," Andin meraih pisau untuk mengiris bawang dan cabai.
Mirna melewati dapur setelah membersihkan halaman.
"Tuan putriku belum bangun mir?" Tanya Andin.
"Tadi gue liat masih nyenyak banget dipanggil malah benerin selimut,"
Andin hanya geleng-geleng kepala membayangkan tingkah putri kesayangannya itu.
"Bapaknya banget itu, dari dulu kalau disuruh tidur susah apalagi kalau dibangunin," ujar mama Rosa.
"Ya udah saya bangunin Reyna lagi, Bu bos,"
Mirna menuju kamar Reyna dan melihat Reyna masih bergelut dengan selimutnya.
"Ya ampun gemoy... Malah tambah pules, ayo bangun," Mirna heran.
"Hmm, sebentar lagi cuss,"jawab Reyna.
"Sebentar lagi? Ini udah siang sayangku cintaku, ayo bangun," Mirna yang menarik selimut Reyna dengan sedikit kesal namun juga gemas.
Reyna membuka mata.
"Mama mana?"
"Mama ilang," Mirna kesal sendiri.
"Mamaa..." Teriak Reyna.
Semua yang ada di dapur mendengar teriakkan Reyna.
"Ya ampun kenapa lagi tuh anak," mama Rosa heran.
Andin segera menuju kamar Reyna.
Dari dalam Mirna sedang berusaha membujuk Reyna.
"Gemoynya Ncus, mandi yuk, udah siang ini, mau Ncus gendong? Yuk anak cantik,pinter,"
"Gak mau, maunya sama mama,"
"Mama lagi bikin bekal buat Reyna, katanya mau dibikinin bekal, yuk,"
Andin memasuki kamar Reyna.
"Kenapa sayang? Kok teriak-teriak gitu sih?"
"Mau sama mama,"
"Kenapa harus sama mama? Kan bisa sama Ncus, sayang,"
"Udah mandi dulu sana,"
Reyna menggeleng
"Gak mau, maunya sama mama,"
"Uluh-uluh manjanya, mandi sama Ncus, nanti mama dandani"
"Ya udah deh,"***
Setelah selesai sarapan, kini Al dan Andin bersiap untuk mengantar Reyna.
"Ndin kita jadi ke dokter kan?"
"Jadi mas, aku udah izin pihak kampus kok, dan Alhamdulillah Bu tari mau gantiin jam aku,"
"Alhamdulillah ayo"
"Ma, kita berangkat dulu ya,"
"Iya, kalian hati-hati ya,"
"Ma, aku mau duduk di depan sama mama,"
"Reyna, di belakang aja ya, sama Ncus," sahut Al.
"Udah, gak papa mas,"
"Yuk sini yuk," ajak Andin.
Reyna duduk di pangkuan Andin. Sedangkan Al tampak memasang raut khawatir.
"Udah gak papa mas," Andin mengusap pundak Al.
Reyna tampak bingung melihat mama papanya, tidak seperti biasanya.Setelah mengantar Reyna mereka munuju rumah sakit.
"Ny, Andin Alfahri," nama Andin telah dipanggil.
"Apa yang dikeluhkan Bu?"
"Mual, dan muntah dok, nafsu makan juga turun,"
"Baik saya periksa dulu ya,"
Dokter mulai memeriksa dan melakukan USG.
"Saat ini usianya baru 5 Minggu Bu, semuanya baik-baik saja, kalau yang dikeluhkan ibu tadi, itu wajar dialami oleh ibu hamil,"
"Alhamdulillah," ucap Al lalu memeluk sang istri.
"Ini saya catatkan resep obat dan vitamin,"
"Terimakasih dok,"
"Sama-sama, jangan lupa 2 Minggu lagi cek up Bu,"
"Iya, terimakasih, kami permisi," ucap Andin sambil tersenyum.Kini mereka berdua siap menuju kampus Andin.
"Kamu beneran gak papa? Masih pusing gak? Mual?" Tanya Al yang begitu khawatir.
"Gak papa mas, aku udah baik-baik aja, mualnya tu kalau pagi aja, udah tenang aja gak usah khawatir,"
"Ya udah, hati-hati, kalau ada apa-apa langsung telpon,"
"Iyaa... Udah kamu tenang aja," kata Andin sambil tersenyum.
"Dah ya aku masuk dulu, assalamualaikum suamiku,"
"Waalaikum salam," balas Al tak lupa mencium kening Andin.
![](https://img.wattpad.com/cover/267002688-288-k40984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
FanficBagi setiap orang tua kebahagiaan anak adalah segalanya, walau ditengah kering kerontang tapi senyum malaikat kecil bagai setetes embun penyejuk hati. Tapi bagaimana jika semua itu berjangka waktu, yang setiap waktu bisa hilang dan menyisakan hal-ha...