kejutan

2.5K 171 8
                                    

Suasana kehangatan tercipta di rumah Aldebaran dan Andin. Ditambah lagi mereka akan mengumumkan kehadiran anggota keluarga baru ditengah mereka yang tentu saja ini adalah sebuah kejutan spesial untuk semua.

Si cantik Reyna tampak asyik bersepeda bersama sang papa. Dengan antusias ia bercerita kepada sang mama kalau ia baru saja memenangkan lomba dari sang papa.

"Mama, mama, aku sampai duluan, papa aku tinggal," katanya, antusias.
”hurf.. capek,." Ia tampak ngos-ngosan.
Andin menyeka keringat yang bercucuran di wajah anaknya.
"Makanya jangan cepet-cepet naik sepedanya, pelan aja, nanti kalau jatuh gimana,"
"Mama, gimana sih? Namanya juga lomba, masak pelan-pelan," protes Reyna.
"Ya tapi kalau kamu jatuh gimana? terus banyak kendaraan juga, lain kali gak usah lomba-lomba lagi" Andin begitu khawatir.
"Ah... Mama gak asik,"
Tampak Al yang baru saja memasuki gerbang dengan santai.

"Udah sana mandi, bau asem kamu,"
Tanpa basa-basi Reyna membawa sepedanya masuk.
"Hay... Sayang," sapa Al mendekati Andin, sementara Andin hanya cemberut menahan rasa kesalnya.

Reyna yang mendengar papanya mendekat langsung menoleh kembali ke arah sang papa.
"Papa kalah yey.. aku tunggu hadiahnya pa," soraknya girang.
"Reyna... Mandi..."peringat Andin pelan namun tegas.
"Iya ma..." Nyalinya cuit mendengar suara mamanya.

Sementara itu mama Rosa, Mirna dan Kiki sedang menata makanan di atas meja. Reyna masuk dengan mood yang tidak sebaik tadi.
"Cuss.. aku mau mandi,"
"Aduuh anak gemoy yang habis sepedaan, capek ya? Sampai mana tadi?" Tanya Mirna.
"Muter komplek," jawab Reyna seadanya.
"Cucu Oma kenapa kok lesu gitu, biasanya girang banget habis main sama papa?"
"Gak papa Oma," jawab Reyna sambil meninggalkan ruang makan.

Al dan Andin memasuki rumah.
"Baju kamu udah aku siapin," Andin meninggalkan Al, melangkah menuju mama Rosa.
"Udah siap semua ma?" Tanya Andin.

"Udah nih, tumben pagi-pagi Kiki masak banyak sekali," jawab mama Rosa.
"Bukan Kiki aja kok bu, tadi dibantuin mbak Andin juga, malah ini semua yang masak mbak Andin, Kiki cuma masak capcay sama goreng udang tepung ini," jelas Kiki.

"Oh ya? Jadi saya yang kesiangan tadi?" Kata mama Rosa.
"Ibu gak kesiangan kok, mbak Andin aja tadi yang pagi-pagi udah bangun,"

"Oh ya ma, nanti mama sama papa mau kesini, aku sampai lupa ngasih tau,"
"Wah seru ini nanti jadi rame, pantesan kamu masak banyak," kata mama Rosa.
Al baru saja selesai mandi, disusul Reyna yang masih tampak cemberut.

"Ndin.. jangan capek-capek," peringat Al.
"Capek apa sih mas, orang aku biasa aja,"
"Dibilangin juga,"
"Iya.. mas ku sayang..."
Sementara yang lain heran dengan gelagat mereka yang berbeda dari biasanya.

"Yuk kita makan, udah laperkan tadi yang habis sepedaan?" Ajak mama Rosa.
Dari luar terdengar suara bel.
"Kiki bukain dulu bu,"
"Pasti itu Oma sama opa, Miss Kiki biar aku aja yang bukain," kata Reyna yang sudah kembali ceria.
Ia lari menuju pintu depan untuk menyambut Oma dan opanya.

"Opa.. Oma.." sambut Reyna.
"Ee hehe.. cucu opa, opa kangen banget sama kamu," kata pak Surya sambil mencium pipi cucunya itu.
"Aku juga kangen sama opa sama oma, opa Oma ke sini mau main sama aku ya?"

"Iya dong sayang, kita mau main sama Reyna" kata bu Sarah.
"Yey.. ayo Oma opa udah di tunggu sama mama papa dan Oma,"
"Ayo..."
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," jawab mereka bertiga.
"Mari pak Surya, Bu Sarah," Bu Rosa mempersilahkan.
"Pak Surya dan Bu Sarah apa kabar?"
"Alhamdulillah baik Bu, Bu Rosa sendiri baik?"
"Alhamdulillah baik,"

Merekapun menikmati hidangan sambil berbincang hangat tak lupa juga celetukan lucu dari Reyna. Setelah selesai mereka menyantap buah-buahan yang tersedia.

Al memulai pembicaraan sambil menggenggam mesra tangan Andin.

"Oh ya ma, pa, maksud aku sama Andin ngundang papa mama kesini, kita mau mengumumkan kalau... Sebentar lagi papa mama mau nambah cucu," terang Al.

Semua tampak kaget dan gembira.

"Alhamdulillah," ucap mereka.
"Ahh beneran sayang? Aduh mana jadi gak sabar," kata bu Sarah.

"Hmm mama udah curiga dari kemarin," kata mama Rosa.

Sementara Reyna hanya duduk diam tak tahu harus merespon apa, senang atau sedih.
Kehangatan berlanjut di ruang keluarga. Saat sedang bercanda bersama tiba-tiba Andin melihat sesuatu keluar dari hidung Reyna.

"Ya Allah sayang, kamu mimisan?" Andin panik dan semua menoleh ke arah Reyna.
Reyna menangis karena takut melihat darah.

"Pa, ambilin kapas pa," suruh Andin pada Al. Al pun tak kalah paniknya dengan Andin. Pasalnya tidak biasanya anaknya demikian.

"Gak papa sayang, ya, ini namanya darah kotor, jangan nangis ya nanti tambah banyak darah yang keluar," Andin berusaha menenangkan sang anak, walaupun dirinya panik setengah mati.
Al menyodorkan kapas untuk menghentikan darah.
"Kita ke rumah sakit ya,"

"Gak mau aku gak mau ke rumah sakit," kata Reyna sambil menangis.

Sementara semua masih syok dengan apa yang terjadi.
"Duduknya yang tegak sayang, terus agak condong ke depan badannya" kata mama Rosa,

"Mir, tolong ambilin air es buat ngompres," suruh Andin. Sementara ia menekan hidung Reyna untuk menghentikan darah.
"Aku takut ma," kata Reyna yang masih menangis.
"Gak papa nak, biar darahnya berhenti dulu ya, mama di sini kok, mama pegang tangan Reyna ya,"
Mirna pun tergopoh-gopoh membawa air es.
Setelah darah dirasa sudah berhenti mereka segera membawa Reyna ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya.

Setelah beberapa menit yang lalu mereka diliputi kebahagiaan kini mereka dibekap ketakutan dan kepanikan.


Aku berusaha bikin beda sesuai imajinasi ku ya, entahlah nanti alurnya kemana 😊😊 semoga suka.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang