Harry Potter and The Time Turner

Bab 8: Rahasia Grindelwald

"Tingkat Lima, Departemen Kerjasama Sihir Internasional, termasuk di dalamnya Badan Standar Pertukaran Sihir Internasional, Kantor Hukum Sihir Internasional, dan Konfederasi Sihir Internasional, Kantor Pusat Inggris."

Suara dingin wanita mengumumkan demikian ketika lift berhenti di lantai lima. Kisi-kisi keemasan menggeser terbuka dan Harry kembali turun bersamaan dengan seorang pria berperut buncit yang rupanya adalah salah satu delegasi kedutaan besar negara lain. Perawakannya khas pejabat-pejabat serakah dan bau uang. Wajahnya oriental, seperti atau memang orang Asia. Dia menatap Harry selirik yang dianggap tak menarik, lalu mendahului dengan angkuh.

Harry berjalan tergesa menuju koridor panjang dengan pintu berderet, melewati beberapa orang yang lalu-lalang dengan sibuk. Beberapa justru bercakap-cakap dalam bahasa lain yang Harry tak mengerti. Departemen ini adalah yang paling sibuk setelah milik Harry, karena setiap hari menerima kunjungan dari orang-orang mancanegara.

Harry berebelok, berjalan melewati sepasang pintu kayu ek berat dan muncul di area terbuka yang disekat-sekat menjadi banyak ruang kecil. Suasananya bising dengan suara percakapan, tawa, dan goresan pena bulu. Memo meluncur keluar-masuk ruangan seperti pesawat ulang-alik mini. Papan nama di sekat pintu ek tadi berbunyi: Kantor Konfederasi Sihir Internasional

"Anda sedang mencari siapa, Mr Potter?" kata seorang pria berkulit gelap, ketika melihat Harry masuk dengan terburu-buru sambil celingukan.

"Oh, halo, Ben! Apa Mr Malfoy sudah datang? Ada hal penting yang perlu kubicarakan dengannya," kata Harry.

Ben menyudahi terlebih dahulu obrolannya dengan salah seorang rekan kerja, kemudian melongok ke arah meja Draco yang tampak tak berpenghuni. Harry turut melakukan hal yang sama dan merasa sedikit kecewa setelah mengetahui Draco tidak ada di sana.

"Belum, Mr Potter. Kami—aku dan Nick—baru saja membicarakannya. Bukan kebiasaan Mr Malfoy mengabaikan pekerjaan. Biasanya dia selalu membuat memo atau titip pesan kepada rekannya yang lain jika memang ada urusan yang mengharuskannya pergi ke luar atau terlambat seperti sekarang ini," kata Ben dengan raut wajah sebal yang berusaha ditutupi.

"Sebenarnya Malfoy sudah tiba di kantor pagi-pagi sekali, sebelum aku datang malah. Kami bertemu tak sengaja di Atrium. Aku baru saja datang dan dia berkata akan pergi sebentar ke luar lalu kembali ke kantor sebelum jam kerja," kata Harry. "Baiklah. Tolong sampaikan kepadanya untuk segera menemuiku di Kantor Auror!"

"Akan kusampaikan padanya jika dia sudah datang, Sir," kata Ben, tersenyum ramah kepada Harry.

Harry membalas senyumnya. "Baiklah, terima kasih," ucapnya, lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Tingkat Dua, Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir, termasuk di dalamnya Kantor Penggunaan Sihir Tidak Pada Tempatnya, Markas Besar Auror, dan Kantor Pelayanan Administrasi Wizengamot."

Pintu lift terbuka. Semua orang turun termasuk Harry. Dia membawa perasaan hampa yang mengganjal tak menyenangkan. Kepalanya serasa mau meledak dengan berbagai macam pertanyaan tanpa jawaban. Hingga kapan dia akan menanggung semua rasa penasarannya, jika Draco tak kunjung muncul.

Kepala Harry semakin sakit ketika terngiang kembali ekspresi ketakutan Draco saat datang kepadanya membawa informasi tentang Pembalik Waktu dan pengkhianatan Pengikut Voldemort. Masih dalam bayangan Harry, muka dingin itu kemudian berubah menjadi tawa ejek tatkala rencananya membuat Orde Phoenix panik berhasil. Jika memang yang dikatakan Kingsley tadi benar, Harry benar-benar tak bisa memaafkannya lagi kali ini.

Kini amarahnya mulai meluap. Rasa ingin segera menangkap Draco dan Pengikut Voldemort semakin tinggi. Namun, Harry tak bisa segegabah itu. Bukti belum cukup dan belum ada rencana matang untuk melakukan penangkapan. Ditambah lagi Harry tak akan mungkin bisa melakukan penangkapan seorang diri secara ilegal.