Bab 10: Lari dan Ikuti

749 101 20
                                    

Dua orang pemuda muncul begitu saja, berjarak beberapa meter di jalanan berbatu desa Godric's Hollow. Sesaat mereka hanya berdiri diam dengan tongkat sihir dicengkeram kuat dalam genggaman. Suasana desa itu sepi dan damai seperti biasa. Kebanyakan penduduk desa belum terbangun dari tidur paginya.

Mereka berjalan beriringan menuju sebuah gereja kecil dengan deretan makam di belakangnya. Salah satu pemuda yang memiliki warna rambut merah sedikit menegang dalam iringan langkah, sementara yang berambut hitam legam acak-acakan lebih ke waspada terhadap sekitar.

Harry mendorong terbuka gerbang-ayun yang menyambut mereka di jalan masuk menuju pemakaman. Ron mengekor di belakangnya dengan pandangan terus terpancang ke tanah. Di kanan-kiri jalan kecil itu dikelilingi rumput-rumput yang mulai menguning dan basah diguyur embun pagi. Suasana itu tenang tetapi penuh kesedihan.

Keduanya berjalan memutari gereja dan langsung disambut oleh deretan batu nisan yang kuno dan lama. Ron, yang mengetahui persis letak tempat peristirahatan terakhir salah satu saudaranya yang gugur dalam perang—Fred Weasley, langsung memejamkan mata. Dia tidak siap untuk menangis tatkala melihat nama itu terukir di salah satu batu nisan.

Mereka berjalan langsung menuju makam Hermione Granger yang berada di ujung. Jika dibanding deretan batu nisan lain, milik Hermione masih terlihat baru, padahal dia sudah meninggal empat tahun silam. Di atasnya tergeletak sebuket chrysanthemum kuning yang layu dan basah.

Tanpa menunggu lama, Harry menyapu tongkat sihirnya memutar di udara sembari berseru, "Appare Vestigium!"

Kepulan debu dan asap berwarna keemasan langsung membludak keluar dari tongkat sihirnya, mengelilingi daerah sekitar pemakaman seperti selubung udara yang indah. Harry sangat suka jika diharuskan memakai mantra ini dalam setiap penyelidikan. Ron mundur beberapa langkah untuk memberi ruang rekannya.

"Revelio!"

Bayangan Draco yang setipis udara langsung terbentuk seperti sebuah reka adegan. Sosoknya yang jangkung tengah berdiri diam di hadapan makam Hermione. Kemudian bayangan sosok itu memudar secepat kemunculannya. Sebuah jejak kaki berwarna keemasan muncul dari tempat bayangan Draco tadi berdiri, mengarah ke arah gerbang-ayun dan menghilang tepat di laur jangkauan Mantra Pelacak milik Harry.

"Seperti dugaanku, Ron. Malfoy mengunjungi makam Hermione pagi itu. Dan bunga itu adalah pemberian Malfoy. Aku melihat Malfoy membawanya sebelum pergi," kata Harry dengan semangat.

Ron, yang berada di belakang Harry, tanpa menunggu lama meraih sekuntum krisan kuning yang layu di atas kepala nisan. Dia berucap, "Avenseguim!" sembari menjentikkan tongkat sihirnya ke arah bunga itu.

Bunga itu pun tiba-tiba bergerak, terhentak melepaskan diri dari tangan Ron dan melayang mengikuti arah jejak kaki Draco. Harry dan Ron segera mengejarnya dengan sedikit kesulitan. Deretan batu nisan yang agak rapat membuat mereka cukup kesulitan dalam berlari. Meski begitu, di balik kepulan kabut mereka masih tetap bisa melihat ke arah mana krisan yang layu itu bergerak pergi mencari si pemilik.

Krisan kuning itu terus melayang maju, sesekali berhenti dan meliuk-liuk seolah mencari jalan yang benar yang dapat membawanya kepada Draco. Harry dan Ron mengekor di belakangnya seperti polisi Muggle yang mengikuti anjing pelacak. Pada akhirnya, krisan layu itu membelok secara tajam ke arah Rumah Minum yang sempat didatangi Harry dua hari lalu setelah melakukan pemeriksaan di bekas rumah Bathilda Bagshot.

Berarti dugaan Harry tepat sekali, jika kala itu penyihir kaya yang dimaksud oleh si Pemilik Rumah Minum adalah Draco Malfoy. Si Pemilik Rumah Minum kebetulan sedang berada di teras, menyirami tanaman dalam pot dengan air yan memancar dari ujung tongkat sihir. Pemilik Rumah Minum itu terkejut tatkala mendapati Harry datang pagi-pagi sekali dan dengan raut muka serius.

Harry Potter and The Time TurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang