Harry Potter and The Time Turner

Bab 25: Gagal Bertemu

Suara lecutan terdengar keras memecah keheningan malam. Dua Harry, Ron Dewasa, serta Draco Remaja mendarat dengan kokoh di atas tanah Godric's Hollow. Malam telah larut, tidak ada aktivitas apa pun yang tampak sejauh mereka memandang. Hanya ada suara serangga nokturnal yang terdengar lemah di balik pepohonan.

Keempat laki-laki tersebut berdiri gusar dengan tongkat sihir waspada. Draco Remaja telah berusia tujuh belas tahun, jadi dia bebas melakukan sihir apa pun untuk membantu dalam misi ini. Pendiriannya pun berubah dengan cepat saat mengetahui fakta kalau dirinya terlibat dalam urusan genting. Dia berpihak kepada Harry Potter karena takut dengan Voldemort yang diketahui sedang mengincar nyawanya.

Harry Dewasa membawa rekan-rekannya muncul di dekat rumah peninggalan keluarga Potter. Dari tempat mereka berdiri, bangunan itu seharusnya tampak mencolok, tetapi atensi mereka tidak tertuju ke arahnya. Pun kegelapan mengurung keberadaan bangunan itu.

"Kau yakin mereka ke desa ini?" Suara Ron Dewasa yang berat memecah keheningan.

Sebagai jawaban, Harry Dewasa mengangguk yakin dengan napas terengah. "Perasaanku kuat sekali."

Lampu-lampu jalan bersinar redup di kejauhan, tak kalah terang dari rembulan yang bersembunyi. Pondok-pondok dan bangunan umum lain tampak membisu, seperti menyembunyikan keberadaan orang-orang di dalamnya. Wajar saja, tengah malam. Hanya sepi yang menemani empat laki-laki yang sedang celingukan mengamati sekitar. Dalam hati harap-harap cemas, berkhayal jika ada rambut platina atau ikal kecokelatan yang tiba-tiba muncul dari kegelapan.

Akan tetapi, Harry Remaja tak merasa yakin dengan pendapat Harry Dewasa. Dia sama sekali tak merasakan keberadaan Draco Dewasa mau pun Hermione di desa ini. Tentunya dia tetap berharap dua sejoli itu tengah memutuskan beristirahat di suatu tempat, aman, dan belum terdeteksi oleh mata-mata Voldemort.

Tiba-tiba kesunyian dipecah oleh Draco Remaja yang mendesis kesakitan sambil memegangi kaki kanannya. Rasanya perih, kebas, dan terbakar. Dia merasa daging betisnya seperti diiris oleh pisau tak terlihat, tetapi tidak ada luka--bahkan goresan sedikit pun. Rasa sakitnya naik-turun, bahkan hingga membuatnya tak mampu berdiri di satu waktu, seperti saat ini...

"Ada apa?" Ron Dewasa bertanya, melihat Draco Remaja mencengkeram kuat betisnya dengan wajah berubah merah muda.

"Tak tahu," jawab Draco Remaja, membuat perhatian yang lain tertuju kepadanya. "Sudah sakit sejak kemarin, tapi semakin memburuk--terutama siang tadi. Sungguh menyiksa!"

"Apa kau pernah terkena mantra atau kutukan sebelum ini?" Harry Dewasa membantu Draco Remaja duduk, membantu memeriksa bagian yang katanya terasa sangat sakit.

"Aku sudah ke Madam Pomfrey dan katanya tak ada yang aneh, bahkan kutukan yang tak terdeteksi atau apa pun itu. Sial betul!" umpat Draco Remaja.

Dengan sigap, Harry Dewasa mencabut tongkat sihir dan menyapu bagian ujungnya menyusuri betis kanan Draco Remaja. Bibirnya tak berhenti komat-kamit dengan suara berbisik, merapalkan suatu mantra yang Draco Remaja tak tahu. Cahaya keperakan bergelung mengelilingi betisnya selama dua menit. Setelah memeriksa, Harry Dewasa menghela napas.

"Tadi itu apa?" Draco Remaja menyentak, berprasangka buruk bahwa Harry Dewasa sedang memberi guna-guna kepadanya dengan mantra yang tak diketahui.

Ekspresi Harry Dewasa sangat datar. Dia berdiri, berhadapan dengan dirinya versi remaja dan Ron Dewasa. "Aku tak mendeteksi luka atau kutukan apa pun di kakinya--"

"Untuk apa itu tadi?" Draco Remaja gigih bertanya, meninggikan suara agar dijawab oleh Harry Dewasa.

"Salah satu Mantra Pendeteksi," yang ditanya menjawab sebal. "Mantra yang manjur untuk mendeteksi jenis luka, penyakit, atau bahkan mantra-kutukan yang ada di tubuhmu. Aku mempelajarinya secara legal dari Kepala Healer St Mungo demi keperluan pekerjaan, karena para Auror selalu dihadapkan dengan bahaya-bahaya besar."