Hawa dingin yang memuakkan membuat dada Draco terasa sesak. Dia sedang duduk sembari memeluk lutut, bersandar pada dinding berlumut yang lembap. Atensinya tersembunyi di balik kelopak mata yang terpejam. Toh, percuma bagi Draco, membuka mata pun tak membuatnya bisa melihat sekitar. Sumber cahaya di ruangan itu nihil. Bahkan dia pun tidak akan tahu, apakah waktu menunjukkan siang atau malam hari.
Draco baru saja terbangun dari tidur singkatnya yang terganggu. Rutinitas setiap kali terlelap lah yang membuatnya tersentak bangun dengan perasaan tak karuan. Ya, mimpi mengenai Hermione Granger—lagi.
Di dalam mimpinya tadi, Draco kembali diperlihatkan detail peristiwa pembunuhan Hermione. Memang tidak satu-dua kali dia memimpikan alur yang sama, bahkan jika tidak bermimpi pun bayangan pembunuhan Hermione masih terpatri jelas di otaknya. Entah mengapa hal tersebut tak kunjung membuat dirinya bisa berdamai dengan perasaan trauma itu. Padahal satu sisi pemikirannya sudah berkali-kali mengingatkan, terbunuhnya Hermione bukan seratus persen kesalahannya.
Suasana Manor yang selalu hening menjadi sedikit berubah. Sejak terbangun dari tidurnya, Draco bisa mendengar suara langkah kaki dan gumam teredam banyak orang di lantai atas. Apakah itu tandanya Lucius sedang mengadakan pertemuan yang kesekian kalinya dengan para Pengikut Voldemort. Draco bisa mendengar dan sedikit merasakan bahwa ada sebuah kepanikan dan ketergesaan di balik bunyi riuh redam itu.
Saat Draco sibuk berpikir keras mengenai kemungkinan yang sedang terjadi, satu Peri-Rumah muncul dengan bunyi lecutan keras secara tiba-tiba. Draco, yang hanya melihat siluet samar sosok kecil si Peri-Rumah di balik kegelapan, langsung melompat berdiri. Irama detak jantungnya berpacu akibat terkejut dengan kemunculan makhluk magis itu tanpa diminta.
Wrinkle—Peri-Rumah milik keluarga Malfoy—menjentikkan kedua jarinya. Seketika dua obor yang berada di dekat Draco berkobar menyala. Kini Draco bisa melihat dengan jelas sosok Peri-Rumah kecil itu. Seperti namanya, Wrinkle mempunyai wajah mengkerut yang jelek, tetapi senyum di bibirnya tak pernah lepas.
"Draco Malfoy, Master!" sapa Peri-Rumah itu. Dia membungkuk rendah sekali hingga hidung panjangnya hampir menyentuh lantai. "Wrinkle membawakan Draco Malfoy hidangan. Silakan!"
Wrinkle meletakkan baki yang di atasnya ada sebuah mangkuk bubur yang mengepul lezat dan segelas besar susu hangat. Aroma manis dan gurih yang menguar langsung mendominasi, mengalahkan aroma apak dan lembap yang sedari tadi membaui hidung Draco. Dengan hanya mencium aroma kelezatannya, perutnya sudah langsung meronta, meminta untuk segera diisi.
"T-terima kasih, Wrinkle!" ucap Draco dengan sedikit kaku. Sekali pun dia belum pernah mengucapkan tiga kata ajaib—maaf, tolong, dan terima kasih—kepada Wrinkle, dan ini adalah kali pertama dia melakukannya.
Mendengar ucapan tulus dari bibir majikannya membuat pupil mata Wrinkle membesar. Kini bola matanya tampak lebih besar dua kali lipat dari ukuran semula. Dia berkaca-kaca, menahan haru yang luar biasa.
"Draco Malfoy adalah anak baik," cicit Wrinkle, setetes air mata turun membasahi kerutan di pipinya. "Sungguh baik! Wrinkle senang melayaninya."
Draco memandang hina Wrinkle yang semakin tersedu hingga tengkurap di lantai. Dia bingung mengapa Wrinkle menangis hingga sebegitunya hanya karena mendengar ucapan terima kasih. Yah, jawabannya sudah jelas, tentu, karena Peri-Rumah tidak pernah diperlakukan baik oleh majikannya.
Apalagi Draco adalah saksi hidup yang mengetahui kekejian keluarga Malfoy terhadap Peri-Rumah. Terutama Lucius. Pria itu tidak akan pernah sudi memperlakukan Peri-Rumah layaknya makhluk hidup yang patut dihargai.
Sedetik kemudian muncul sebuah ide dalam kepalanya. Terbesit dalam pikiran untuk memanfaatkan Wrinkle sebagai informan. Draco sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi di sisi lain Manor dan Peri-Rumah itu pasti tahu. Wrinkle tidak akan berani berbohong kepada majikannya, dan jawaban yang akan keluar dari mulutnya sembilan puluh sembilan persen bisa dianggap jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and The Time Turner
Fanfiction[ON-GOING] Empat tahun berlalu seusai Pertempuran Besar Hogwarts, Draco Malfoy mendatangi kantor Harry Potter dengan membawa informasi yang mengejutkan. Prototipe baru Pembalik Waktu telah dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk tujuan yang...