Happy reading! Jangan lupa vote nya!
"Kak Rean."~Hafasha
______________________________________________
"Astaghfirullah, mau ngomong kasar dosa, gak ngomong kasar rasanya kurang. Gila ah panas banget, oh my god! Gosong muka gua!" Heboh seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda, dia terus misuh-misuh tidak jelas, lantaran kepala sekolah di atas sana tengah berpidato hal-hal yang sudah sangat sering dibicarakan.
"Hafasha!" Gadis tersebut memanggil temennya yang tengah asik memandang seseorang, ia menarik lengan baju temannya dengan kencang.
"Apa sih Ai? Berisik tau," ujar gadis yang dipanggil dengan nama Hafasha, dengan nama lengkap Hafasha DeAndra.
Dengan kesal gadis tersebut menarik tangannya kembali dan memusatkan pandanganya kearah seseorang.
"Subhanallah, punya teman gak ada kasihan nya banget sama gua. Udah tahu gua kepanasan, dia malah asik-asikan liat si ketua OSIS," dumelnya dengan kesal. "Zahra mana ya? Tau ah gua mau izin ke UKS aja. Asha!" panggil Aini. Yah, Aldhiya Aini Elizar, gadis bar-bar dan suka bicara ceplas-ceplos seenaknya. Dia sudah bersahabat dengan Hafasha sejak kecil, bisa dikatakan mereka ini bersaudara.
Dengan ogah-ogahan, Hafasha menoleh kearah Aini dengan mimik wajah malas. "Apa?" tanyanya.
"Ayok ke UKS. Sekalian liat Zahra, dia lagi di UKS ngurus orang. Ayook!" ujarnya lalu menarik lengan Hafasha, Hafasha pun pasrah ditarik oleh Aini. Baru beberapa langkah kedua gadis tersebut dihadang oleh lelaki bertubuh tegap. Sudah dipastikan itu kakak kelasnya.
"Etds mau kemana cewek-cewek hm?" tanya salah satu anggota osis yang tengah berkacak pinggang didepan Hafasha dan Aini.
"Eh, Kak Fathan. Hehe, kita mau izin ke UKS yak Kak. Pala Aini pusing," ujar Aini cengengesan.
Laki-laki tersebut menaikan kedua alisnya sembari menyipitkan mata, seperti tengah berpikir apakah kedua gadis ini bohong atau tidak. Belum Fathan menjawab iya atau tidak, Aini sudah menyelanya.
"Ah lama lo kak!" sentak Aini, lalu menarik lengan Hafasha kembali. Fathan pun melebarkan matanya sembari berkacak pinggang. "HEH! WOI GUA BELOM IZININ LO YAK BUAT KE UKS. AINI! HAFASHA!" pekik nya begitu menggelegar, sampai-sampai semua orang melihat kearahnya. Masalah tentang, kenapa Fathan bisa mengetahui nama adik kelas tersebut, ya karena ada nama mereka di seragam sekolahnya.
Hafasha dan Aini terus berlari menuju tempat tujuan mereka. Sesampainya di UKS mereka melihat Zahra sahabatnya tengah memeriksa salah satu kakak kelas. Setelah kakak kelas tersebut tertidur dan Zahra keluar, dia terkejut akan kedatangan dua sahabat karibnya.
"Ada apa?" tanya Zahra. Diantara Hafasha, Aini, dan Zahra, yang paling kalem hanya Zahra, dan satu lagi. Zahra adalah kakak tingkat mereka beda 1 tahun saja.
"Gak tahu, tanya Aini aja," ujar Hafasha.
"Lah anjir!" ujar Aini tak terima.
"Udah-udah! Ayok duduk dulu," tawar Zahra. Afifa Humairah Az-Zahra, gadis manis yang sedikit tomboi tentunya pintar.
Mereka bertiga pun duduk.
"Nih gua bagi satu-satu buat kalian. Kurang baek apa gua," ujar Aini."Halah-halah," ujar Hafasha malas.
"Sirik aje!"
"Kalian kesini gak di marahin sama osis?" tanya Zahra mengalihkan pembicaraan.
"Kagak, kan gua cantik jadi osisnya iyain aja gua ke sini," ujar Aini dengan angkuh, Zahra mengangguk sedangkan Hafasha tengah menikmati premen yang diberi Aini tadi dengan tenang.
Tidak lama mereka mendengar pintu uks akan terbuka, mereka melihat kearah pintu, dan terlihat lah seorang laki-laki memakai seragam khusus osis, sembari berkacak pinggang ia mendekat kearah Hafasha, Aini, dan Zahra.
Sedangkan Hafasha, dan Aini melebarkan mata, mereka terkejut sembari berdiri. Zahra melihat seniornya dengan bingung, lalu bertanya, "Ada apa Than?" tanya Zahra mewakili. "Tuh dua anak setan, main kabur aja belom gua izinin buat ke Uks anjir," ujar Fathan kesal.
"Lo berdua ikut gua ke Ruang osis! Biar kakak senior lo yang lain kasih hukuman, cepat!" perintah Fathan tegas.
Aini mengedipkan kedua matanya, lalu ia berjalan menuju pintu UKS, sebelum keluar UKS ia berbalik dan melihat Fathan dengan mata ia sipitkan. Tidak lama ia berteriak.
"KAK FATHAN GALAK!" tanpa menunggu lama-lama lagi, Aini langsung menarik lengan Hafasha, membuat Hafasha terkejut akan tindakan Aini, dia hanya bisa pasrah ketika tangannya ditarik begitu saja oleh Aini.
Fathan melongo, menatap pintu UKS tanpa kedip. "Anjir si Aini berani banget, awas aja lu, gua gorok tau rasa tuh leher."
Fathan menatap Zahra, menarik nafas terlebih dahulu lalu berujar.
"Zah, gua cabut yak, mau ngurus teman-teman lo dulu. Thanks," ujar Fathan lalu pergi tanpa menunggu balasan dari Zahra.Hafasha dan Aini berdiri didepan ruang osis dengan jantung mereka yang berdebar, Aini menyenggol lengan Hafasha, "Sha, lo ketuk gih, gua males ege," ujar Aini dengan berbisik.
Hafasha pun mengangguk.
Tok-tok.
Ceklek
Tidak lama keluarlah anggota osis yang sangat ditakuti oleh siswa-siswi disekolah SMA Galaksi, dengan wajah datarnya ia melihat Hafasha dan Aini sembari menunduk, karena tinggi dua gadis tersebut hanya sebatas dadanya.
Miris kalau kata Aini.
"Ada apa?" tanyanya.
"I-itu anu, kita disuruh sama kak dugong eh! Enggak mak-maksudnya sama kak Fathan iya! Kak Fathan buat kesini hehe," ujar Aini gugup.
"Oh," balasnya, lalu membukakan pintu untuk mereka berdua, "Masuk." Laki-laki itu sudah tau kenapa adik tingkat nya datang ke ruang osis selain mendapat hukuman.
Hafasha dan Aini pun masuk kedalam, seketika Hafasha terkejut akan adanya sosok itu. "Perasaan tadi Kak Re, ada di lapangan. Kok udah disini aja?" gumam Aini.
"Kak Rean."
TBC...
next Part geees-!!(:
GAK TAHU INI NYAMBUNG APA KAGAK. PLIS KALAU ADA YANG SALAH ANU, TOLONG KASIH TAHU😭MAACCII GEES👍
KAMU SEDANG MEMBACA
REANO
Teen FictionKursi ini kembali menjadi saksi dari ratap pilu yang selalu hadir. Aku kembali terduduk sendu, menghembuskan nafas berat pertanda lelah menunggu. Pena di tanganku sudah banyak menulis untaian rindu. Diary Ku sudah penuh. Tanpa sadar, air mata berhas...