[ SEANTERO - 14 ]

8.3K 2.1K 1.2K
                                    

Buna ada rencana rajin UP Tero, semoga bisa😳😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buna ada rencana rajin UP Tero, semoga bisa😳😳

Silakan revisi typo🤎

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

CHAPTER 14 - NGEGAS

NORMAL POV

Makan di pinggiran jalan mungkin bukan jenis kencan yang ada di dalam bayangan Seantero. Ia tidak berpikiran bahwa ini jorok. Tidak pula berpikiran buruk tentang itu. Justru sebaliknya. Ia sangat menyukai prospek kencan mereka berdua.

Pertama, hemat di kantong anak SMA.
Kedua, romantis.
Ketiga, romantis lagi.
Keempat, masih romantis.
Sampai keseribu, di mata Seantero tetap romantis. Titik.

Meski sepanjang jalan punggungnya kaku duduk terlalu tegap. Seantero tidak masalah. Ia turun dari motor, melepas helm full-face miliknya. Oh iya, Seantero lupa menjelaskan, helm miliknya tersebut merupakan helm sport yang berkisar sekitar 10 jutaan.

Silakan membayangkan sendiri, dibonceng cewek yang postur tubuhnya lebih kecil dari Seantero menggunakan motor FINO, dan cowok tersebut memakai helm keren yang mencolok.

Sorry, urat malu Seantero kalah dengan kebucinannya sendiri. Terserah apa kata orang, rejeki mah jangan dibuang.

"Kak, helmnya enggak dibawa?"

Seantero mengerutkan kening. Padahal, ia baru saja menggantung helm hitamnya ke spion motor Voila.

"Itu helm mahal, 'kan? Enggak takut dimaling?"

"K-kok lo tau?!"

Voila memutar bola matanya hendak berpikir. "Apa cewek enggak boleh tahu hal kayak, gitu?"

"Y-ya, bukan soal gender, sih. Alan aja mau mukul gue pake ini. Lo malah ngerti ini helm mahal. Menurut gue-" Seantero memalingkan pandangannya. "L-lo imut," lanjutnya memuji Voila.

Sejenak dunia Voila seolah terhenti. Ia menggaruk lehernya. Agak bingung dengan reaksi Seantero. Ini pertama kali seumur hidup seorang Voila dipuji 'imut'. Bahkan jajaran mantannya dahulu sebatas memuji dirinya keren dan cantik.

Seantero berdeham mencairkan suasana. Sial! Kalau kelamaan diam-diam begitu bisa makin salah tingkah dirinya. Lagian, kenapa Voila bisa terlihat sangat imut? Seantero berjalan memasuki tenda lapak penjual bakso lebih dahulu.

Voila menyusulnya, mereka berdua berdiri di dekat si mas penjual.

"Mie ayam baksonya, Om," ujar Seantero. "Dek Voila mau mesen apa?"

"Samain, aja, Kak."

Seantero manggut-manggut, "Dua mangkok mie ayam bakso."

Di tenda tersebut ada lima orang pelanggan lainnya. Ada sekeluarga yang terdiri dari tiga orang serta sepasang muda-mudi.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang