[ SEANTERO - 28 ]

6.8K 1.9K 1.6K
                                    

Anggap aja ini up cepet sebagai bonus🗿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja ini up cepet sebagai bonus🗿

.
.


Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 28 - IYAAAH?

NORMAL POV





Dampak dari teriakan Alan rupanya sangat berguna demi kelangsungan hubungan Seantero x Voila. Voila setuju berlatih bersama Seantero. Meski di mata Voila hal tersebut bukan sesuatu yang spesial. Karena, ia memang sudah sering berlatih bersama anggota team basket. Bedanya, Seantero tidak memiliki bakat sama sekali di bidang itu.

Seantero memeluk kedua hoodienya. Ia berlari ke lantai satu. Di ruangan living room tempat kakaknya si Prawira bersemayam sepanjang waktu.

“Bang, bagusan gue pake yang ini apa yang ini?”

Prawira menaikan alis. Ia mencoba mencari letak perbedaan hoodie yang ditunjukan Seantero. Sebelah kiri warna hitam, begitupula sebelah kanan. Tulisannya sama 'Ah, Mantap! Dua Garis Merah.', font serta warna ukiran tersebut pun sangat persis.

“Ro, perasaan dua-duanya sama, aja,” terang Prawira, masih waras.

“Mana ada, Bang! Yang kiri ini ukuran M, yang kanan ukuran M ples 1 milimeter kain. Terus warna benang dalamnya juga nggak sama!” pekik Seantero.

“Sianjir, gimana gue bisa bedain kalau kudu pake mata batin liatnya?!” sengit Prawira, masih waras sekitar 80%.

“Pantesan lo diputusin Mbak Kristal, Bang. Lo kurang peka.”

“Ngapain bawa-bawa Kristal? Lo kaca segede dinosaurus di kamar lo nggak bisa bikin lo bercermin?!” Prawira masih waras, 60%.

“Dahlah, Bang. Gimana? Gue pake yang kanan apa kiri, Bang?”

Prawira menunjuk hoodie di tangan kiri Seantero. “Ini, keknya lebih oke.”

Padahal, semua model hoodie Seantero sama saja. Sekarang, jumlah hoodie itu kemungkinan lima lusin. Seantero tidak eneg apa dengan desain tersebut? Prawira tidak habis pikir.

“Menurut gue yang kanan, Bang.”

“Yaudah, tinggal make yang kanan, ngapa ribet?” dongkol Prawira.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang