[ SEANTERO - 18 ]

7.6K 1.9K 664
                                    

Selama ide masih ngalir, mending Buna langsung UP aja:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama ide masih ngalir, mending Buna langsung UP aja:)

Bagus sih sebenernya kalau nyampe target. Balik lagi, yang penting Buna bisa UP😳😳

Silakan revisi typo🤎

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

CHAPTER 18 - BEGO!

NORMAL POV



“WOY! AWAS!”

Seantero berteriak sekalian memutus seluruh urat malunya karena menjadi pusat perhatian belasan anggota team basket Setia Husada. Cowok itu berlari cepat menghampiri Voila sebelum Alven berniat mengendong Voila. Enak saja! Seantero tahu akal bulus Alven yang mau modus! Dasar makhlus halus!

“Dedek Voila sakit enggak?” tanya Seantero.

Ekspresi cowok tersebut diliputi kecemasan. Rupanya, Triska sengaja menyenggol perut Voila dengan sikut saat Voila mau mencetak angka.

Seantero berjongkok di dekat kaki Voila yang sobek akibat kasarnya lantai lapangan. Voila meringis, menahan sakit sebab darahnya perlahan mengalir. Lelaki itu meluruskan tangan memeriksa dahi Voila.

“Goblok! Yang luka kakinya tuh, berdarah! Ngapain lo meriksa jidat Voila!” gemas A.

Seantero buru-buru menarik tangannya. “Namanya juga gue panik!”

“Adeuh, dasar King of Ngeles.”

Seantero mencebikkan bibir. Ia menaruh tas ranselnya ke atas pangkuan Voila. Guna menutupi paha gadis tersebut. Terpaksa Voila duduk selonjoran di lapangan. Ia tidak kuat menahan bohot tubuhnya. Kakinya yang terluka membuat Voila tak berkutik. Dengan sigap, Seantero menanggalkan hoodie yang ia kenakan.

“Alven, tolong halangin sinar matahari bentar,” suruhnya.

Alven bergerak menuruti perintah tersebut, ia meraih hoodie Seantero lalu menghalau sinar matahari yang menyilaukan mata Voila. A berdecak kagum. Bisa-bisanya Seantero berani membabukan Alven. Wih! Patut diacungi jempol kawannya ini.

“Alven bego, masa mau gendong padahal lo udah luka gini. Dek Voila inget, ya. Kalau Alven tadi gendong lo dia cuma cari kesempatan! Modus, tuh!” adu Seantero.

Damn it! Seantero bodoh masih sempat menjelek-jelekan saingannya di saat genting begini. Laki-laki itu mengambil tasnya, merogoh saku tas ransel, mengeluarkan kotak kecil. Kemudian, tak lupa mengembalikan ranselnya ke pangkuan Voila.

“Dek Voi, tahan dikit, ya,” ucap Seantero, ia menekuk kaki Voila sembari meniup-niup luka gadis tersebut agar tidak terlalu perih.

“Gue sering bawa kotak P3K mini, gini. Soalnya Banyu kan kadang keserempet pemain lain.”

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang