[ SEANTERO - 30 ]

7K 1.9K 1.5K
                                    

Cepet kan? Iyadongg😚😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cepet kan? Iyadongg😚😚

.
.


Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 30 - HEARTWARMING

NORMAL POV


Setelah membongkar isi koper Seantero. Anggota F4 kawe cuma bisa bermaklum ria. Bayangkan saja, ada sekitar 7 lembar hoodie dengan tulisan 'MANTAP! DUA GARIS MERAH' berwarna hitam. Menurut Seantero sendiri, semuanya sangat berbeda sebab ukuran hoodie itu tak sama.

Seantero dengan segala pemikiran absurdnya adalah pemicu depresi orang sekitarnya. Ini sudah hukum alam yang berlaku bagi mereka yang mengenal Seantero.

Padahal anak itu bucin Yeri RedVelvet yang kadar kecantikan dan karakternya sangat feminim, tetapi soal selera warna kesukaan Seantero hanya akan memilih warna hitam dan modelnya harus simple.

“Yo, ini semua baru?”

Seantero mengangguk. “Gue abis nyanyi di caffe temennya BangWira, dia ngegaji gue sama dapet tips dari pelanggannya pas gue bantu bawain pesenan, gitu.”

“Jadi, alasan lo udah ngurangin maen game karena tiap malem kerja di caffe temennya BangWira.”

“Ho'oh, gue bisa dapet harian 90ribu, sebulan 750ribu. Tapi, karena temennya Bang Wira baek, dia genapin gaji gue sejuta,” ujar Seantero bersemangat. “Gue keknya nggak bisa nyerah dari dunia musik. Masalahnya, gue nggak tau kudu bilang apa ke nyokap.”

Alan menyuruh Banyu merapikan kembali koper Seantero. Ia berdiri, serta duduk di sebelah Seantero. Di antara mereka berempat, Seantero adalah sosok yang paling selalu berusaha, namun tak pernah ada apresiasi yang layak Seantero dapatkan.

Ini alasan mereka bisa bertahan berteman dengan Seantero.

“Cita-cita lo apa, Yo?” tanya Alan.

“Jadi suami yang berguna bagi Voila. Punya dua belas anak biar bisa jadi klub sepak bola. Punya anak cewek, masakin Dek Voila, bahagiain Dek Voila. Bantu Bangwira buka apotik sendiri, naikin bokap sama nyokap gue haji. Nyanyi di acara pernikahan lo bertiga. Eh, keknya kebanyakan, ya?” pungkas Seantero.

Alan, A dan Banyu menelisik Seantero lamat-lamat. Baru kali ini mereka tak bisa terpancing amarah karena jawaban Seantero. Padahal jelas sekali, pertanyaan Alan barusan bukan jawaban yang diinginkan Alan.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang