[ SEANTERO - 36 ]

7.1K 2K 6.9K
                                    

Nggak lama ya kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak lama ya kan?

Target komen pun belom nyampe😭✋


Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 36 - BAD

NORMAL POV



Seantero berlari kecil, ia mencoba berpikiran positif. Ia masih berusaha kuat agar tidak goyah. Ia menghampiri Voila. Mata dan ekspresi Seantero memang masih bisa menipu lawan. Namun, setelah mengulurkan ponsel milik Voila ke sang empu, jemari cowok itu bergetar.

“Ini hp lo, Dek Voila?”

“Eh, iya, Kak!” pungkas Voila. “Makasih, ya, tapi kenapa Kak Tero keliatan pucet, gitu? Sakit?”

Seantero tertawa kecil. “Abis ngebut berkecepatan tinggi jadi gini. Yuk, berangkat.”

Voila mencekal lengan Voila. “Sorry, Kak Tero, papa gue udah dateng jemput. Gue nggak tau ternyata bakalan dijemput. Bisa lain kali pulang barengnya?”

Obsidian Seantero berpindah ke belakang Voila. Ah, benar saja di sana ada mobil Pajero, bersama seorang pria bersetelan lengkap yang berdiri di samping pintu mobil.

“Itu papa lo?” tanya Seantero.

“Bukan, dia sopir keluarga .... sekali lagi makasih, Kak Tero!”

“Makasih juga,” timpal Seantero.

Voila melambaikan tangan, sampai cewek itu menghilang dari pandangan Seantero. Seantero tak bisa lagi mengungkapkan betapa berat nestapa yang ia rasakan. Ia melihat sekeliling. Pikiran Seantero sebenarnya sudah kosong, cowok tersebut mengendarai motor tanpa konsentrasi.

Bersyukur, ia tidak kenapa-kenapa, sebab jalan raya masih lenggang dan tujuannya juga tidak terlalu jauh.

Seantero tidak tahu harus kemana, Seantero tak bisa berpikiran jernih. Tetapi, yang ia tahu— Seantero menghindari rumah. Cowok itu tak mau sendirian dalam kondisi seperti ini. Ia mengangkat tungkai, mengetuk pintu yang ada di depannya.

Tok

Tok


Suara decit pintu terdengar, baru melihat tampang Banyu saja. Air mata Seantero meluruh. Banyu membola, ia menarik lengan Seantero untuk masuk. Hatinya turut tersentil melihat keadaan Seantero. Seantero memasuki kos Banyu, ia memilih duduk di tempat tidur. Ia memandang kosong ke depan, sembari mengusap air mata.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang