[ SEANTERO - 26 ]

7.9K 2K 3K
                                    

Kok bisa nembus 1k cepet banget🗿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kok bisa nembus 1k cepet banget🗿

Kelen mau ngajak Buna kelahi ya🗿🗿

.
.


Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 26 - PERIHAL TIPE IDEAL

NORMAL POV




“Mau heran tapi dia Teyo,” komentar Alan.

Mereka masih belum bisa move on dengan kejadian Seantero mengatakan cuaca sangat cerah. Sungguh, lantaran lebatnya tetesan hujan, pohon di dekat taman sekolah bahkan tumbang tersambar angin kencang. Bersyukur, tadi tidak bunyi geledek petir.

“Pengen balik ke rahim emak gue, aja. Biar pas kecil gue bisa milih temen yang lebih sehat mentalnya,” kata A.

“Ikut,” ucap Banyu.

“Liat, anjir?! Si Banyu, psikisnya tergoncang hebat,” pungkas Alan.

Seantero yang digibahkan tepat di depan mata cuma bisa berserah diri. Ia mengekori anggota Lamiós, bel pulang sudah berdering dan mereka baru berniat meninggalkan kelas.

“Teyo— lepas hoodie lo buru!” seru A, heboh sendiri.

Sreettt!

A memaksa menanggalkan hoodie milik Banyu yang digunakan Seantero. Seantero yang bingung malah mengangkat tangannya ke udara. Layaknya bocah yang akan dimandikan oleh sang mama.

A menarik napas dalam-dalam, napasnya tersendat-sendat sebab kesulitan melepas hoodie tersebut.

“Teyo, liat ke arah jam 2,” suruh Alan.

Refleks Seantero mematuhi perintah Alan.

“Monyet, itu arah jam 10, Bangsat!” dongkol Alan, ia mengarahkan kepala Seantero ke gedung seberang kelas mereka.

“Hehehe, Voila jalan bareng Alven,” ucap Seantero, sambil tertawa getir.

“Lo samperin, gih, jadi obat nyamuk kek, jadi pebinor kek, jadi figuran kek, terserah lo. Gangguin mereka berdua,” titah Alan.

A dan Banyu setuju. Para anggota Lamiós cemas, karena kian hari Alven dan Voila semakin lengket. Sedangkan, Seantero tidak ada perkembangan pergerakan sama sekali. Ya, memang wajar Seantero kalah dari Alven. Tetapi, kasian Seantero kalau belum mengibarkan perang saja, cowok itu sudah kalah telak.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang