TARGET BUCIN [LENGKAP]

[ SEANTERO - 34 ]

YIPPI RAJIN😭✋

Mana masih pagi-pagi lagi😭✋

.
.

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 34 - RAMUAN

“Kak Tero?”

Seantero sempat melupakan fakta bahwa ia sedang bersama Voila. Ia memasukan ponsel miliknya setelah yakin mami-nya takkan menerima balasan lagi. Seantero cengar-cengir sendiri.

“Abis ijin sama mami gue tadi,” kata Seantero. “Gue ambil payung dulu, takutnya ujan, 'kan?”

Voila mengangguk, cowok itu langsung mengambil payung dari jok motor dan mengamankan kunci motornya di saku celana. Seantero kali ini berjalan bersandingan dengan Voila, sesekali ia melirik tangan Voila. Ingin memegang tetapi ia ragu. Terpaksa, ia membatalkan niatnya dan terus maju menelusuri teroar jalan.

“Dedek Voila mau makan apa?”

Voila berpikir sebentar. “Terserah?” jawabnya gadis itu ragu-ragu.

Ia sengaja mau mengerjai Seantero. Penasaran tanggapan Seantero jika semisal ia menjawab demikian.

“Makan nasi campur telor mata sapi gimana?” tawar Seantero.

Langkah Voila terjeda. Ia tidak salah dengar bukan? Telur mata sapi? Otak Voila lumayan berkerja keras berpikir mengapa Seantero menyarankan makanan yang jelas-jelas sangat jauh dari apa yang di bayangan Voila. Voila tidak bilang kalau makanan itu aneh atau bagaimana. Ia cuma heran, mereka jalan berdua guna menjalani proses pendekatan. Namun, mengapa harus telur mata sapi?

“Gue biasanya sarapan itu, sih,” tambah Seantero. “Atau ayam geprek?”

Dalam logika Voila, ayam geprek adalah pilihan masuk akal. Mudah dipesan dan tak banyak repot pula.

“Sebenernya nggak ada bedanya ayam geprek sama telor ceplok mata sapi,” pungkas Seantero. “Ayam induknya ayam, telor anaknya ayam yang belom gede.”

Refleks Voila tertawa mendengar celotehan Seantero. Lawakan yang dilontarkan cowok itu kental sekali dengan lawakan khas bapak-bapak facebook. Tetapi, ketahuilah bahwa tawa seorang Voila membuat Seantero sangat berantakan. Perutnya bergejolak geli, dan rasanya kebahagiaan membuncah di diri Seantero mengalir berkali-kali lipat. Sungguh, Seantero begitu bahagia mendengar tawa Voila.