EPILOG

1.2K 42 6
                                    

Assalamualikum, buat umat muslim
Shalom, buat umat yg bda agama sma aku! Dan Minal Aizin walfaizin, mohon maaf lahir batin 🙏🎉

Kalian nyagka gak sih klo ini Epilog? Tapi ini beneran Epilog! Jujur aja ya, aku itu belum nyangka kalo bakal Tamat secepat ini, aku mulai cerita ini pada bulan Nov deh kalo gak salah, berarti aku nyelesain cerita ini dalam 5 bulan gesss.

Ceritanya ini nyambung ke kehudupan Al ya!

•••

Rumah yang bernuansa cat putih itu sekarang serasa hampa, kosong, layaknya tidak ada penghuni. Al yang dulunya sering keluyuran sekarang ia sering murung di kamar, sering kali Rubby menghampiri Al untuk mengajaknya berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa terpuruknya Al.

3 bulan yang lalu Al, Arsel, Rubby, Reyhan, dan Aldo sudah lulus. Lika liku perjuangan mereka untuk sampai dititik akhir, mengorbankan waktu dan tenaga untuk sampai pada titik ini, berjuang keras agar bisa lulus dengan hasil yang memuaskan. Perjalanan mencari jati diri telah usai, kini saatnya memulai perjalanan hidup yang sesungguhnya, memulai pelajaran baru untuk hidup yang baru di masa depan nanti.

Semenjak 5 bulan Vania tidak ada, mereka sangat gencar mencari ilmu, tidak seperti dulu-dulu yang hanya bisanya menyia-nyiakan waktu belajar dengan bolos, sekarang tidak! Mereka sudah berubah.

Al, ia sekarang berkuliah di universitas indonesia bersama Rubby sang_kekasih, semenjak Vania tidak ada, Al memutuskan berkuliah di indonesia sekalian untuk menjaga kedua orang tuanya, ia mengubur dalam-dalam cita-citanya bersama sang_adik dulu untuk berkuliah di parncis bersama.

Arsel yang sekarang ia melanjutkan kuliahnya di singapur untuk mengejar cita-cita menjadi Dokter bedah. Arsel yang dulunya ingin mengubah dirinya agar tidak cuek, sekarang cuek kembali saat kepergian sang_kekasih, mugkin dengan ia berkuliah di luar negri ia bisa melupakan keterpurukanya itu atas kepergian Vania.

Sementara Reyhan dan Aldo mereka selalu bersama, sekarang contohnya, kuliah saja satu kampus di universitas gajah mada yogyakarta, bukan hanya satu kampus tapi satu kelas mereka selalu bersama. Bukanya apa-apa mereka itu sudah di satuka menjadi sahabat semenjak bayi, ya, semenjak bayi, mereka lahir hanya beda minggu saja, bahkan rumahnya saja tetanggaan, jadi wajar kalo persahabatan mereka sangat lengket.

°°°

"Assalamualaikum."Al menaruh sebuket bungga pada gundukan tanah yang bertulisan nisan sang adik.

"Apa kabarnya, pasti lo udah bahagiakan disana? "Al mengusap batu nisan yang bertulisan nama Vania.

"Tau gak? Rumah mewah itu terasa sepi sekarang, nggak ada yang ngajak kejar-kejaran sama gue, gak ada yang ngejailin gue, gak ada suara teriakan saat pulang sekolah, gak ada yang manggil gue abang laknat, abang dakjal, Semua itu suda hilang, rumah jadi sepi," Al menyekat air matanya. Ia benar-benar merindukan adiknya. "Lo jangan kemana mana, ya, tunggu gue datang ketempat lo," lanjutnya.


Nyatanya Al masih saja belum mengiklaskan Vania.

Gerimis tiba-tiba datang menguyur pemakaman, Al yang berada di sana juga ikut terguyur air hujan walau hanya punggungnya saja, yang tadinya hanya gerimis kecil kelamaan gerimis itu semakin besar, bukan lagi gerimis tapi hujan. Itu semua membuat baju yang di kenakal Al basah.

PENYAMARAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang