{Kalian pasti tau kan bagai mana cara menghargai penulis? }
Suasana pagi di jalanan kota terasa sibuk ketika Vania menaiki angkot menuju sekolah. Di dalam kendaraan, suara mesin yang bergetar dan obrolan penumpang menciptakan kebisingan yang khas. Aromanya campur aduk, mulai dari harum makanan yang dijajakan di pinggir jalan hingga bau asap kendaraan. Vania duduk di sudut dekat jendela, sesekali melirik keluar, menikmati pemandangan rumah-rumah dan toko-toko yang berjejer.
Sesampainya di sekolah, suasana berubah menjadi lebih ramai dan penuh energi. Suara tawa dan canda siswa-siswi memenuhi udara, diiringi dengan ejekan-ejekan yang tak terhindarkan. Seperti biasanya, telinga Vania dipenuhi dengan berbagai ejekan dari teman-temannya. Namun, dia tak terlalu peduli. Baginya, itu hanya membuang-buang waktu. Dengan langkah percaya diri, ia berjalan menuju kelas, mengabaikan komentar-komentar yang berseliweran di sekelilingnya.
Saat sampai di depan kelas, Vania tanpa sengaja berpapasan dengan Diandra. Keduanya saling sapa dengan senyum, menyadari bahwa mereka adalah dua orang yang tak pernah absen dari ejekan, tetapi saling mendukung satu sama lain. Mereka melangkah masuk bersama ke dalam kelas, berbincang kecil tentang pelajaran yang akan dimulai.
Kringg!
Bel masuk berbunyi nyaring, dan para murid berlarian memasuki kelas dengan penuh semangat. Vania dan Diandra segera mengeluarkan buku pelajaran untuk jam pertama, menyiapkan diri untuk pelajaran yang akan segera dimulai. Beberapa siswa duduk di tempat masing-masing, berbicara tentang tugas dan rencana untuk istirahat. Tak lama kemudian, guru yang mereka nantikan masuk ke dalam kelas, membawa suasana belajar yang baru, sekaligus membisukan keributan di kelas.
Vania mengambil napas dalam-dalam, bersiap menghadapi hari baru di sekolahnya yang penuh tantangan dan kejutan.
•••
Pukul 10:00 siang menandakan waktu istirahat pertama bagi para murid GIS. Ketika bel berbunyi, mereka bergegas keluar dari kelas, menuju kantin, kamar mandi, atau sekadar duduk-duduk di depan kelas.
Vania dan Diandra, kedua gadis itu melangkah pergi dari kelas, berencana untuk mengisi perut yang sedikit lapar. Namun, di tengah perjalanan, Vania tiba-tiba mendengar suara seseorang yang meminta tolong, meraung-raung dan menangis.
“Tolong! Please, jangan sakitin gue! Gue nggak salah apa-apa sama kalian! Gue mohon, lepasin gue!”
Suara itu berasal dari arah belakang sekolah, dekat dengan kantin. Di sana terdapat gudang yang sering terlupakan. Vania terdiam, membuat Diandra mengerutkan kening, bingung. Seakan paham, Vania segera berbicara pada Diandra, “Lo duluan aja ya, Dra. Gue ada urusan bentar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYAMARAN (TAMAT)
Romance#01 boyfriend 18/03/22 •••~•••~•••~•••~•••~•••~••• Vania Scarlet Praspati, cewek ambis dalam mengejar apa yang di inginkan 'nya. Mempunyai sahabat sejati, itu adalah tujuanya. Demi mendapatkan sahabat yang sejati ia rela menjadi gadis cupu. Masa lal...