SEMBILAN BELAS

740 92 5
                                    

Jangan lupa follow biar nggak ketinggalan kalo aku up + Vote ya.... makasiii:)

Ig : Itsskuyyymiaaa
Wp : UkhtyMuslimah758

*^*^*

Kadang terlihat lemah di depan orang lain itu gapapa, ada saatnya kita capek sama semuanya

-Catatan Alenia

Itulah, kenapa Alenia tak ingin semua orang tau tentang gimana keadaan keluarganya. Alenia nggak butuh kasihan dari orang lain. Alenia pengin orang berteman dengannya karena memang tulus dan bukan karena miris sama hidupnya.

Saat Frasa keluar kamar tamu, Alenia terbangun. Dirinya haus jadi hendak minum sebentar. Namun ternyata Frasa juga mengarahkan kakinya ke dapur. Belum sempat Alenia memasuki dapur, ia menghentikan langkahnya saat Frasa mengatakan sesuatu pada Dewi.

"Alenia gue bawa ke sini. Biarin dia tinggal sementara di sini. Gue miris banget liat keadaan keluarganya. Rasanya dia mau bahagia aja susah banget."

Ada secuil rasa tak percaya pada Frasa. Apakah cowok itu tulus mencintainya, atau kah hanya karena miris dan kasihan padanya?

Beban pikiran Alenia semakin memenuhi otaknya. Gadis itu sekarang sulit menentukan mana yang benar-benar peduli.

Terus berkutat dengan pikiran tiba-tiba Frasa datang begitu saja ke kamar yang ditempati Alenia. Membawa nampan berisi nasi goreng paket lengkap dan segelas susu putih.

"Makan dulu, Len." Frasa memposisikan dirinya di depan Alenia. Menaruh nampan di atas nakas. Mengambil piring nasi goreng itu dan berniat hendak menyuapi Alenia.

Tak ada penolakan dari Alenia. Namun rasa tak enak tinggal lebih lama di rumah Frasa menjadi fokus utama pikirannya saat ini.

Alenia menyuap uluran sendok nasi goreng yang disodorkan Frasa.

"Lo kenapa baik banget sama gue, Fra. Padahal gue cuma pacar, lo," ujar Alenia mengamati dalam wajah cowok yang kini juga tengah menatapnya.

"Gue cinta sama, lo. Apa pun akan gue lakuin demi lo bisa bahagia, Len. Gue belum pernah menemukan orang kayak, lo. Gue belum pernah mencintai sedalam ini sama orang. Tapi, lo itu beda dari yang lain." Frasa mengungkapkan isi hatinya selama ini pada gadis itu.

"Tapi gue banyak punya kekurangan. Lo begitu sempurna di mata gue, Fra. Gue nggak pantes dapat perhatian, lo," lirih Alenia menahan air mata di kelopak mata. Mukanya menunduk sempurna.

Frasa meletakan piring di nampan. Tangannya menyentuh dagu Alenia dan membawanya menatap manik mata Frasa.

"Lo liat gue, gue merasa beruntung memiliki, lo. Menurut gue, gue lah orang yang punya banyak kekurangan. Lo nggak tau aja kekurangan gue, Len. Jangan pernah mikir lo nggak pantes."

Frasa mengambil tubuh Alenia dan mendekapnya se-erat mungkin. Membiarkan kehangatan tubuh menyeruduk keduanya. Alenia tak bisa menahan tangis. Frasa orang yang sangat baik baginya.

"Gue punya penyakit mental yang bikin orang nggak tahan sama gue, Fra. Gue rasa lo bakal menjauh kalo tau penyakit mental gue ini," jelasnya.

Gelengan cepat sebagai jawaban cowok itu. "Gue nggak bakal pergi. Meski lo punya penyakit fisik maupun mental sekali pun gue akan tetap di samping, lo. Mendampingi lo untuk melawan semuanya."

Catatan Alenia  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang