DUAPULUH DELAPAN

612 75 20
                                    

Jangan lupa follow biar nggak ketinggalan kalo aku up + Vote ya.... makasiii:)

Ig : Itsskuyyymiaaa
Wp : UkhtyMuslimah758
Tiktok : Wattpadbymee

Yokk bantu share link dan bantu share cerita ini ke sanak-keluarga-sahabat-dan makhluk lainnya.... Kalo besok bisa 20K bakal aku UP 3 chapter sekaligus🤣 gimana? Yokk kerjasamanya🤣

*^*^*
Jangan pernah kasih pelangi ke orang yang pengennya hujan, karena itu bakal sia-sia. Dia pengen air malah dikasih warna

-Catatan Alenia

Alenia mencium tangan Alren sopan. Lalu dibalas kecupan singkat di kening gadis itu. Di pagi yang cerah ini, Alren mengantarkan Alenia ke sekolah memakai motor sport kesayangan cowok itu. Adiknya itu sekarang tinggal di rumah yang Alren sewa, dekat dengan komplek tempat tinggal mami-nya. Lumayan besar, namun tidak sebesar milik papi atau maminya.

Bukan kah Alren sudah berjanji akan membawa Alenia pergi dari pandangan Papi?

Serin dan Frasa yang baru datang menghampiri Alren dan Alenia yang asik bercanda gurau sebentar sebelum Alren melajukan motornya.

"Lo, jagain adik gue, sampai dia lecet gue kasih pelajaran, lo!" tunjuk Alren pada tubuh tinggi cowok itu.

"Tenang, bang. Alenia aman ditangan Frasa." Cowok ganteng cool itu menyenggol bahu Alenia manja, tentu saja itu membuat Alenia malu.

Alren mengacungkan jempolnya sekilas membalas senyum manis, terlihat lesung pipi calon dokter tersebut. Dengan kelajuan sedang ia menjalankan motornya.

"Masuk, yuk, Len." Frasa menggandeng Alenia mesra.

Serin merasa tersingkirkan bersama dua anak bucin itu. "Gue jomlo minggat!" cibir Serin kesal.

"Minggat sana, orang gue mau berdua Alenia. Lo juga beda kelas kali," usir Frasa sedikit menampilkan gurauan.

"Lo putus sama Alen nggak bakal gue biarin lo ketemu Alen lagi!" ancam Serin. Kepalan tangan ditorehkan ke Frasa.

"Gue nggak bakal putus kali, setelah lulus gue langsung nikah sama Alenia. Gue undang lo jadi tamu VIP, tapi di bagian cuci piring."

"Bangsat!" hardik Serin tak memfilter ucapannya.

*^*^*

Segerombolan siswa yang belum mengerjakan tugas berbondong-bondong ke tempat duduk Alenia dan Frasa. Biasa, anak-anak itu malas berpikir dan alhasil menyontek PR gadis itu. Bahkan lebih parahnya lagi, pemilik kursi dan meja dipojok belakang malah terusir dari kediamannya. Kan, yasudahlah... nggak boleh berkata kasar!

Kedua anak itu duduk dilantai keramik putih bersih di belakang. Mengungsi sebentar akibat tempat duduk dipakai untuk sontek.

Frasa tak ingin melepaskan tangan kecil Alenia yang tidak ada perbannya. Dimainkannya tangan mungil dan lembut kayak bedak bayi. Itu. Tangan Alenia juga harum banget. Tak bosan Frasa mencium aroma vanila di sana.

"Len, lo pernah dengar Teori Cinta dari Erich Fromm? Sang psikolog asal Jerman," tanya Frasa menoleh ke arah Alenia yang juga menatapnya.

Catatan Alenia  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang