Bagian 39

2.3K 315 62
                                    

Keesokan harinya Putri Zetian dan Putra Mahkota pindah ke Istana Huayang, mereka menempati Istana yang dihadiahi oleh Raja Lin. Para pelayan sibuk menata semua barang yang dibawa oleh Putri Zetian dan Putra Mahkota, mereka yang sudah hafal akan sifat Putri Zetian dan Putra Mahkota segera meletakkan barang - barang yang berharga.

Di Istana itu ada 3 paviliun, terdiri dari Paviliun Utama yang digunakan untuk kediaman Putri Zetian dan Putra Mahkota, Paviliun Kiri yang digunakan untuk meracik obat untuk digunakan sehari - hari oleh seisi Istana dan Paviliun Kanan yang digunakan untuk kegiatan kerja Putra Mahkota.

Disana juga terlihat ada sepetak kecil kebun yang tidak terurus, pelayan yang sudah ditugasi oleh Putri Zetian mengurus tanaman pun segera mengerjakan tanah itu.

Semua pekerja yang berada di bawah pengawasan Putri Zetian dan Putra Mahkota semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh mereka, karena itu semua pekerjaan yang terlihat sangat berat bagi semua orang akan menjadi ringan di depan mereka.

Putri Zetian terlihat begitu lelah setelah merubah semua isi Istana itu, Putri Zetian menata semua isi Istana sesuai keinginannya. Dia merubah semua isi Istana agar terlihat sederhana. Putri Zetian tidak mau Istana Huayang terlihat begitu mewah dan mempunyai kesan yang sangat tidak merakyat, sedangkan Putri Zetian menginginkan Istana Huayang terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan bantuan mereka.

Putra Mahkota pun menginginkan hal yang sama seperti Putri Zetian, dia mengharap semua yang dilakukan untuk rakyat dan dia menginginkan rakyat tidak memiliki batasan untuk meminta bantuan terhadap mereka. Karena Putri Zetian dan Putra Mahkota merasa, mereka ada di posisi yang sekarang itu karena dukungan oleh rakyatnya.

"Putra Mahkota, bagaimana kalau besok pagi kita berkeliling di sekitar Istana Huayang. Biar bagaimanapun juga istana ini adalah tempat kita tinggal, dan semua rakyat disekitar ini adalah tanggung jawab kita?" kata Putri Zetian.

"Baiklah, besok pagi kita akan melihat sekeliling Istana. Semoga sekitar Istana sangat baik keadaannya, dan tidak buruk sekali" jawab Putra Mahkota.

Kemudian mereka berdua pun pergi tidur, karena kelelahan yang sangat hebat.

Di pagi hari terlihat Putri Zetian dan Putra Mahkota sudah siap diatas kereta untuk berkeliling melihat sekitar Istana Huayang.

Para rakyat yang mengetahui bahwa Putri Zetian dan Putra Mahkota berkeliling, mereka menyambutnya dengan antusias. Tiada terlewat satu pun dari pandangan Putri Zetian dan Putra Mahkota.

Putri Zetian melihat dengan seksama dari perairan dan dari segi tanah, sedangkan Putra Mahkota melihat dengan seksama cara kerja rakyat disana dan memikirkan cara untuk memakmurkan Istana Huayang.

Menurut Putri Zetian, Istana Huayang sangat memerlukan beberapa bahan dasar pokok untuk menunjang kemakmuran Istana Huayang. Putri Zetian sudah mendapatkan beberapa ide, walau hanya sekali melihat sekitar Istana saja.

"Aku akan memberikan sedikit pengetahuan tentang bercocok tanam pada rakyat sekitar Istana, dan membangun beberapa aliran air dari sungai utama. Bagaimana menurutmu, istriku?" tanya Putra Mahkota sesampainya di Istana.

"Hamba rasa cukup bagus, Yang Mulia sudah cukup berpengalaman dengan memperbaiki keadaan di Kerajaan Barat yang lalu. Mungkin dengan sedikit merombak kebijakan dan memberikan pengetahuan akan sangat bagus, apalagi Istana Utama sangat membutuhkan banyak sekali bahan untuk obat. Dan bahan obat juga bisa kita jual di Istana lain yang membutuhkan" jawab Putri Zetian.

"Apa yang terbaik menurutmu untuk memperbaiki kemakmuran di Istana Huayang?" tanya Putra Mahkota.

"Hamba pikir kita bisa tanam bahan pokok padi untuk membuat nasi, mengingat banyak sekali aliran sungai disekitar dan beberapa tanaman herbal" jawab Putri Zetian.

"Baiklah, kalau begitu kita akan memulai dengan memperbaiki aliran air dulu biar lancar untuk pengairan di persawahan" ucap Putra Mahkota.

"Hamba akan menyiapkan beberapa tanaman herbal yang cocok untuk bercocok tanam di tanah ini, dan untuk balai pengobatan juga Hamba rasa perlu dibangun untuk menjaga kesehatan para rakyat disekitar" ujar Putri Zetian.

Putra Mahkota tersenyum melihat keantusiasan Putri Zetian, itulah yang membuat dia jatuh cinta pertama kali. Putri Zetian bukan hanya seorang Putri Raja yang manja dan hanya tahu cara berfoya - foya, tapi dia adalah seorang Putri yang hanya memiliki keinginan untuk membantu sesamanya. Wajar jika di Kerajaan Nanyi dulu dia sangat dicintai, karena kebaikan hatinya dan ketulusannya yang bisa membuat semua orang jatuh cinta akan perlakuannya.

Putri Zetian yang menyadari pandangan Putra Mahkota pun menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Putra Mahkota dengan bertanya - tanya.

"Kenapa Yang Mulia memandangku seperti itu? Apakah ada sesuatu yang salah pada diri Hamba?" tanya Putri Zetian mengagetkan Putra Mahkota.

"Ohh, tidak. Aku hanya bahagia bisa memiliki seorang istri sebaik kamu, memikirkan orang lain terlebih dahulu tanpa memikirkan diri sendiri. Aku hanya ingin kamu tidak hanya memikirkan orang lain tapi juga memikirkan dirimu sendiri" jawab Putra Mahkota dengan penuh perhatian.

Putri Zetian tersenyum melihat Putra Mahkota.

"Hamba juga bersyukur memiliki suami Yang Mulia, yang dikala sibuk memikirkan kemakmuran negara dan rakyatnya tapi juga masih sempat memikirkan Hamba. Terima kasih untuk Yang Mulia yang sudah memilih Hamba untuk mendampingi Yang Mulia" kata Putri Zetian.

Putra Mahkota mencium kening Putri Zetian, dalam hati dia berjanji tidak akan menyakiti Putri Zetian. Putri yang sangat dia kagumi dan dia cintai.

Dan mereka pun segera mengakhiri percakapan membahas negara, dan segera membersihkan tubuh agar lebih segar. Setelahnya mereka beristirahat di pembaringan.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang