Bagian 13

12.5K 1K 7
                                    

Setelah melihat beberapa pedang akhirnya mereka menemukan pedang yang sangat cocok untuk Putra Mahkota, setelah Putri Yuanshun membayar pedang itu mereka lalu pergi menuju ke kedai mie yang ada di dalam pasar.

Putri Yuanshun dan pelayannya sepertinya tidak terlihat nyaman berada kedai itu, karena kedai itu terletak di tengah - tengah pasar dan banyak sekali kuli barang yang ada di dalam kedai itu sehingga terlihat kumuh.

Putra Mahkota memasang muka bahagia dan senyum selalu menghias di bibirnya, antara senang melihat kesengsaraan Putri Yuanshun atau sedang bersandiwara.

"Apa kamu tidak suka berada disini, Putri?" tanya Putra Mahkota.

"Tidak tidak, saya sangat suka Yang Mulia" jawab Putri Yuanshun tergagap.

"Karena kamu terlihat tidak nyaman berada disini, ini adalah kedai mie kesukaanku. Karena dengan makan mie di kedai ini aku serasa dekat dengan rakyat Nanyi" kata Putra Mahkota sambil melihat sekeliling kedai.

Putri Yuanshun tersenyum mendengar kata - kata Putra Mahkota, dia sangat bahagia dengan perkataan Putra Mahkota.

"Akhirnya tinggal selangkah lagi, Putra Mahkota akan menjadi milikku. Rasakan kamu Zetian, kamu akan menderita melihatnya, dan aku?? Aku sangat bahagia melihat semua penderitaanmu" kata Putri Yuanshun dalam hati.

Mereka berdua lalu bercerita satu sama lain, setelah beberapa lama menunggu datanglah mie yang mereka pesan. Kemudian mereka makan mie dan bergegas pergi untuk berjalan - jalan menuju ke tempat yang lainnya.

Karena sudah terlalu lama mereka berjalan - jalan di kota Nanyi, Putra Mahkota memerintahkan para pengawal dan pelayan Putri Yuanshun untuk pulang terlebih dahulu ke Istana. Setelah mereka hanya bertiga, Putri Yuanshun mengajak Putra Mahkota ke kedai arak. Putri Yuanshun mengatakan pada Putra Mahkota bahwa dia ingin merayakan ini semua dengan meminum arak berdua dengan Putra Mahkota.

Putra Mahkota tersenyum kemudian menyetujui permintaan Putri Yuanshun. Putra Mahkota mengutus Pengawal Lian untuk memesan arak terkuat untuk merayakan sesuai permintaan Putri Yuanshun.

Setelah arak datang, pengawal Lian menyajikan untuk mereka berdua.

"Putri, bagaimana bila perayaan ini kita lakukan dengan memainkan permainan?" tanya Putra Mahkota.

"Permainan apa yang Anda maksud, Yang Mulia?" jawab Putri Yuanshun.

"Kita bermain suit, siapa yang kalah dia akan meminum arak ini" kata Putra Mahkota tersenyum.

"Baik, ayo kita lakukan permainan ini" jawab Putri Yuanshun dengan semangat.

Kemudian mereka pun memainkan permainan suit, dari awal bermain hingga akhir Putri Yuanshun kalah dalam permainan itu. Putra Mahkota menghukum Putri Yuanshun dengan meminum arak itu sampai mabuk.

"Putra Mahkota, aku bahagiaaa sekali. Akhirnya aku mendapatkanmu untuk selamanya" kata Putri Yuanshun sambil mabuk.

Putra Mahkota pun menggendong keluar Putri Yuanshun dan membawanya naik ke atas kuda, kemudian memerintahkan Pengawal Lian menghidupkan batu suara yang selalu dibawa Pengawal Lian. Pengawal Lian segera menghidupkan batu suara yang bisa merekam suara orang - orang disekitarnya kemudian memberikan kepada Putra Mahkota. Putra Mahkota meletakkan batu suara itu ke dalam balik bajunya.

Putri Yuanshun tanpa sadar menceritakan  semua kejadian dari awal hingga akhir tentang penindasannya pada Putri Zetian. Dalam keadaan mabuk dia menceritakan kejahatan yang dilakukan Ibunda nya dan dia pada Putri Zetian. Putra Mahkota terkejut akan hal itu, Putra Mahkota merasa sangat marah serta ingin membunuh ibu dan anak itu. Semua itu dilakukan karena inginkan Putri Zetian menderita.

Setelah sampai di depan Pintu Kerajaan Nanyi, Putri Yuanshun terlihat memuntahkan semuanya dan mulai tidur nyenyak. Putra Mahkota turun dari kuda lalu menggendong Putri Yuanshun untuk dibawa ke kamarnya yang berada di Paviliun.

"Cepat bersihkan Tuan Putri" perintah Putra Mahkota pada pelayan Putri Yuanshun.

"Baik, Yang Mulia" jawab para pelayan itu.

"Buatkan sup dan obat mual kalau dia bangun nanti berikan padanya" perintah Putra Mahkota.

"Baik, Yang Mulia" jawab para pelayan itu.

"Kerjakan sekarang juga, dan sampaikan pamitku padanya nanti" kata Putra Mahkota sambil berlalu pergi.

"Laksanakan Yang Mulia" jawab mereka serempak sambil berlalu lalang mengerjakan perintah Putra Mahkota.

Sambil membersihkan Putri Yuanshun, mereka bergosip ria (Gak di jaman dulu, jaman sekarang gosiippp mulu adanya. Hadeehh!! *tepok jidat*).

"Putra Mahkota terlihat sangat menyayangi Putri Yuanshun. Andaikan ada orang yang seperti itu, aku pastikan menjadi suamiku.Hi hi hi" kata pelayan Si

"Hush, kamu kalau berbicara jangan bermimpi. Nanti akhirnya jatuh tidak enak dan sakit hati" jawab pelayan Qin dengan tertawa.

"Akh, kamu selalu saja bahagia melihat temannya sengsara" kata pelayan Si.

Mereka berdua pun tertawa dan saling melempar humor lucu tentang Putri Yuanshun dan Putra Mahkota.

Dilain tempat terlihat dua orang sedang mengawasi paviliun Putri Zetian dari kejauhan. Mereka adalah Putra Mahkota dan Pengawal Lian.

"Aku sungguh tidak menyangka sebegitu kejamnya Selir Raja Li Zhi pada Ratu Huawen dan Putri Zetian" kata Putra Mahkota setelah mendengar perkataan Putri Yuanshun dalam keadaan mabuk.

"Hamba juga sangat kaget, Yang Mulia. Kasihan Putri Zetian, beliau disakiti hingga seperti itu tetapi selalu diam" jawab Pengawal Lian.

"Untuk itulah aku akan selalu menjaga kekasih hatiku ini, Lian. Ayo kita kembali ke rumah, kita tunggu saat perayaan berburu selesai. Aku akan mengungkapkan semuanya." kata Putra Mahkota.

"Baik, Yang Mulia" jawab Pengawal Lian.

Kemudian mereka turun dari pohon yang selalu digunakan untuk mengawasi Putri Zetian. Mereka mengendarai kuda dengan sangat kencang menuju ke Kerajaan Lin Hua.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang