Bagian 29

5.2K 572 7
                                    

Setelah bangun dari tidurnya, Putri Zetian menanyakan keberadaan Putra Mahkota.

"Bibi Yin, kemana perginya Putra Mahkota?" tanya Putri Zetian.

"Putra Mahkota sudah pergi ke tempat yang dilanda musibah, Putri" jawab Bibi Yin.

"Baiklah, Bibi. Siapkan makan pagi dan bawa pelayan untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita keluar" perintah Putri Zetian.

"Hamba Laksanakan, Putri" jawab Bibi Yin.

Setelah Putri Zetian selesai menyantap hidangannya mereka lalu bergegas untuk melihat kondisi rakyat yang sudah dibantunya kemarin. Sesampainya di desa itu, Putri Zetian mendapati Putra Mahkota sedang melihat sekitar pedesaan dengan Jenderal. Putri Zetian pun segera memeriksa rakyat yang telah dirawatnya kemarin.

"Apakah kalian sudah makan pagi?" tanya Putri Zetian.

"Belum, Putri" jawab para rakyat.

"Bibi Yin, tolong segera perintahkan pelayan dan tukang masak untuk menyiapkan makan pagi buat mereka" perintah Putri Zetian.

"Hamba Laksanakan, Putri" kata Bibi Yin sembari berpamitan untuk mengerjakan perintah Putri Zetian.

"Apakah sudah lama keadaan kalian seperti ini?" tanya Putri Zetian.

"Iya, Putri. Keadaan ini semakin parah belakangan ini, kami juga harus ke kota untuk pergi ke Tabib" jawab rakyat yang diperiksanya.

"Setelah kalian saya periksa segeralah makan dan beristirahat jangan lupa minum obat yang sudah aku berikan" kata Putri Zetian.

"Baik, Putri. Terima kasih karena kebaikan Putri sudah mau turun tangan merawat kami" jawab rakyat sambil menangis terharu.

"Sudah sepantasnya saya membantu kalian, karena kalau tidak ada kalian negara ini mungkin juga akan hancur" kata Putri Zetian sambil tersenyum.

Setelah semua rakyat diperiksa, Putri Zetian berkeliling di sekitar pedesaan itu. Dia mendapati bahwa sekeliling pedesaan itu sangatlah tidak sehat, banyak sekali kotoran hewan dan kotoran manusia berceceran. Putri Zetian sedih melihatnya, menurut dia desa yang dia datangi sekarang ini sangat kotor sekali.

"Bibi Yin, ayo kita bertemu dengan Putra Mahkota" kata Putri Zetian dan diiyakan oleh Bibi Yin.

Putra Mahkota yang melihat kedatangan Putri Zetian tersenyum.

"Apa yang sudah kamu lakukan? Wajahmu terlihat lelah dan sedih?" tanya Putra Mahkota sambil memeluk Putri Zetian.

"Setelah merawat para rakyat, aku pergi berkeliling. Aku melihat desa itu sangat kotor, wajar saja banyak sekali penyakit yang hinggap. Aku berencana meminta Putra Mahkota untuk memerintahkan semua pekerja dan mengajak rakyat untuk membersihkan desa dan membangun sebuah tempat mandi untuk umum. Tetapi sebelum itu aku ingin berkeliling dengan Putra Mahkota, aku ingin melihat apa yang cocok ditanam disini" jawab Putri Zetian.

"Istriku yang cantik, apakah kamu mau merenggut kewajiban suamimu ini?" tanya Putra Mahkota sambil tersenyum.

"He..he..he.. aku sebagai seorang Putri dan Istri, wajib membantu meringankan tugas suamiku. Apa yang sekiranya bisa bantu, aku akan bantu semampuku" jawab Putri Zetian.

Jenderal Zhang yang mendengar pembicaraan itu juga ikut tersenyum, dia tidak menyangka bahwa Istri dari Putra Mahkota ini sebegitu pedulinya dengan rakyat Negara Lin Hua.

"Baiklah, ayo kita pergi Istriku" kata Putra Mahkota sambil menggandeng Putri Zetian.

Jenderal Zhang mengikuti mereka untuk melihat area persawahan yang sangat kering kerontang.

"Bibi Yin, bawakan aku daun yang sudah kita bawa" kata Putri Zetian.

Bibi Yin segera memberikan apa yang diperintahkan Putri Zetian, Putri Zetian dengan sigap menerima daun yang diberikan Bibi Yin. Putra Mahkota dan Jenderal heran dengan apa yang dilakukan oleh Putri Zetian. Putri Zetian berjalan menuju ke beberapa titik dengan Bibi Yin dan menempatkan daun di titik yang sudah didatanginya.

"Apa yang kamu lakukan, Putri" tanya Putra Mahkota.

"Kita akan tahu besok pagi, tolong jangan diusik daun ini. Kita akan tunggu sampai besok pagi, kalau ada hal baik kita akan tahu segera" jawab Putri Zetian.

Setelah mereka melihat persawahan, Putri Zetian segera tahu dan sudah terlintas apa yang ada dibenaknya. Bibi Yin mencatat beberapa kebutuhan yang Putri Zetian minta. Putra Mahkota dan Jenderal Zhang yang melihatnya kebingungan, Putra Mahkota tidak menyangka bahwa Putri Zetian sungguh cekatan dalam mengerjakan beberapa hal.

Setelah itu mereka pun terlihat menuju ke pedesaan, Jenderal Zhang segera memerintahkan beberapa pengawal dan dibantu rakyat membersihkan kotoran dan membuat tempat untuk kamar mandi umum. Putri Zetian juga melihat bahwa perlu untuk membuat kandang hewan, agar hewan yang ada disana tidak berpencar dan membuat kotor desa itu.

"Putra Mahkota, apakah kamu tahu bahwa Tabib disini tidak ada? Jadi mereka terlambat untuk diperiksa, aku mempunyai ide bagaimana kalau Putra Mahkota membiarkan Tabib untuk sesekali mengunjungi daerah ini?" kata Putri Zetian.

Putra Mahkota dan Jenderal Zhang mendengarkan ide Putri Zetian, tidak terpikirkan oleh mereka bahwa masalah Tabib pun menjadi satu masalah besar juga yang harus diperhatikan. Mengingat jauhnya jarak desa itu ke kota dan terpencilnya desa itu sehingga membuat mereka kesulitan untum perjalanan ke kota.

"Boleh, nanti kita akan membicarakan hal ini pada Ayahanda Raja" kata Putra Mahkota.

Putri Zetian yang mendengar persetujuan Putra Mahkota pun segera tersenyum, dan dia pun berpamitan pada Putra Mahkota dan Jenderal untuk melihat kondisi rakyat kembali setelah makan pagi.

"Putra Mahkota, Hamba merasa apa yang Putri ungkapkan tadi jauh berada dipikiran kita. Dan Putri menemukan satu masalah besar dengan mudah, sehingga kita hanya perlu memperhatikan keadaan yang lain secara bertahap" kata Jenderal Zhang.

"Aku tidak merasa terkejut, karena aku tahu bahwa kejayaan Negara Nanyi juga sebagian besar adalah bantuan dari Putri Zetian. Itu sebabnya aku sangat mengaguminya, kecerdasannya dan kebaikkannya sangat dibutuhkan oleh desa ini" jawab Putra Mahkota bangga.

Jenderal Zhang melihat Putri Zetian yang sedang merawat rakyat dengan kasih sayang, dia bangga memiliki calon Ratu Lin Hua berikutnya seperti Putri Zetian. Jenderal Zhang yakin bahwa suatu saat Putri Zetian akan menjadi seorang Ratu yang sangat bijak dan baik hati.

Pengawal dan rakyat yang mengerjakan kamar mandi itu menyelesaikan dengan sekejap, hingga rakyat yang lain merasa senang melihatnya. Putri Zetian pun menjelaskan bahwa mereka tidak boleh lagi membuang kotoran sembarangan, dan dia pun mengatakan bahwa hewan ternak mereka akan dijadikan satu kandang biar tidak berpencar dan kotorannya tidak lagi mengotori desa itu. Semua rakyat didesa itu sangat senang, mereka berjanji akan merawat desa mereka mulai sekarang.

Sekarang desa itu terlihat sedikit bersih, tugas untuk merawat rakyat dan menjaga kebersihan desa itu menurut Putri Zetian sungguh membanggakan. Dia hanya menunggu hasil dari beberapa titik yang mereka datangi tadi besok pagi.

Menjelang sore mereka pun pulang ke tenda darurat untuk beristirahat. Putri Zetian terlihat lelah dia pun digendong oleh Putra Mahkota ke kamar tidurnya.

Putra Mahkota melihat Putri Zetian, dia sungguh senang memiliki seorang Istri terbaik seperti Putri Zetian. Dia membelai wajah Putri Zetian.

"Aku akan melihat beberapa kejutan yang kamu berikan padaku, Istriku" kata Putra Mahkota sambil mencium dahi Putri Zetian. Dan dia pun ikut tertidur disamping Putri Zetian.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang