Bagian 41

1.7K 268 22
                                    

Kegiatan pagi hari di Istana Huayang terlihat seperti biasa, para pelayan sudah sibuk dengan kegiatan masing - masing. Semua pelayan yang ada di Istana Huayang sebagian besar sudah tahu apa yang harus dikerjakan.

Sebagian pelayan membersihkan tanaman obat herbal dan menyiraminya, dan sebagian besar lainnya memetik daun - daunan herbal dan mengeringkannya. Dan yang lainnya membuat obat - obatan untuk kesehatan semua yang ada di Istana, ada yang merebus dan ada yang menumbuk.

Bibi Yin juga tidak lupa mempersiapkan alat mandi untuk Putra Mahkota dan Putri Zetian. Dia merebus ramuan herbal yang sudah diperintahkan oleh Putri Zetian untuk dipakai setiap kali mereka mandi.

Bibi Yin juga mempersiapkan baju yang akan dipakai Putra Mahkota dan Putri Zetian, mereka hari ini akan mendatangi desa untuk melakukan pengarahan agar bisa membuat desa itu maju dengan pesat.

Putri Zetian bangun dari tidurnya lalu membersihkan diri dengan segera, setelah itu dia membuat ramuan khusus untuk Putra Mahkota.

Putri Zetian sangat perhatian dengan semua orang yang ada disekitarnya, sifat di dunia nya terbawa ke dunia tempat sekarang berada. Apa yang dia kerjakan saat ini di dunia itu sama seperti apa yang dia lakukan dulu di dunianya. Putri Zetian teringat keluarga di dunia nya sendiri. Di dunia dimana seorang Adinda berada.

Sejenak dia memejamkan mata mengingat masa lalunya, apa yang dia alaminya saat ini adalah apa yang harus dia jalani sekarang.

Putra Mahkota melihat kesedihan di wajah Putri Zetian.

"Ada apa denganmu, Putri Zetian? Apakah ada sesuatu yang membuatmu sedih?" tanya Putra Mahkota sambil mengelus puncak kepala Putri Zetian.

"Tidak ada, Yang Mulia. Hamba hanya mengingat sebuah kenangan yang manis" jawab Putri Zetian sambil tersenyum.

"Benarkah? Tidak ada yang membuatmu bersedih?" tanya Putra Mahkota lagi.

"Tenang saja, Yang Mulia. Tidak ada yang membuat Hamba bersedih" jawab Putri Zetian dengan tegas..

"Lalu, apa kenangan manis yang kamu ingat? Apakah kenangan diwaktu kecilmu?" tanya Putra Mahkota.

"Kenangan saat hamba masih bersama keluarga hamba, Yang Mulia." jawab Putri Zetian.

"Hamba teringat, dimana Ibunda masih hidup dan juga diwaktu nenek hamba mengajari berbagai macam soal pengobatan dan cara memasak. Diwaktu itu Ibunda dan Nenek mengatakan bahwa seorang Putri tidak hanya duduk manis saja, seorang Putri juga harus bisa memberi kenyamanan, membantu pekerjaan suami kita, memberikan perlindungan di dalam rumah dan memberikan kasih sayang lewat makanan." tutur Putri Zetian dengan mata sembab menahan tangis.

"Ibunda dan Nenek selalu berpesan, jagalah suami dan sekelilingmu disaat mereka berada di dalam rumah. Karena siapa lagi yang akan menjaga mereka dikala mereka jauh dari kita." sahut Putri Zetian.

Putri Zetian memang sedang mengingat Ibunda dan Neneknya yang sedang berada di dunia lain. Dia selalu mengingat semua perkataan orang yang disayanginya itu.

Putra Mahkota sangat sedih melihat keadaan Putri Zetian, dia berpikir akan mengajak Putri Zetian mengunjungi Kerajaan Nanyi. Agar kesedihannya sedikit terobati dan tidak akan sedih lagi.

"Putri, bagaimana kalau kita pergi mengunjungi Kerajaan Nanyi sebentar? Agar kamu juga bisa mengunjungi Ayahandamu, dan kamu juga bisa mengenang memorimu disana." kata Putra Mahkota.

"Tidak perlu, Yang Mulia. Hamba hanya sesaat mengingat Ibunda dan Nenek saja. Pekerjaan kita disini juga masih banyak, apabila nanti sudah selesai semua boleh saja kita berangkat ke Kerajaan Nanyi untuk berkunjung" jawab Putri Zetian dengan senyum termanisnya.

"Baiklah kalau begitu keinginanmu, aku akan segera berangkat ke desa sebelah untuk memperbaiki keadaan disana. Kamu jangan keluar dulu, beristirahatlah. Aku tidak ingin kamu sakit, Putri" kata Putra Mahkota sambil mencium kening Putri Zetian.

Putri Zetian mengangguk sambil tersenyum, dan dia pun mengiringi kepergian suami tercintanya ke halaman depan.

Sesudah Putra Mahkota menghilang dari pandangannya, dengan segera Putri Zetian melihat pekerjaan para pelayannya. Memang Putri Zetian ini seorang Putri yang sangat teliti, semua pekerjaan yang menyangkut kesehatan serta tanaman herbal semua harus dalam pengawasannya.

Pelayan yang sudah tahu akan kebiasaan Putri Zetian pun segera mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan oleh Putri Zetian.

Mereka dengan segera bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan sebelumnya. Para pelayan sudah diberi perintah sebelumnya, mereka sudah diberikan tanggung jawab masing - masing. Ada yang khusus menanam dan merawat tanaman herbal, menjaga penjemuran tanaman herbal, menjaga penyimpanan tanaman herbal yang sudah kering dan membuat obat herbal untuk semua penghuni Istana.

Semua pekerja yang ada di Istana Putri Zetian sudah paham akan pekerjaan yang diperlukan oleh Putri Zetian. Tanpa ada pengarahan yang sangat membuat mereka pusing setiap hari, mereka sudah mengerjakan apa yang jadi pekerjaannya.

Putri Zetian sedang membuat obat herbal, dia menumbuk beberapa bahan untuk pembuatan obat herbal. Terlihat Putri Zetian sedang menyeka keringat yang bergulir di wajahnya. Memang hari itu matahari terlihat sangat terik, dan cuaca panas yang menyengat membuat orang - orang yang bekerja di Istana bercucuran keringat.

Bibi Yin membantu menyeka keringat yang bergulir di wajah Putri Zetian, sembari membantu Putri Zetian menyiapkan beberapa herbal yang akan di tumbuk. Bibi Yin juga tidak melihat secara pasti wajah Putri Zetian yang terlihat pucat pasi.

Tiba - tiba Putri Zetian terjatuh pingsan, semua pelayan dan Bibi Yin seketika terkejut.

"Pengawal, angkat Putri Zetian ke tempat tidur. Dan kalian panggilkan segera tabib istana" perintah Bibi Yin ke pengawal dan pelayan yang ada disana.

"Siapkan air dan segera lepaskan baju Putri, biar tidak berasa sesak" perintah Bibi Yin dengan tegas.

Mereka yang ada disana semua terlihat cekatan membantu Putri Zetian yang pingsan. Sembari menunggu Tabib Istana, mereka menyiapkan herbal untuk menyadarkan Putri Zetian dari pingsannya. Mereka sudah sangat mahir dengan itu, karena Putri Zetian sudah memberikan mereka beberapa resep untuk pertolongan pertama.

Tabib Istana datang membawa peralatannya dan langsung memeriksa keadaan Putri Zetian. Saat sedang memeriksa keadaan Putri Zetian, dari jauh terdengar langkah cepat yang berlari menuju ke kediaman Putri Zetian.

Terlihat Putra Mahkota sangat tegang karena mendengar berita bahwa Putri Zetian sedang sakit. Sambil menunggu Tabib Istana berhenti memeriksa Putri Zetian, Putra Mahkota berjalan mondar - mandir di depan tempat tidur Putri Zetian.

"Tabib, bagaimana keadaan Putri Zetian" tanya Putra Mahkota khawatir.

"Hamba sudah memastikan tentang kondisi Putri Zetian, Yang Mulia" jawab Tabib Istana.

Tabib Istana pun menjelaskan hasil dari pemeriksaannya kepada Putra Mahkota, dan seketika membuat Putra Mahkota beserta beberapa pelayan yang ada disana terkejut mendengarnya. Sampai Tabib Istana mengundurkan diri pamit pun mereka masih merasakan keterkejutannya.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang