Bagian 2

24.9K 2K 12
                                    

"Nona, mohon bangunlah. Hamba sangat ketakutan sekali, Nona" sang pelayan berupaya membangunkanku.

"Bibi, tolong ambilkan air" sahutku masih memejamkan mata.

"Baik Nona sebentar hamba ambilkan" jawabnya.

Aku terbangun duduk diatas tempat tidur, aku turun dari tempat tidur melangkah ke arah cermin. Aku memegang wajah itu, sangat terasa asing sekali.

"Ada apakah ini? Kenapa aku bisa sampai berada disini? Lalu siapakah gadis ini?" pikirku.

Tiba-tiba dari cermin muncul bayangan seorang perempuan dan sekelilingku terasa berhenti waktunya. Bayangan itu keluar dari cermin lalu menyentuh wajahku.

"Siapa kamu? Apakah kamu pemilik tubuh ini?" tanyaku.

"Perkenalkan aku adalah Wu Zetian. Aku adalah anak dari mendiang Ratu di kediaman Nanyi, aku diasingkan disini karena perintah Selir Pertama dari Raja Nanyi. Dia melakukan itu karena dia ingin menggantikan aku menikahkan anak perempuannya dengan Putra Mahkota Raja Lin Hua Ying Li Yunxiao. Aku sudah mati, lalu tergantikanlah arwahmu yang memasuki tubuhku. Tolong jaga tubuhku dan balaskan dendamku pada Selir dan anaknya. Selir dan anaknya lah yang membuatku terlihat seperti ini. Aku percayakan tubuhku padamu" jawab pemilik tubuh ini.

"Lalu seperti apakah perbuatan mereka hingga membuat kamu ingin membalas dendam pada mereka?" tanyaku kembali.

"Merekalah yang menyebabkan aku sakit, aku diracun sedikit demi sedikit. Dan racun itu membuat tubuhku menjadi seperti orang mempunyai penyakit menular. Ibu dan anak itu memang sangatlah kejam, Selir itulah yang juga menyebabkan Ibu ku mati. Dia meracuni ibuku, tetapi ayahku diam saja tidak mencoba mencari tahu semuanya. Aku membenci mereka semua, maka dari itu balaskan dendamku pada mereka semua. Jaga tubuhku dan Bibi Yin, aku percaya padamu Adinda" jawabnya.

"Baiklah aku akan menjaga tubuhmu ini, bagaimanapun juga kamu sudah meninggal dan sekarang tubuh ini akan menjadi tubuhku. Berikanlah saja ingatanmu padaku tentang masa lalumu, aku akan mencari cara bagaimana membalas dendam kepada mereka." sahutku pasti.

"Terima kasih Adinda" jawabnya sambil memegang wajahku lalu mendekatkan keningnya ke keningku.

Sekilas ingatan ingatan itu muncul satu persatu, membuat aku menjadi pusing. Tiba - tiba saja waktu seakan mulai berjalan lagi.

"Nona, ini air nya. Mari hamba bantu untuk membasuh tubuh Nona" kata Bibi Yin tiba-tiba.

"Terima Kasih, Bibi Yin" jawabku.

Lalu Bibi Yin menyeka seluruh tubuhku dengan lembut. Aku merasakan denyut nadi yang sangat lemah.

"Bibi Yin, apakah ada uang yang bisa dipakai untuk membeli sesuatu?" tanyaku.

"Ada Nona, Nona tidak pernah memakai uang tersebut selama berada disini. Jadi uang itu masih utuh, dan makanan juga dibawakan dari Rumah Utama." sahut Bibi Yin.

"Ambilkan kertas dan pena" jawabku.

Lalu Bibi Yin pergi mengambil beberapa barang yang aku minta, lalu menyerahkan padaku. Aku menulis beberapa obat herbal yang sekiranya ada dijaman sekarang ini.

"Pergilah keluar mencari beberapa herbal yang tertulis disana, jangan sampai ada orang yang tahu." ujarku.

"Baik Nona, hamba akan segera kembali" jawab Bibi Yin dengan heran.

Sambil menunggu Bibi Yin pulang dari membeli beberapa barang, aku memeriksa tubuh ini dengan seksama. Dan disana aku segera tahu bahwa aku sudah diracun sekian lama hingga menyebabkan tubuh ini menjadi lemah dan semakin memburuk. Meridian spiritual nya juga sudah memburuk hingga tidak bisa merasakan aliran udara dari luar.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang