Bagian 3

21.7K 2K 19
                                    

Bibi Yin membersihkan halaman tempat tinggal kami sekarang ini, dan aku menanam semua tanaman herbal yang sudah kami beli kemarin. Tanaman itu seperti sangat langka dikehidupan ini. Bibi Yin terlihat cerah dan lebih gesit dari yang sebelumnya. Dia mengatakan tubuhnya seperti kembali muda, terasa segar dan terasa lebih ringan. Tiba-tiba ada utusan dari Rumah Utama.

"Hamba Pengawal Kerajaan Qi Peng meminta ijin untuk bertemu" teriak pengawal itu.

"Masuklah" jawabku.

Pengawal itu terkejut melihat penampilanku yang mungkin sudah melewati batas kewajaran, aku terlihat lusuh baju ku kotor dimana - mana. Dan keringat membanjiri tubuhku, sehingga terlihat gemerlap dikulitku.

"Hamba Qi Peng menghadap ke Nona Muda. Hamba diperintah Paduka Raja untuk membawa Nona pulang ke Rumah Utama" kata pengawal itu.

"Apakah Paduka Raja tidak tahu aku mendapatkan penyakit yang menular?" sahutku.

"Maafkan Hamba Nona, hamba hanya diperintah untuk membawa Nona pulang kembali segera" jawab pengawal itu.

"Baiklah tunggu sebentar aku akan bersiap diri" jawabku.

Bibi Yin segera mempersiapkan semua barang yang aku butuhkan dan mempersiapkan diriku untuk pulang ke Rumah Utama. Dan tanaman herbal yang sudah aku tanam juga sudah dipersiapkan untuk dibawa.

"Aku sudah siap, mari kita pergi sekarang" kataku.

"Mari Nona kita berangkat" jawab pengawal itu.

Dan kami pun berangkat beriringan dengan gerobak untuk menuju ke Rumah Utama. Di jalan aku mencium beberapa bau herbal, dan kami pun berhenti disaat aku memerintahkan berhenti dan mengambil beberapa herbal yang aku perintahkan untuk diambil.

Setelah kami sampai di Rumah Utama, kami menghadap ke Kediaman Raja Nanyi.

"Hormat pada Yang Mulia Raja" kataku sambil membungkuk.

"Bagaimana keadaanmu anakku?" jawab sang Raja.

"Hamba dalam keadaan baik Ayahanda" jawabku.

"Aku mendengar kamu menderita sakit menular, karena itu aku memerintahkanmu pulang untuk upacara pembatalan pernikahanmu dengan Putra Mahkota" sahut Ayahanda.

Aku terkejut dengan perkataan ayahanda, aku kira dia akan membelaku dan mencarikan aku tabib atau dokter untuk memeriksa penyakitku. Ternyata hanya memerintahkan aku pulang untuk membatalkan pernikahanku dengan Putra Mahkota.

"Baik Ayahanda, Ananda pamit undur diri" jawabku.

"Kembalilah dan segera beristirahat" jawab Ayahanda.

Aku lalu meninggalkan Ruang Utama di rumah ini. Aku cepat-cepat pergi menuju ke Paviliun tempatku tinggal di Rumah Utama. Aku mulai membersihkan paviliun ini dengan Bibi Yin dan seorang pelayan yang masih muda. Aku melihat dia seperti ketakutan berada di dekatku, dan aku melanjutkan kegiatanku bercocok tanam tanaman herbal.

"Selir Kerajaan datang berkunjung" teriak pengawal di depan paviliun.

Kami pun menyambut kedatangannya walau dalam hati amarah meledak - ledak.

"Selamat datang Selir" kami membungkuk hormat menyambut kedatangannya.

"Bagaimana kabarmu Putri Tian?" tanya nya sinis.

"Hamba baik-baik saja Selir" sahutku.

"Bagaimana dengan penyakitmu? Apakah sudah membaik?" sahutnya melihat tajam ke arahku.

"Hamba masih terasa kesakitan Selir" bohongku.

"Beristirahatlah, besok akan diadakan upacara untuk pembatalan pernikahanmu" katanya sembari tertawa kecil.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang