Bagian 28

5.5K 578 5
                                    

Putra Mahkota kembali dari Aula Utama menuju ke Aulanya. Dia memikirkan kembali apa yang Raja Lin Hua tugaskan padanya. Sesampainya di Aulanya dia seperti terlepas semua beban dipundaknya, ketika melihat senyum manis dari Putri Zetian yang sekarang sudah menjadi istrinya. Putra Mahkota langsung membersihkan diri sebelum menghampiri istrinya.

"Suamiku, mari duduk. Kita makan bersama, aku sudah menyiapkan masakan untukmu" kata Putri Zetian dengan senyum mengembang.

"Baik, aku juga akan membicarakan beberapa hal padamu" jawab Putra Mahkota.

Mereka pun makan tanpa bersuara, disatu sisi Putra Mahkota memikirkan tugas yang diembannya di sisi lain Putri Zetian menerka - nerka apa yang akan dibicarakan oleh Putra Mahkota.

Setelah selesai semua para pelayan segera membersihkan meja makan. Dan Putra Mahkota pun mengajak Putri Zetian untuk ke taman yang berada di Aula mereka.

"Yang Mulia, ada apa denganmu? Apakah ada sesuatu yang membuatmu gelisah?" tanya Putri Zetian.

"Ayahanda menginginkan aku untuk menyelesaikan sebuah masalah yang sangat berat. Dan itu ada di Kerajaan Barat, aku berpikir untuk meninggalkanmu sendiri disini. Akan tetapi aku juga ingin kamu selalu berada disisiku" kata Putra Mahkota.

"Yang Mulia, dimana ada kamu disana akan ada diriku. Aku akan mengikuti kemana langkahmu pergi, apabila Yang Mulia Raja menginginkanmu untuk pergi ke daerah Barat. Aku akan ikut denganmu, mendampingimu dan merawatmu" jawab Putri Zetian dengan senyum.

"Baiklah, kalau itu kemauanmu. Segera berkemas, besok pagi kita akan melakukan perjalanan menuju ke Kerajaan Barat" kata Putra Mahkota dengan senyum yang lebar.

Mereka pun segera bergegas memerintahkan pada pelayan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan di Kerajaan Barat nanti. Dan Bibi Yin pun segera mengemas beberapa tanaman herbal dan obat herbal yang dibutuhkan.

Keesokan harinya mereka melakukan perjalanan menuju ke Kerajaan Barat, di sepanjang perjalanan Putri Zetian membayangkan keindahan perjalanan ke Kerajaan Barat. Sesampainya di wilayah Kerajaan Barat Putri Zetian sangat terkejut, dia melihat kekeringan yang melanda Kerajaan Barat. Putri Zetian berpikir keadaan Kerajaan Barat ini sangat mengerikan, lebih mengerikan daripada Kota yang kemarin dia datangi.

Putri Zetian melihat sungai yang kering, tanah yang tandus dan tiada satu pun tanaman hijau yang ada hanyalah tanaman berwarna kuning dan mati di sepanjang perjalanan. Putri Zetian terperangah memikirkan keadaan rakyat yang ada di Kerajaan Barat ini.

Sesampainya di Istana Kerajaan Barat Putra Mahkota dan Putri Zetian segera menuju ke kamar yang sudah dipersiapkan.

"Yang Mulia, begitu parahnya kota disini. Apakah tidak ada penanganan yang wajar?" tanya Putri Zetian.

"Para menteri sudah melakukan beberapa upaya tetapi semua gagal, untuk itulah Yang Mulia Raja mengutusku untuk menangani Kerajaan Barat" jawab Putra Mahkota.

"Yang Mulia, bolehkan aku melihat peta Kerajaan Barat ini?" tanya Putri Zetian.

"Boleh, akan tetapi untuk apa kamu melihat peta wilayah ini?" jawab Putra Mahkota.

"Sebagai seorang Putri, aku sungguh merasa kasian dengan para rakyat di Kerajaan Barat ini. Tetapi sebagai istri seorang Putra Mahkota di negara Lin Hua, aku wajib membantu suamiku untuk memecahkan masalah di Kerajaan ini" jawab Putri Zetian dengan senyum.

Putra Mahkota merasa lega, karena dia berpikir tidak salah memilih seorang Istri yang kelak akan menjadi Ratu di negara Lin Hua. Karena kebaikannya dan perhatiannya pada rakyat, Putra Mahkota yakin dia akan sangat dicintai oleh rakyatnya.

Putra Mahkota dan Putri Zetian menuju ke Perpustakaan untuk melihat peta wilayah itu, Putra Mahkota meminta Jenderal untuk menerangkan keadaan di Kerajaan Barat itu. Putri Zetian mengangguk - angguk memahami setiap apa yang disampaikan oleh Jenderal. Dia melihat Peta dan melihat beberapa wilayah yang memang benar - benar tandus.

"Untuk sekarang kita semua akan mengunjungi daerah di Barat ini. Kita akan melihat apa saja yang akan kita lakukan disana. Bibi Yin, persiapkan perlengkapan bawa beberapa obat dan tanaman herbal yang kemungkinan akan diperlukan. Jenderal bawalah persediaan makanan secukupnya dari Istana dan utus semua pelayan dan tukang masak untuk ikut bersama kita. Sekarang juga kita akan pergi kesana, dan jangan lupa bawa tenda" kata Putri Zetian.

Jenderal melihat Putra Mahkota, Putra Mahkota yang tahu keraguan Jenderal pun mengangguk seraya mengiyakan perintah Putri Zetian.

"Hamba Laksanakan, Putri" jawab Jenderal dan Bibi Yin yang segera pergi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperintahkan Putri Zetian.

Putri Zetian melihat ke peta dengan seksama, dia mempelajari beberapa bagian detil di peta itu. Putra Mahkota sangat kagum, hanya dengan melihat peta dan mendengarkan beberapa cerita dari Jenderal dia sudah memerintahkan semuanya dengan cepat dan cermat.

Putri Zetian yang merasa diperhatikan mengalihkan padangannya dari peta.

"Yang Mulia, apakah yang aku perintahkan itu salah?" tanya Putri Zetian.

"Ha..ha..ha..ha.. Tidak, istriku. Semua yang kamu lakukan itu benar, itu semua karena kamu mendengar bahwa rakyat sangat menderita untuk saat ini" jawab Putra Mahkota.

"Kita akan segera pergi untuk melihat kondisi yang sebenarnya disana, Yang Mulia. Kita bawa peta ini untuk dipelajari di perjalanan nanti" kata Putri Zetian.

"Baiklah, ayo kita mempersiapkan diri" jawab Putra Mahkota.

Mereka keluar dari perpustakaan dan mengganti baju untuk perjalanan ke tempat yang akan mereka tuju. Di tengah perjalanan, Putri Zetian dan Putra Mahkota membahas beberapa ide dengan melihat peta serta melihat tempat yang sebenarnya. Sesampainya disebuah desa, Putri Zetian sangat terkejut. Dia melihat desa itu seperti desa mati, dia melihat disana sini sepi tidak terlihat ada orang lalu lalang. Rombongan pun berhenti di depan rumah Penguasa Desa, Putri Zetian memperhatikan ke sekeliling dan menyimpulkan bahwa kekeringan yang dilanda di desa ini sangat parah.

Penguasa Desa pun mengajak mereka berkeliling dari rumah ke rumah, terlihat bahwa rakyat di desa itu sangat sayu dan hanya menunggu maut. Putri Zetian memerintahkan para pelayan istana dan tukang masak untuk membuatkan bubur yang diberi obat herbal. Sedangkan Putra Mahkota memerintahkan para pengawal untuk membangun sebuah tenda untuk Putri Zetian beristirahat. Putri Zetian ditemani oleh Bibi Yin dan beberapa pelayan mendatangi rumah - rumah rakyat di desa itu. Dia mencari tahu kondisi rakyat - rakyat disana, karena kelelahan dia mengatakan pada Bibi Yin untuk memerintahkan Jenderal membawa rakyat di desa itu untuk ke tenda darurat.

Jenderal segera melaksanakan perintah Putri Zetian, di dalam tenda terlihat Putri Zetian minum obat herbal untuk menambah staminanya. Bibi Yin yang hafal betul bahwa Putri Zetian kelelahan segera memberikan pijatan di bahunya dan memerintahkan pelayan membawa beberapa potong buah segar untuk dimakan oleh Putri Zetian. Putra Mahkota terlihat melihat kondisi desa dengan seksama, melihat sekeliling persawahan dan perairan yang sangat kering. Di tenda darurat terlihat juga beberapa rakyat yang sakit berdatangan untuk di cek kondisinya. Putri Zetian memeriksa mereka satu persatu, setelah diperiksa mereka diberi bubur herbal dan obat herbal untuk di makan dan di minum. Putri Zetian terlihat sangat serius merawat satu persatu rakyat di desa itu. Tidak terasa kegiatan yang dilakukannya hingga menjelang malam. Dimalam itu mereka terasa sangat lelah sekali, mereka pun pergi beristirahat karena kecapekan yang luar biasa.

Putra Mahkota tersenyum, dia merasa bangga akan istrinya. Tindakan cepat istrinya itu mengurangi beban yang dipikulnya untuk memperbaiki masalah yang dibebankan padanya.

"Sungguh beruntungnya aku, seorang Ying Li mendapatkan seorang bidadari cantik sepertimu. Seorang istri yang membantu suaminya memikul tanggung jawab besar untuk membangun Kerajaan ini. Aku sungguh mencintaimu Zetian" kata Putra Mahkota sambil mencium kening Putri Zetian.

Putra Mahkota melihat bulan yang menerangi tenda mereka sambil memikirkan beberapa masalah hingga dia tertidur.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang