Bagian 27

5.4K 601 6
                                    

Di Aula Utama terlihat Raja Lin sedang menemui para menteri dan membahas tentang kesejahteraan kerajaan untuk ke depan.

"Bagaimana menurutmu dengan pengairan yang ada di Kerajaan Barat, Menteri Huang?" tanya Raja Lin.

"Hormat Hamba, Yang Mulia. Untuk pengairan di Kerajaan Barat sudah hamba jalankan sesuai perintah Yang Mulia. Dan sepertinya pengairan tersebut mengalami kendala, Yang Mulia" jawab Menteri Huang.

Terlihat Raja Lin memikirkan cara yang terbaik di Kerajaan Barat agar bisa makmur untuk kedepannya. Raja Lin sudah kehabisan akal, karena berbagai upayanya belum membuahkan hasil sama sekali.

"Yang Mulia, hamba mohon maaf. Bagaimana kalau Yang Mulia mengutus Putra Mahkota untuk pergi ke Kerajaan Barat dan memeriksa bagaimana keadaan yang terjadi disana?" saran dari Menteri Huang.

"Benar juga idemu. Aku setuju, sudah saatnya Putra Mahkota belajar untuk memahami keadaan Kerjaan Lin Hua" jawab Raja Lin dengan mengangguk-angguk.

"Pengawal, panggil Putra Mahkota untuk menghadap" perintah Raja Lin.

Pengawal segera menuju ke kediaman Putra Mahkota untuk memberitahukan perintah Raja Lin.

"Putri Long He, datang menghadap" teriak pengawal di depan.

"Masuk" jawab Raja Lin.

"Hormat Hamba, Yang Mulia" kata Putri Long He.

"Ada apa, Putri Long He datang menghadap?" tanya Raja Lin.

"Yang Mulia, Hamba ingin mengajukan beberapa ide yang bagus untuk menyambut kedatangan Putri Zetian sebagai Istri Putra Mahkota. Hamba ingin Yang Mulia mengadakan Pesta Rakyat, dimana semua rakyat jelata dan para bangsawan bisa ikut serta didalamnya. Dan kita juga bisa mengadakan beberapa kegiatan dimana kegiatan itu juga termasuk Putri Zetian dan para Putri yang lain untuk berpartisipasi. Ini bisa juga untuk melihat dengan benar bahwa Putri Zetian memang pantas untuk menjadi Istri Putra Mahkota. Maaf apabila hamba lancang, Yang Mulia" kata Putri Long He.

Raja Lin Hua yang tahu bahwa Putri Long He ini sangat mencintai Putra Mahkota bisa melihat dengan jelas bahwa Putri Long He sangat tidak bisa menerima Putri Zetian sehingga memberikan ide mengadakan Pesta Rakyat, dimana semua rakyat jelata dan para bangsawan akan melihat dengan jelas apakah Putri Zetian memang yang pantas untuk menjadi Permaisuri Putra Mahkota.

"Benar juga apa yang kamu katakan, Putri Long He. Aku akan memikirkan kapan Pesta Rakyat ini akan diselenggarakan" jawab Raja Lin Hua menyetujui pemikiran Putri Long He, walau Raja Lin Hua tahu bahwa Putri Long He tidak bisa dibandingkan dengan Putri Zetian.

Dilain tempat terlihat Putri Zetian sedang mengganti busananya dengan baju rakyat biasa, Bibi Yin yang sudah mengikuti Putri Zetian tahu bahwasanya Putri Zetian melakukan penyamaran untuk melihat keadaan kota di Kerajaan Lin Hua.

"Bibi, ayo persiapkan diri. Kita akan melihat sekeliling Kerajaan Lin Hua" perintah Putri Zetian.

Bibi Yin dan Putri Zetian keluar dari Kerajaan Lin Hua dengan menaikki kereta kuda sederhana yang sudah disewa oleh Bibi Yin. Mereka melakukan perjalanan di persawahan dan menuju ke arah pasar, dimana mereka bisa menemukan beberapa kejadian di tengah rakyat jelata.

Tiba mereka dipasar kemudian mereka turun dari kereta lalu berjalan - jalan berkeliling pasar. Terlihat seorang pengemis tua yang memakai tongkat berjalan sempoyongan dan jatuh di tengah jalan. Orang - orang terlihat berkerumun melihat pengemis tua itu, mereka ingin membantu tetapi tidak tahu harus kemana. Karena mereka tahu bahwa tabib di rumah pengobatan yang ada disana tidak akan menerima orang yang tidak mampu.

"Ada apa ini?" tanya Putri Zetian.

"Ada pengemis yang jatuh dan terlihat sakit" jawab salah satu orang yang berkerumun.

"Mengapa tidak membantunya untuk dibawa ke Tabib terdekat?" tanya Putri Zetian.

"Apa kamu orang baru disini? Tabib tidak akan mau membantunya, karena dia miskin dan tidak bisa membayar biaya pengobatannya" jawab seorang perempuan paruh baya.

"Bawa pengemis itu ke tempat yang teduh" perintah Putri Zetian.

Terlihat beberapa orang mengangkat pengemis tua itu ke tempat yang teduh. Dan Putri Zetian segera memeriksa keadaan pengemis itu, dia kaget melihat pengemis itu mempunyai penyakit yang sama seperti rakyat jelata yang ada di Kerajaannya dulu.

"Apa kalian tahu tempat tinggal pengemis ini?" tanya Putri Zetian.

"Pengemis ini bertempat tinggal di bekas Kuil disebelah sana?" jawab salah satu orang yang ada disana.

"Baiklah, bisakah kalian membawa pengemis ini ke tempat tinggalnya?" tanya Putri Zetian.

Segera beberapa orang mencari tandu untuk membawa pengemis tua itu ke bekas Kuil yang tidak terpakai, Putri Zetian sangat terkejut dengan keadaan bekas Kuil itu. Disana dia melihat beberapa orang terlihat sangat kurus dan terlihat kesakitan. Beberapa anak kecil berlari setelah melihat bahwa yang ditandu adalah kakek mereka.

"Kakek.. kakek... kenapa kakek menjadi begini?" tangis mereka.

Setelah kakek tua itu dibaringkan di pembaringan yang sederhana, Putri Zetian memerintahkan Bibu Yin untuk mencari air yang bersih dan merebusnya. Beberapa rakyat yang membantu mereka segera ikut membantu mencari air bersih yang diperlukan.

Putri Zetian memerika kakek tua itu dan menanyakan beberapa hal yang terjadi. Ternyata dugaannya benar, bahwa para pengemis ini telah meminum air di sumur yang sudah terkena limbah beracun.

Setelah merawat kakek tua itu, Putri Zetian juga melihat beberapa orang yang terlihat kesakitan. Bibi Yin yang sudah hafal dengan keadaan itu segera merebus beberapa obat yang diperintahkan Putri Zetian. Dengan dibantu beberapa orang yang sehat, orang - orang yang sakit itu meminum obat yang sudah diberikan Putri Zetian. Putri Zetian berpesan pada mereka untuk rutin memberikan mereka obat itu. Sementara itu Bibi Yin mengambil air yang ada di sumur itu dan mengetesnya dengan jarum perak yang selalu dibawanya untuk mengetes beberapa makanan yang dihidangkan pada Putri Zetian. Setelah tahu akar masalah nya Bibi Yin membisiki Putri Zetian, dan Putri Zetian pun mengatakan sesuatu pada para pengemis itu.

"Apabila kalian nanti meminum atau memasak dengan air yang berada disumur itu, sebelum kalian memakainya lebih baik endapkan dulu semalam jangan langsung kalian pergunakan. Selama kalian mengendapkan air tersebut, berilah beberapa herbal yang aku berikan ini pada air itu. Semoga kalian kedepannya selalu sehat, aku akan rutin membantu kalian hingga sembuh" kata Putri Zetian sambil tersenyum.

Para pengemis yang melihat kebaikan Putri Zetian pun mengucapkan terima kasih berkali - kali padanya. Mereka menanyakan identitas Putri Zetian, Putri Zetian mengatakan bahwa dia hanyalah seorang pengelana yang tidak sengaja bertemu mereka.

Setelah mereka berpamitan pada para pengemis itu, kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan di pasar hingga di kota. Putri Zetian sangat tersentuh hatinya, dia melihat bahwa Kerajaan Lin Hua ini sangat tidak bagus penataannya. Dan Putri Zetian juga sangat sedih melihat padi yang ditanam para rakyat mengalami kegagalan.

Sesampainya di Kerajaan Lin Hua, Putri Zetian membersihkan diri dan menyiapkan masakan untuk suaminya yaitu Putra Mahkota. Dia ingin berkeluh kesah pada suaminya tentang apa yang dialaminya di perjalanannya tadi.

Reinkarnasi DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang