11

3.1K 263 45
                                    

"Yeonjun cepatlah! Kau ini lelet sekali!".

Soobin mengambil kunci mobil dan berjalan keluar, meninggalkan Yeonjun yang tergesa gesa menyusul.

"Ini" Yeonjun menyodorkan roti selai kacang ke hadapan Soobin setelah keduanya sudah berada di dalam mobil.

"Tidak mau! Kau saja!"

Soobin menolak dengan menyingkirkan tangan Yeonjun pelan.

"T-tapi ini selai kacang, ak-" ucapan Yeonjun terpotong saat Soobin memajukan wajahnya dan menggigit roti di tangan Yeonjun.

"Aku lupa" ucap nya lagi.

Yeonjun tersenyum, dia senang. Waktu itu ia sudah menceritakan tentang kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka berdua yang terbilang cukup lama, dimana Yeonjun yang memiliki alergi pada kacang, Soobin meminta maaf akibat perlakuannya itu pada Yeonjun. Soobin tau akan kesalahannya.

Tangannya kembali menyuapi Soobin yang sedang fokus menyetir.

Mereka sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, Soobin menepati janjinya untuk menemani Yeonjun Check up dan mengurus donor ginjal untuk Yeonjun.

Selama seminggu ini Soobin berubah, tidak lagi menyiksa atau berperilaku buruk pada Yeonjun, ya walaupun masih berkata kasar dan masih mengatai Yeonjun ini dan itu, tapi setidaknya Soobin tidak bertindak kasar lagi.

Sedikit cerita, paginya setelah mereka tidur malamnya dengan berpelukkan, Yeonjun terbangun karena merasa Soobin bergerak gelisah, dia terus mengigau seperti biasa, masih berhubungan dengan Lia.

Keringat bercucuran di wajah Soobin, Yeonjun yang melihat itu reflek menyeka keringatnya, alangkah terkejutnya Yeonjun saat merasakan panas di tangannya. Soobin demam.

Soobin demam selama 5 hari, dan selama itu juga Yeonjun menjaganya, tidak meninggalkan Soobin barang sedetik pun.

Semua pekerjaan kantor di ambil alih oleh Namjoon, Yeonjun memberi tahukan kepadanya bahwa Soobin sedang sakit.

Dan Yeonjun baru mengetahui sebuah fakta tentang Soobin, dia terkejut. Karena Soobin akan berubah menjadi manja saat demam.

Terbukti dengan Soobin yang terus merengek tidak mau di tinggal oleh Yeonjun yang hanya pergi keluar mencuci piring bekas makannya. Walaupun merengek dalam artian lain. Bukan rengekan khas anak kecil.

"Kalau kau berani melewati pintu itu, aku akan membunuhmu!".

Kurang lebih itulah rengekan yang Soobin keluarkan.

Yeonjun dibuat bingung namun sekaligus senang, dia bingung kenapa suaminya itu bisa bertindak semenggemaskan ini, kemana sifat temperamennya itu? Dan senang saat Soobin berperilaku baik padanya.

"Aku tadi malam menerima telfon dari Yoongi Hyung, bahwa pendonor untukku sudah ada" ucap Yeonjun yang kembali menyuapi Soobin. Terakhir.

Soobin mengunyahnya sebentar "itu karena aku yang menyuruhnya".

Yeonjun terkejut "maksudmu?".

Soobin berdecak "sebelum kita membicarakan tentang penyakitmu itu, aku menelfon pihak rumah sakit tempat kau mengikuti Check up rutin, di dalam kertas itu juga tertera nomor dokternya bukan? Dan juga aku menemukan di dalam nakasmu ada kartu nama Dokter Min itu, aku mengambilnya diam diam, kau tidak tau bukan?" Tanya Soobin.

Yeonjun menggeleng "aku tidak tau".

"Itu karena kau bodoh!" Ucapnya, melirik Yeonjun sebentar dan kembali fokus pada jalanan, perjalanan ke rumah sakit tinggal sedikit lagi.

Its Hurt But I Love You (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang