21

1.4K 118 24
                                    


Matahari sudah mulai mengintip dari ujung bukit, maka ini artinya kegiatan para warga kota itu harus sudah dimulai.

Para ibu mulai membersihkan rumah, menyiapkan sarapan dan membangunkan anak anak mereka, para ayah bersiap untuk pergi bekerja, menafkahi keluarga yang mereka miliki.

Dan para anak, akan berangkat menuju sekolah, menempuh ilmu agar dapat menghargai kerja keras orangtuanya.

Tok tok tok

"Soojun, ayo bangun, kau bisa terlambat ke sekolah"

Yang di panggil tidak menjawab, dengan pelan ibu satu anak itu membuka kenop pintu perlahan.

Yang pertama ia lihat adalah seonggok daging yang masih terbalut selimut. Hanya kepalanya saja yang di luar.

Yeonjun mendekat, duduk di pinggiran kasur seraya menatap anak semata wayangnya itu teduh.

"Soojun ayo bangun" ucap nya sambil mengelus kepala anaknya sayang.

/Kapan gw di bangunin emak begini ya Allah.

Terdengar lenguhan pelan dari sang empu.

"24 jam lagi bu" ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

Yeonjun memejamkan matanya sebentar. Berusaha sabar.

"Bangun Soojun, ibu akan pergi untuk menyiapkan sarapan, dalam waktu 5 menit kau tidak bangun, seperti biasa, uang jajan mu akan ibu potong".

Yeonjun mengucapkan nya masih dengan nada lembut, tapi bagi siapa yang mendengarnya itu sama sekali tidak terdengar lembut, dalam artian lain lebih terdengar mengerikan.

Setelah mengucapkan itu, Yeonjun melenggang pergi ke lantai satu. Ke dapur.

Soojun langsung membulat kan bola matanya. Lalu bergegas menuju kamar mandi sambil menggerutu.

"Selalu saja tentang uang jajan, tidak ada ancaman lain? Ibu menyebalkan"

.
.
.

Sementara di bawah, ada Yeonjun yang sedang menyiapkan sarapan.

Saat Yeonjun sedang sibuk membuat Gyeran mari atau telur gulung, dapat ia rasakan ada sebuah tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang.

Tanpa menoleh pun Yeonjun sudah tau siapa pelakunya.

"Sedang membuat apa cantik?"

"Sarapan, jangan memanggilku seperti itu Soobin! Aku laki laki" Yeonjun mencubit tangan Soobin yang ada di perutnya.

Soobin terkekeh pelan, cubitan Yeonjun tidak sakit. Hanya nyeri seperti di gigit semut megalodon.

Tangan Soobin mulai masuk ke dalam celah kaos yang Yeonjun kenakan, mengusap perut rata Yeonjun. Di iringi dengan beberapa kecupan di leher dan pundak Yeonjun.

Salahkan Yeonjun yang memakai kaos V neck kebesaran milik Soobin.

Lenguhan keluar dari mulut Yeonjun.

"A–apa yang kau lakukan?berhenti di sana Soobin"

Soobin tidak mengindahkan perkataan Yeonjun, dia malah memberikan Kissmark yang cukup jelas di tengkuk Yeonjun.

Erangan nikmat yang tertahan keluar dari bibir Yeonjun. Tidak! ini tidak benar.

"Soobin ku bilang hentikan, bagaimana kalau Soojun melihatnya!" Yeonjun berbalik dan mendorong tubuh bongsor itu dari nya.

"Ck? Kau bahkan membuat tanda, aishh menyebalkan!" Sungut Yeonjun sambil mengusap tengkuknya.

"Sana cepat ganti pakainmu, kau tidak ingin ke kantor?"

Its Hurt But I Love You (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang