19

1.9K 126 8
                                    

Dua Minggu kemudian....

Malam berganti pagi, Matahari mulai menampakkan dirinya ke permukaan. Sinar cahaya yang mengintip melalui jendela mengenai wajah tampan yang sempurna milik Choi Soobin.

Laki laki itu mengerinyit saat sinar tadi menerpa wajahnya. Merasa terganggu dan akhirnya mulai membuka mata perlahan.

Lengan kekar nya meraba raba tempat tidur di samping. Sadar, Soobin tersenyum tipis saat menyadari setelahnya. Kosong, tidak ada siapa siapa di kamar selain dirinya. Masih sama sejak dua minggu ini.

Soobin bangun dan duduk di tepian kasur. Mengusap wajahnya pelan lalu beralih mengambil segelas air putih di atas nakas. Netra nya kemudian menatap bingkai foto seseorang yang beberapa bulan ini sudah menemani hidupnya. Pria manis yang sangat di sayanginya.

Soobin beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.

Tidak berselang lama, Soobin sudah selesai dan sudah lengkap dengan pakaian nya, Soobin hanya memakai pakaian santai. Hari ini dia tidak bekerja, jadi tidak perlu memakai pakaian kantor.

Soobin turun dari kamarnya untuk ke bawah dan langsung saja berjalan keluar rumah, di luar sudah ada Mark yang menunggu.

Mark membukakan pintu mobil untuk Soobin, setelahnya ia memutar ke sisi sebelah dan ikut masuk ke dalam.

"Kita kemana dulu, Tuan?"

"Seperti biasa, Toko bunga milik Jaemin" Mendengar itu, Mark mengangguk dan segera menjalankan mobilnya menuju Toko bunga milik kekasih dari adik sepupunya itu.

Tidak membutuhkan waktu lama, karena memang jarak dari mansion milik Soobin dengan toko bunga Jaemin tidak begitu jauh. Mark memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil untuk membukakan pintu Soobin.

Soobin membawa tungkainya masuk ke dalam toko, setelah melewati pintu masuk, aroma khas dari berbagai bunga menerobos masuk Indra penciuman Soobin. Soobin tidak berbohong, itu membuat nya sangat nyaman.

"Tuan? Kau datang lagi"

Soobin tersenyum "aku datang, jaemin sudah ku katakan jangan panggil aku seperti itu. Cukup nama ku saja".

Jaemin mengangguk canggung "Maafkan aku, aku masih belum terbiasa. Soobin? Seperti biasa?".

Soobin mengangguk "ya, seperti biasa".

"Baiklah, tunggu sebentar biar aku ambilkan". Jaemin beranjak dari sana untuk mengambilkan pesanan Soobin.

Selagi menunggu Jaemin mengambil bunga pesanannya. Soobin mengelilingi beberapa bunga dengan warna dan jenis yang berbeda. Mengambil lalu mencium aromanya, setelah itu beralih ke bunga yang lain. Melakukannya berkali kali sampai sebuah suara menghentikan kegiatan nya.

"Soobin, ini bunga mu" jaemin datang dengan se-bucket bunga Krisan di tangannya.

Soobin menerima bunganya, setelah selesai dengan pembayaran, sedikit berbincang dengan Jaemin. Barulah Soobin beranjak menjauhi toko tadi.

Selama di perjalanan, Soobin hanya diam sembari menatap keluar jendela mobil. Melihat mobil yang berlalu lalang, gedung gedung tinggi dan beberapa pejalan kaki. Mark yang sedang menyetir hanya menatap tuan nya itu dari kaca di depannya.

"Maaf Tuan, kita sudah sampai" Mark membuyarkan lamunan Soobin. Sadar ketika ada yang berbicara padanya, Soobin pun mengedarkan pandangannya. Dan memang mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Soobin keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam gedung besar di depannya. Kemudian berjalan memasuki lift bersama Mark yang berada tepat di sampingnya.

Its Hurt But I Love You (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang